Sunday, December 25, 2011

Review: Sherlock Holmes: A Game of Shadows (2011)

Plot: Dengan ramainya bom-bom yang dicurigai sebagai aksi grup teroris, Sherlock Holmes (Robert Downey Jr) menyelidiki beberapa kejadian aneh yang berlangsung di beberapa negara yang semua tertuju kepada sebuah nama: Professor James Moriarty (Jared Harris). Setelah Holmes sukses menggagalkan pembunuhan seorang gypsy, Simza Heron (Noomi Rapace), mereka bertiga bersama sahabatnya yang kini telah menikah, dr. John Watson (Jude Law) bahu membahu untuk mencari kakak Simza yang ternyata tergabung dalam sebuah plot berbahaya yang disusun dengan cerdik oleh Moriarty. Holmes really have found his match.

Saturday, December 17, 2011

Review: Martha Marcy May Marlene (2011)

Plot: Lucy (Sarah Paulson) tiba-tiba dikagetkan dengan sebuah panggilan telepon yang berasal dari adiknya, Martha (Elizabeth Olsen) yang selama 2 tahun ini telah memutus hubungan dengan keluarganya. Khawatir, Lucy kemudian menemukan darimana asal telepon tersebut dan berhasil menjemput Martha yang kemudian diizinkan untuk tinggal sementara waktu bersama Lucy dan suami nya, Ted (Hugh Dancy). Secara sekilas, Martha tampak sehat-sehat saja, tetapi yang Lucy tidak tahu adalah Martha ternyata tengah dalam proses melarikan diri dari sebuah cult yang abusive di bawah pimpinan Patrick (John Hawkes). Keadaan diperburuk ketika Martha mengalami disorientasi waktu dan paranoid terhadap keadaan sekelilingnya.

Friday, December 9, 2011

Review: The Ides of March (2011)

Plot: Stephen Meyers (Ryan Gosling) seorang, manajer kampanye junior untuk seorang gubernur, Mike Morris (George Clooney) yang mencalonkan dirinya untuk menjadi the next no.1 man in the world aka the president of USA. Meyers adalah seorang yang idealis dan cenderung naif, agak sedikit berbeda dengan seniornya, Paul Zara (Phillip Seymour Hoffman). Meyers kemudian tertarik dan mulai berhubungan dengan seorang intern bernama Molly Stearns (Evan Rachel Wood) yang ternyata menyimpan sebuah rahasia yang mampu menghancurkan kampanye Morris yang pada akhirnya berujung pada dilema Meyers untuk mempertahankan idealisme yang ia pegang selama ini.