Wednesday, April 18, 2012

Review: The Intouchables (2011)


Plot: Akibat sebuah kecelakaan paragliding yang dialami oleh seorang milyuner, Phillipe (François Cluzet), ia harus menerima fakta bahwa dirinya kini telah lumpuh dari leher sampai ke kaki nya. Phillipe pun berusaha untuk mencari seorang caretaker yang bersedia untuk merawatnya dan mengurusi semua aktivitasnya. Seorang pemuda bernama Driss (Omar Sy) tiba-tiba datang ke dalam interview hanya sekedar untuk mendapatkan tanda tangan agar ia dapat menerima bantuan keuangan dari pemerintah. Lewat gaya nya yang blak-blakan dan sedikit nyeleneh, Phillipe malah memutuskan untuk meng-hire Driss.

Review: Beberapa malam sebelum Jean Dujardin memenangkan piala Oscar untuk perannya dalam film The Artist, tanpa diduga ia malah kalah di kampung halamannya. The Artist memenangkan 6 dari 10 piala Cesar Awards (Oscar-nya perfilman Perancis), termasuk Best Film (bahkan Berenice Bejo untuk Best Actress!) tetapi tidak untuk Best Actor. Piala Cesar untuk Best Actor jatuh kepada Omar Sy lewat sebuah film yang diangkat dari kisah nyata berjudul The Intouchables. Walaupun Best Actor hanyalah satu-satunya piala yang didapat oleh film ini, The Intouchables sudah menjadi film Perancis terlaris sepanjang masa ke-2 di negaranya hanya dalam beberapa minggu setelah film ini tayang. Bahkan film ini 'dinobatkan' sebagai 'cultural event of the year 2011' oleh warga Perancis. Penulis naskah sekaligus sutradaranya, Olivier Nakache dan Éric Toledano terinspirasi dari sebuah kisah nyata yang mereka tonton dari sebuah film dokumenter. Dan layaknya sebuah film asing yang mendapat sambutan meriah, The Weinsten Co, distributor The Artist, juga akan mendistribusikan film ini ke negara-negara lain serta telah memiliki rights untuk membuat remake versi Hollywood-nya. 

Jalan cerita Intouchables sebenarnya lumayan klise dan sudah sering menjadi tema film-film sejenis, tentang unlikely relationship dari dua orang dengan background dan 'kasta' yang berbeda serta sifat yang bertolak belakang. Against all odds, mereka malah menjalin sebuah persahabatan dimana mereka masing-masing terinspirasi serta belajar dari satu sama lain. Phillipe belajar untuk lebih menikmati hidup dan tidak lagi kaku terhadap hubungan 'surat-menyurat' antara seorang wanita yang dianggap Driss sebagai hal yang 'ridiculous'. Sedangkan Driss diperkenalkan oleh Phllipe ke dunia seni yang membuatnya tertarik untuk membuat lukisan abstract. Sebenarnya agak membingungkan bagaimana Phillipe bisa bertahan dengan kelakuan Driss sebagai caretaker-nya. Keadaan ini sempat membuat orang-orang terdekat Phillipe khawatir, ditambah lagi tentang latar belakang Driss yang kurang begitu baik. Walaupun Phillipe dengan tegas sempat menyatakan bahwa alasan mengapa ia nyaman dengan Driss adalah karena Driss is not a 'kiss ass', maksudnya tidak 'mengasihani' Phillipe dengan pity atau malah fake pity. Pun begitu, saya masih merasa hubungan keduanya kurang believable. Tapi mungkin itu y`ng juga membuat film ini jadi tidak begitu lebay ya.

Selain hubungan Phillipe dan Driss tadi, sayangnya hubungan antara Driss dan keluarganya kurang begitu dalam digali. Sebenarnya sudah lumayan cukup ditampilkan sih, tapi kalo lebih diperdalam lagi, sepertinya aspek heartwarming bisa lebih mengena lagi. Setelah menyaksikan film ini, mungkin saya mulai bisa mengerti mengapa Omar Sy mampu menumbangkan seorang Jean Dujardin dan merebut piala Cesar tersebut. Memang, menurut saya Dujardin masih sedikit lebih baik penampilannya, tetapi Omar Sy juga tak kalah menarik perhatian. Karakter Driss mungkin bisa dibilang lebih likeable. Sama seperti karakter Guy dalam The Artist, Driss juga lah sebenarnya yang mengangkat film ini. Dia yang membuat Intouchables lebih 'hidup', lewat kelakuannya yang kadang nyeleneh, jokes-jokes asal yang keluar dari mulutnya, hingga sisi melankolis untuk membantu keluarganya yang selama ini ia telantarkan. Walaupun partner mainnya, Francois Cluze (Phillipe) hingga peran pembantu lain seperti; Audrey Fleurot sebagai Magalie dan Anne Le Ny sebagai Yvonne, asisten Phillipe, bermain lumayan baik, tetapi tetap Omar Sy lah yang menjadi bintang dalam film ini. Dan untungnya, Omar Sy memberikan penampilan yang begitu menyegarkan.

Overview: Sebagai film yang digadang-gadang sebagai 'cultural event of the year' di negara asalnya, menurut saya The Intouchables agak sedikit overrated. It's a great film actually. Funny, well acted and directed, some parts are realistic and touching but as a whole, it's not really that heartwarming, at least for me. Saya tidak begitu merasakan kedekatan hubungan antara Phillipe dan Driss dalam film ini. Yah mungkin itu menjadi kan film ini tidak terlalu dramatis, but still, I want to be a little bit moved by their friendship :p  Mungkin juga terpengaruh dari sisi kultur Eropa juga yaa. But despite that tiny minus I felt, Intouchables is actually a touching film, with more than enough hilarious moments and inspiring. Well, to conclude, it's a pretty nice treat. 


[B]
The Intouchables  (2011) | Comedy, Drama | Cast: François Cluzet, Omar Sy, Audrey Fleurot, Clotilde Mollet, Anne Le Ny, Alba Gaïa Kraghede Bellugi | Screenplay and directed by: Olivier Nakache and Éric Toledano

1 comment: