Saturday, January 1, 2011

Review: Black Swan (2010)

Plot: Nina Sayers (Natalie Portman) adalah seorang ballerina yang tergabung dalam kelompok balet prestigius, New York City Ballet Company. Nina adalah seorang yang perfeksionis, hal tersebut lah yang membuat Nina terkadang terlalu kaku, uptight dan berambisi untuk menjadi sempurna. Itu mungkin juga dipengaruhi oleh sikap ibunya, Erica (Barbara Hershey), yang juga mantan penari ballet dan selalu mengontrol kehidupan Nina. Ketika artistic director company tersebut, Thomas Leroy (Vincent Cassel) hendak mencari penari baru untuk pertunjukkan Swan Lake mendatang, Nina pun berusaha sangat keras mendapatkan peran tersebut. Pemeran utama pertunjukkan tersebut harus dapat memerankan 2 tokoh; White Swan dan saudarinya Black Swan yang lebih sensual dan seductive. Nina yang rapuh memang sangat pas memainkan peran White Swan, tetapi dalam pertunjukkan tersebut, tetapi ia dinilai tidak pantas dan kurang sesuai ketika memerankan Black Swan. Thomas pun mulai melirik Lily (Mila Kunis) yang lebih loose dan sesuai dengan karakter Black Swan. Dari situlah 'perjalanan' psikologi Nina membawanya ke titik yang dapat membahayakan nyawanya.

Review: Darren Aronofsky saat ini bisa disebut sebagai salah satu sutradara kelas-A di Hollywood. Jujur, menonton filmnya aja, gw baru hanya melihat The Wrestler. Itu pun telat banget hahaha But for sure, ada satu magis yang Aronofsky tuangkan dalam film tersebut. Tahun ini, Aronofsky kembali hadir dengan Black Swan, sebuah psychology thriller. Black Swan sampai sejauh ini sudah banyak menuai pujian dari berbagai pihak. Banyak kritikus yang menempatkannya menjadi salah satu film terbaik tahun ini, banyaknya penghargaan yang ia terima (the record breaking 12 nominations in Critics Choice Awards) serta laris dalam peredarannya walaupun ditayangkan di limited theaters (again, record breaking).

Awalnya sih gw gak pernah kepikiran film ini akan berubah ke satu film suspense slash thriller. Setelah trailernya malah semakin penasaran, jangan2 film monster(?! -- dan untungnya tidak). Black Swan ini bercerita tentang obsesi. Obsesi seorang Nina Sayers, yang mungkin udah terlalu muak dengan tekanan yang tidak langsung diberikan oleh ibunya atau memang tahu bahwa impiannya bisa-bisa gagal terwujud, desperately ingin menjadi peran utama dalam show tersebut. Nina yang juga akibat ketakutan atas persaingannya mendapatkan peran utama pun akhirnya lambat laun menjadi out-of-control. Mendambakan menjadi sempurna, ia mencuri barang-barang milik Beth (Winona Ryder), Swan Queen sebelumnya yang terpaksa pensiun karena umur. Menginginkan peran Swan Queen, Nina pun mencoba untuk mendapatkannya dengan 'main belakang'. Hubungan archenemy nya dengan Lily pun membawa Nina dalam suatu eksplorasi seksual yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan. Ya, Black Swan bercerita tentan good girl gone bad. Real bad.

Natalie Portman yang bermain sebagai Nina Sayers adalah bintang dalam film ini. Performance Portman dalam film ini bisa dibilang sebagai salah satu yang terbaik untuk tahun 2010. Sisi fragile dan vulnerable seorang Nina Sayers benar-benar dimainkan oleh Natalie dengan sangat apik. Dan ketika seorang Nina kehilangan kendalinya yang selama ini tenang, Portman juga memberikan penampilan yang sangat convincing. Selain berakting dengan baik, dedikasinya terhadap film ini juga ia tuangkan dengan berlatih menjadi seorang ballerina selama berbulan-bulan -atau bertahun-tahun. Hasilnya? Luar biasa. Gw memang tidak familiar dengan pertunjukkan ballet, tapi melihatnya dari kacamata orang awam, gw bisa membayangkan bahwa Nina ini benar2 seorang penari ballet yang jago banget.

Selain Portman, yang patut diberi applause untuk permainannya tentu Barbara Hershey dan Mila Kunis. Hershey yang memerankan ibu Nina yang selalu mengontrol kehidupan Nina dan otomatis mengekangnya bermain cukup 'serem'. Mila Kunis on the other hand, juga memberikan performance yang oke. Tempting dan... berbahaya in a good way hahaha Selain Aronofsky dan Portman, thanks to Mark Heyman, Andres Heinz serta John J. McLaughlin yang menulis skripnya yang brillian. Lalu Matthew Libatique yang telah menangkap beautifully-shot scenes yang dengan pas menangkap permainan ballet pemain-pemainnya, dan tentu saja Clint Mansell, long-time partner composernya Aronofsky yang membuat score yang eerie dan juga men-twist lagu-lagu Swan Lake nya Tchaikovsky dengan nuansa yang berbeda.

Pada satu artikel yang gw baca, Aronofsky menyatakan bahwa Black Swan memiliki kemiripan dengan filmnya sebelum ini, The Wrestler. Suatu obsesi untuk memberikan effort sempurna dalam suatu pertunjukkan art. Kalau The Wrestler menitikberatkan ke dalam dunia wrestling (apa ya lupa gw sebutannya buat show wrestling gini...), Black Swan tentu saja pada ballet. Karakter Randy dalam The Wrestle yang ternyata dibalik ketangguhannya beraksi di ring ada kerapuhan dalam dirinya (hubungan ayah-anak yang renggang dan sakit jantung), yang mulai susah membedakan kehidupan dirinya ketika lagi perform dan realitas. Obsesinya menjadi performer yang sempurna mirip dengan Nina, dimana mereka bahkan membahayakan nyawa mereka karena itu. Selain inti cerita, ada satu persamaan yg gw noticed, beberapa scene dimana sang karakter utama berjalan yg di shot dari arah belakang juga ada di The Wrestler.

Black Swan adalah satu film yang unik. Beautiful, but might be disturbing to others. Disturbing kenapa? Well selain memang filmnya mostly dark dan penuh halusinasi, adegan 'eksperimen' seksual Nina dengan dirinya maupun Lily mungkin tidak dapat dinikmati bagi sebagian orang (but hey, they're done with taste, lol). Tapi sulit rasanya memalingkan pikiran dari film ini. Selain pengarahan yang sangat baik dari Aronofsky dengan naskah yang cerdas dan penampilan yang menawan ditunjukkan oleh the star of the show, Natalie Portman. Semua pemain pendukung pun turut membantu dengan penampilan yang (walaupun tidak setara dengan Portman) juga oke. Ditambah aspek-aspek teknis yang apik, Black Swan dengan mudahnya merentangkan sayap dan terbang menuju jajaran salah satu film terbaik tahun ini.

(****)

Fox Searchlight
Cast: Natalie Portman, Mila Kunis, Vincent Cassel, Barbara Hershey
Written by: Mark Heyman, Andres Heinz, John J. McLaughlin
Directed by: Darren Aronofsky

3 comments:

  1. Wah beneran bagus ya? Pantes diomongin dimana mana :O

    ReplyDelete
  2. emang bagus kok riz, koreografinya (untuk film ballet) itu lumayan keren, biarpun nonton di laptop, this movie still gave me goosebumps :)

    ReplyDelete
  3. @dx world: iya, bagus banget hehe

    @prima: trueee!

    ReplyDelete