Monday, November 30, 2009

"Live or die, make your choice"

Saw VI (2009)
Perlu gw ceritain cerita film yang udah masuk seri ke-6 ini? Bagi yang gak tau serial Saw, film ini bercerita tentang serial-killer yang menangkap orang-orang yang dianggapnya tidak menghargai hidup dan menguji mereka dalam sebuah 'tes' gila untuk dapat bertahan hidup. Jigsaw killer, begitulah John Kramer (Tobin Bell), dipanggil oleh polisi dan media massa. Dalam film-film sebelumnya, diceritakan bahwa John terkena sebuah tumor ganas yang lambat laun memangsa dirinya. Sebelum ia meninggal pun, John dengan sangat pintarnya masih dapat menyusun rangkaian lika-liku tes-tes maut serta mempersiapkan 'penerusnya'.
Dalam film ke 6 ini, *sedikit Spoiler sih* penerus Jigsaw, detektif Mark Hoffman (Costas Mandylor) juga terus melanjutkan petuah dari Jigsaw. Kali ini, korbannya adalah seorang pimpinan asuransi kesehatan yang harus melalui tes dimana ia harus memutuskan siapa bawahan-bawahannya yang hidup dan siapa yang tidak.

Saturday, November 28, 2009

"Each and every man under my command owes me one hundred Nazi scalps. And I want my scalps!"

Di-set di Perancis pada saat di-invasi Nazi, Colonel Hans Landa (Cristoph Waltz) adalah seorang detektif Nazi yang dijuluki The Jew Hunter berkat kepiawaiannya memburu kaum Yahudi yang lari atau bersembunyi. Di tahun 1941, ia membantai seluruh keluarga Dreyfus di tempat persembunyian mereka. Tetapi, Shosanna Dreyfus (Melanie Laurent), anak tertua keluarga Dreyfus berhasil kabur.
4 tahun setelah pembunuhan keluarganya, Shosanna yang kini telah menyembunyikan identitas aslinya menjadi seorang Perancis pemiliki bioskop kecil, tanpa disangka harus berhadapan lagi dengan para Nazi. Frederick Zoller (Daniel Bruhl), tentara yang menjadi war-hero bagi Nazi meyakinkan produsernya, film Nazi yang dibintanginya, Nation's Pride, akan di premiere di bioskop Shosanna, dengan alasan akan lebih eksklusif serta ada rasa ketertarikan Zoller terhadap Shosanna. Shosanna melihat itu sebagai sebuah kesempatan untuk membalas dendam kepada para petinggi Nazi yang akan menonton di bioskop miliknya.
Di lain pihak, sekumpulan Yahudi asal Amerika yang menamakan diri mereka 'The Basterds' menjadi sebuah buah bibir baru di Perancis. Tim yang dikepalai oleh Lt. Aldo Raine (Brad Pitt) ini menebarkan terror dengan cara 'memangsa' tentara German yang mereka temui di jalan. Selain membunuh, mereka juga memotong scalps (bagian atas kepala) serta menandai lambang swastika di dahi tentara yang mereka lepaskan. The Basterds bekerja sama juga dengan aktris dan juga double agent, Bridget von Hammersmark (Diane Kruger), untuk membantai para Nazi saat mereka menonton Nation's Pride.
Apakah 2 rencana mass-massacre yang berbeda cara dengan satu tujuan ini akan berhasil?

Sunday, November 15, 2009

"The world as we know it, will come to an end"

2012 (2009)
Di tahun 2009, seorang scientist Amerika, Adrian Helmsley (Chiwetel Ejiofor) mengunjungi kerabatnya di India, Satnam (Jimi Mistry) yang telah menemukan bahwa terjadi badai matahari terbesar sepanjang sejarah. Hal itu juga membuat suhu temperatur pusat bumi naik secara drastis. Adrian yang langsung pulang ke Amerika lalu memberitahukan info tersebut kepada Chief of Staff dan juga kepada Presiden Amerika. Waktu meloncat menuju tahun 2012. Seorang limo driver di California, Jackson Curtis (John Cusack) yang dulunya seorang penulis buku, mengajak anak-anaknya untuk berkemah ke Yellowstone. Jackson telah bercerai dengan istrinya, Kate (Amanda Peet) yang sekarang sudah memiliki kekasih baru, Gordon (Thomas McCarthy).
Ketika di Yellowstone, Jackson tertangkap oleh tentara2 US karena telah melewati zona terlarang yang sangat rahasia. Disana ia bertemu dengan Adrian yang ternyata adalah penggemar bukunya. Masih curiga dengan apa yang disembunyikan oleh pemerintah, Jackson kemudia bertemu dengan penyiar radio eksentrik, Charlie Frost (Woodie Harrelson) yang memberitahukannya mengenai ramalan suku Maya tentang akhir dunia di tahun 2012. Awalnya Jackson tak percaya, tetapi sebuah gempa bumi yang sangat besar di California membuatnya yakin bahwa dunia akan hancur. Dari sinilah dimulai petualangan Jackson bersama seluruh keluarganya berjuang melawan maut yang mengelilingi mereka.

Monday, November 9, 2009

"No, my friends. This is now the United States of Zombieland"

Zombieland (2009)
Di-set di post apocalyptic Amerika, dimana negara adidaya tersebut sudah 'diambil-alih' oleh para Zombie. Jumlah manusia yang hidup pun bisa dihitung dengan jari. Colombus (Jesse Eisenberg) adalah seorang pria yang sedang dalam perjalanan menuju ke daerah rumah orang tuanya. Karena pertemuannya yang tidak sengaja dengan beberapa zombie, ia pun terpaksa berpergian dengan berjalan kaki. Di perjalanan, ia bertemu dengan seorang pria yang memberikannya tumpangan. Pria tersebut memiliki aturan untuk tidak memberikan nama masing-masing (dari situlah nama Colombus berasal, karena si tokoh utama ini mau pergi ke Colombus, Ohio), hanya dengan nama tujuan atau asal mereka. Maka dari itu Colombus memanggil pria tersebut Tallahasse (Woody Harrelson).
Di suatu supermarket terbengkalai yang mereka singgahi, mereka berdua bertemu dengan kakak beradik Wichita (Emma Stone) dan Little Rock (Abigal Breslin) *yang bisa diketahui bukan nama sebenarnya* yang ingin pergi ke taman ria Pacific Playland di LA yang berdasarkan rumor, tempat tersebut zombie-free. Ternyata, dua kakak beradik ini adalah penipu ulung dan berhasil mencuri kendaraan dan senjata Talahasse. Tetapi kemudian, Colombus dan Tallahasse bertemu lagi dengan Wichita dan Little Rock. Akhirnya mereka berempat memutuskan untuk bersama-sama pergi ke LA.

Sunday, November 8, 2009

"I don't want to get over her, I want to get her back"

Tom Hansen (Joseph Gordon-Levitt) adalah seorang pria yang percaya terhadap takdir dan cinta sejati. Walaupun ia ingin menjadi arsitek, tapi nasib membawanya untuk bekerja di perusahaan kartu ucapan. Ketika ia bertemu asisten baru bosnya, Summer Finn (Zooey Deschanel), ia langsung tertarik dengannya. Tetapi sayangnya, Summer tidak seperti Tom, yang percaya dengan true love. Summer memiliki pendirian untuk tidak memiliki kekasih. Ketika mereka mulai dekat, Tom dengan terpaksa menerima bahwa hubungan mereka bukanlah boyfriend-girlfriend-thing.
Tetapi sayangnya, hubungan mereka harus kandas di tengah jalan, walaupun Summer masih ingin berteman dengan Tom. Putus asa, dengan dibantu oleh sahabatnya, McKenzie (Geoffrey Arend) dan Paul (Matthew Gray Gubler) serta adik perempuan Tom *yang terkesan lebih dewasa dari Tom*, Rachel (Chloe Moretz), pikirannya pun membawanya loncat-meloncat dari hari pertama ia bertemu, perkenalan, pertengkaran pertama, hingga hari-hari paska putusnya hubungan mereka.

Saturday, November 7, 2009

"I just want to live my life and play my music, what's so wrong about that?"

The Visitor (2008)
Walter Vale (Richard Jenkins) adalah seorang professor yang tinggal di Connecticut. Dikarenakan oleh sebuah conference di New York yang harus ia datangi, ia terpaksa kembali ke apartemen lamanya. Betapa kagetnya ia ketika ternyata di apartemennya, ia menemukan pasangan yang tinggal di apartemennya; Tarek (Haaz Sleiman), seorang pemain djembe *gendang Afrika* asal Syria dan kekasihnya Zainab (Danai Jekesai Gurirai) asal Senegal. Pasangan tersebut menyewa apartemen tersebut oleh seorang kenalan yang mengaku pemilik tempat itu. Karena pasangan tersebut tidak memiliki tempat tinggal lain, Walter mengizinkan mereka untuk tinggal di apartemennya.
Keseharian Tarek bermain djembe membuat Walter penasaran untuk memainkannya. Tarek dengan senang hati mengajari Walter bermain djembe, bahkan mengajaknya untuk ikut dalam pentas djembe di jalanan. Dalam perjalanan pulangnya, karena kesalahpahaman, Tarek ditangkap di subway karena di duga teroris dan dijebloskan ke detention center. Ibu Tarek, Mouna (Hiam Abbass) pun akhirnya datang dari Michigan, cemas karena tiada kabar dari Tarek. Mengetahui anaknya di penjara dan terancam di deportasi, ia tidak mau beranjak dari New York. Walter pun berusaha untuk mengeluarkan Tarek dari penjara, karena akhirnya setelah ditinggal mati istrinya, untuk pertama kalinya Walter merasakan kehangatan teman dan keluarga.

Sunday, November 1, 2009

The Greatest Albums I've Ever Heard

Untuk ngisi kekosongan, pengen berbagi info aja nih. Sebenernya udah lama banget nih pengen bikin ginian, cuman ga sempet terus. Yah sekarang mumpung lagi jarang nonton, mending bikin ini aja ya. Pertama-tama cuman pengen bilang, album-album yang akan gw sebutkan dibawah adalah album-album dengan lagu2 terbaik yang pernah gw denger. Inget, bukan the greatest ever, tapi greatest I've ever heard, jadi ga usah protes kalo ga setuju, namanya jg selera orang.
Album-album yang gw cantumkan dibawah gw pilih bukan berdasarkan artisnya. Tapi lebih ke keseluruhan lagu-lagu didalamnya. Whether its the m
usicality or even the lyrics. Gw paling suka dengan lagu2 yang musiknya asik dan liriknya inspiring. Bisa dibilang selama ini, gw cuman suka beberapa lagu dalam satu album, gak semua. Nah hanya ada beberapa album yang SAMPAI SAAT INI bisa membuat gw 'tahan' dengerin satu album. So here are they, the greatest albums I've ever heard....

6. Kisah Klasik Untuk Masa Depan - Sheila On 7 (2000)
Used to be one of the no.1 bands in Indonesia. Dengan musik yang sangat easy listening, berjiwa muda serta penuh semangat dan juga ditambah lagi dengan lirik-lirik, yang walaupun cheesy, tapi sangat memorable. Sebelum jamannya Ungu, Samsons, ST12, Wali mengisi soundtrack2 sinetron Indonesia, Sheila On 7 sudah pernah berada di posisi tersebut. Lagu-lagu dalam album ini terasa begitu sempurna, walaupun masih bermain di sektor cinta-cintaan. Dulu mungkin dengan gaya mereka yang, no doubt, sangat cool, membuat gw mengidolakan mereka. Ditambah lagi gosip horror dibalik pembuatan lagu 'Sephia'. Sheila On 7 bagaikan role model bagi remaja-remaja saat itu *sok tua banget gw*. Tapi sayang, album-album penerusnya tidak mampu melebihi maupun menyamai kualitas album terbaik mereka sampai sekarang ini. Memang sebuah kisah klasik.
Most Favorite Track(s): Sahabat Sejati, Bila Kau Tak Disampingku


5. Stripped - Christina Aguilera (2002)
Well, this is random. Kritikus memberikan nilai yang tidak terlalu baik untuk album ini, menjadikan album ini adalah album Christina Aguilera dengan nilai terendah di situs metacritic.com. But who cares? Christina Aguilera has been one of the best and most desirable female singers nowadays for me. Gw masih inget ketika video 'Dirrrty' di banned di MTV (lagi bulan puasa tuh) walaupun ia menjadi Artist Of The Month saat itu. Cover albumnya pun terpaksa di beri 'sampul tambahan' ketika dijual di Indonesia. Dengan rasa penasaran pun gw beli albumnya and I was so amazed. The album was so energetic, emotional and real. Beberapa lagu memang tipikal lagu 'joged2an' biasa. Tapi selain itu, terdapat lagu2 penuh pesan yang dalam, khususnya untuk women's right. Dengan dipenuhi lirik2 yang sangat catchy, musik yang easy listening dan sangat addictive, membuat gw menyatakan bahwa ini adalah album terbaik Christina.
Most Favorite Track(s): Soar, Fighter, Can't Hold Us Down, Beautiful


4. These Streets - Paolo Nutini (2006)
Refreshing! Sebelumnya gw tidak akan pernah menduga dibalik muka boyish penyanyi asal Scotland yang saat itu masih pendatang baru itu memiliki suara yang berat. Dengan musik yang sangat berbeda dengan musik-musik lainnya, membuat album ini terasa begitu menyegarkan. Aksen british nya mungkin sedikit membantunya dalam memainkan gitar serta menyanyikan lagu-lagunya. Dengan lirik yang cerdas pula membuat Paolo Nutini pendatang baru yang sangat menjanjikan. Sayang promosi nya tidak begitu besar di luar Eropa. Di US pun single 'New Shoes' nya hanya 'numpang lewat'. Walaupun begitu, lagu-lagu dalam album ini sangat lah memorable. Peaceful. Simple but spectacular.
Most Favorite Track(s): These Streets, Jenny Don't Be Hasty, Rewind, Last Request


3. A Rush Of Blood To The Head - Coldplay (2002)
Forget Viva La Vida, X&Y or even Parachute for a while. This is the album that got me attracted to Coldplay. Masih inget gw bagaimana The Scientist demen banget nempel di kepala gw saat itu. Coldplay, hands down, adalah salah satu band terbesar di dunia saat ini. Album-album yang mereka keluarkan mayoritas meraih banyak kesuksesan dimana-mana baik bagi para fans maupun kritikus. Dengan lirik2 khas Coldplay yang dalam, bermakna serta tidak biasa, dan dengan musik yang originally wicked. Tapi album ini adalah alasan mengapa gw jatuh cinta dengan Coldplay. The artwork itself was so amazing. Lagu-lagu di album ini sangat lah indah. Musiknya pun gak kalah bagusnya. All hail Coldplay!
Most Favorite Track(s): Clocks, The Scientist, In My Place


2. The Black Parade - My Chemical Romance (2006)
Dengan kesuksesan luar biasa dari single 'Helena' di album pertamanya Three Cheers for Sweet Revenge, membuat banyak orang akan menduga My Chemical Romance tidak akan kembali mengambil hati publik. Semua itu terbukti salah ketika MCR merilis album keduanya, The Black Parade. Dengan album ini MCR seakan membuktikan bahwa mereka disini untuk menguasai industri musik. Bisa dibilang band ini turut mempopulerkan demam 'emo' di dunia, walaupun sebenernya lagu-lagu mereka bukan termasuk lagu2 emo. Dibandingkan album debutnya, album kedua mereka ini sangatlah terkonsep rapi serta lebih baik secara kualitas. Baik dari segi musik yang diwarnai dengan eksperimen2 berani dan berbeda, serta lirik-lirik yang provokatif dan penuh energi walaupun agak kelam karena album ini memang lebih banyak berbicara mengenai 'kematian'. Oiya, dari semua artis2 yang gw cantumkan albumnya disini, cuman MCR yang baru gw tonton live ketika mereka konser di Jakarta setahun yang lalu. One word: Awesome!
Most Favorite Track(s): Cancer, Teenagers, I Don't Love You, Welcome To The Black Parade, Disenchanted


1. Continuum & Heavier Things - John Mayer (A TIEE!!)
Predictable, so predictable. My number one and the most inspiring musician ever (despite the fact about his so-called stupid mouth). John Mayer memang sangat berbeda dengan penyanyi dan penulis lagu yang ada saat ini. Sebagai salah satu musisi terbaik sepanjang sejarah, Mayer bisa dibilang sangat brilian dalam membuat lagu, baik mengaransirnya maupun menulis. Lagu-lagu yang ia ciptakan, dari segi musik gak pasaran tapi tetap easy listening dan catchy. Lirik? The best lyric writer ever. Mau lagu cinta kek, mau lagu apa kek, dia rajanya. Mayer menulis lagu yang bagus udah kayak nafas, lancar banget. Liriknya kayaknya gak asal bikin dan ga asal jadi aja, bener2 dipikir mateng2 dan sangat2 puitis. Akhir-akhir ini Mayer lebih sering menulis lagu2 dengan tema kedamaian maupun kehidupan. Karena itulah lirik2 yang ditulisnya sangat dalem. Sebenernya ingin hanya memilih salah satu dari kedua album terbaiknya ini (kudos jg buat Room For Squares, his debut album and as great as the next twos), tapi gw gak mungkin memilih *caelaaah* hahaha 2 album ini memiliki lagu-lagu yang sangat superb. Semua, sekali lagi, SEMUA lagu dalam 2 album ini memiliki magis masing-masing yang sulit dicari tandingannya di penyanyi lain. Masih menunggu untuk album keempatnya, Battle Studies yang rencananya akan dirilis 17 November nanti, CANT WAIT!
Most favorite track(s) from Continuum: Stop This Train, In Repair, The Heart Of Life, Bold As Love (practically I LOVE every one of them)
Most favorite track(s) from Heavier Things: Come Back To Bed (my most favorite Mayer song of all time), Daughters, Clarity, Bigger Than My Body, and yes EACH OF TIME WAS FANTASTIC!