Wednesday, June 26, 2013

REVIEW: Monsters University (2013)

Sudah lebih dari satu dekade yang lalu Disney dan Pixar menghadirkan Monsters, Inc (2001); sebuah film animasi yang menceritakan tentang dunia monster yang mendapatkan sumber tenaga lewat teriakan anak-anak dari dunia manusia. Mike Wazowski (Bill Murray) dan James P. 'Sulley' Sullivan (John Goodman) adalah sepasang scarer team yang tanpa sengaja menjalin persahabatan dengan seorang anak manusia yang terjebak dalam dunia monster tersebut. Monsters, Inc bagi saya adalah sebuah film yang luar biasa kreatif, inventif, exhilarating dan emotionally fulfilling. Dan sebagai sebuah film yang sudah sempurna, saya tidak merasa bahwa film ini memerlukan sebuah lanjutan...or even prequel, for that matter.

Bukan menjadi rahasia umum bahwa kerja sama Disney dan Pixar telah menelurkan sejumlah gem yang sukses secara finansial maupun dari kritikus. Bukan rahasia pula bahwa 2 tahun belakangan, Disney-Pixar mulai terasa agak melempem. Setelah berturut-turut menyajikan masterpieces (for me, at least), Disney-Pixar mulai tersandung dengan Cars 2 (2011) yang disinyalir hanya untuk mendapatkan keuntungan saja, serta Brave (2012), yang walaupun secara mengejutkan mendapatkan piala Oscar, tetap mendapatkan lukewarm reviews at best. Disney-Pixar has always been creative. Jadi setelah mereka juga terjangkit virus 'sekuel', saya mulai bertanya-tanya, have they gone dull? Hope not. Setelah dikabarkan Disney-Pixar akan mengeluarkan prekuel untuk Monsters, Inc., perasaan saya agak campur aduk. Senang bisa bertemu lagi dengan Mike dan Sulley, tetapi apakah perlu menyaksikan masa-masa kuliah mereka? Beberapa teaser yang dikeluarkan kurang bisa meyakinkan saya (I think I'm in minority here, cause everybody seemed to like the teasers). Tetapi saya tetap memasang ekspektasi besar untuk film ini, I just couldn't help it. Jadi siapakah yang bertanggung jawab untuk menghadirkan petualangan Mike dan Sulley ini? That guy is Dan Scanlon. Scanlon adalah storyboard artist untuk film Pixar; Cars (2006) dan Toy Story 3 (2010); dan menjadi co-director dalam film short Mater and Ghostlight. Sedangkan ceritanya disusun oleh trio Scanlon, Daniel Gerson (yang juga menulis predecessornya), dan Robert L. Baird.

Dalam Monsters University (MU) Murrray dan Goodman kembali hadir untuk mengisi suara karakter Mike dan Sulley. Dikisahkan jauh sebelum event dalam film sebelumnya, ketika Mike dan Sulley adalah duo sahabat maut yang kompak (well, most of the times), dahulu mereka adalah musuh besar ketika masih berada di universitas. Secara fisik, Mike adalah monster 'imut', kecil dan kurang beast-looking dibandingkan dengan mimpinya sejak kecil untuk menjadi scarer terbaik di dunia. Walaupun begitu, Mike adalah monster yang pintar, rajin dan penuh dengan taktik. Berbeda 180 derajat dengan Mike, Sulley adalah monster berbadan besar, berperangai seram dan datang dari keluarga scarer yang terhormat. Tetapi dengan latar belakang tersebut, Sulley menjadi sombong, selengean bahkan menyepelekan tugas-tugas kuliahnya. Bisa ditebak, dua monster bertolak belakang ini selalu beradu untuk menentukan mana yang lebih hebat Hingga lewat salah satu perkelahiannya, dekan Monsters University, Hardscrabble (Hellen Mirren) mengeluarkan mereka dari Scaring Program universitas tersebut. Tak menyerah, Mike membuat perjanjian dengan sang dekan, jika dirinya berhasil memenangkan kompetisi Scare Games (sebuah kompetisi antar fraternity club untuk menjadi monster penakut terbaik), ia bisa kembali masuk ke dalam Scaring Programs. Jika tidak, ia akan dikeluarkan dari universitas. Dengan deal-nya perjanjian tersebut, Mike pun terpaksa bergabung dalam club Oozma Kappa, sebuah perkumpulan dengan monster-monster cupu dan hopeless, serta tentunya Sulley, agar jumlah mereka bisa pas untuk mengikuti kompetisi tersebut. Defying odds, mereka harus bahu membahu dan bekerja sama untuk mengembalikan kembali mimpi-mimpi dan harga diri mereka tersebut.

To review MU, I would like to split this film into three acts. Fase pertama tentunya adalah fase perkenalan, babak pendahuluan lah. Bagaimana Mike kecil mulai terinspirasi untuk masuk Monsters University dan menjadi scarer, bagaimana ia mulai meng-adjust dirinya masuk ke dalam dunia perkuliahan dan encounter-nya dengan Sulley. Dalam bagian ini, kita diperkenalkan dengan begitu banyak karakter dengan bentuk yang unik dan berwarna-warni dan tentunya bagaimana berbedanya Mike yang taktis dan rajin dengan Sulley yang lebih mengutamakan fisiknya. Ada juga beberapa parody/homage terhadap film-film college serta college life itu sendiri, with monsters twist of course. While it's quite entertaining, dalam babak ini, saya sebenarnya sudah merasa agak underwhelmed ketika menonton. It's really flat and not that groundbreaking, for Pixar's standard ya. Maksudnya, walaupun masih dalam taraf yang cukup entertaining, tetapi rasanya bagian ini seperti film-film animasi keluaran studio lain yang terasa kurang greget Pixar-nya.  But still, babak ini masih bisa dibilang acceptable. Nah mulai masuk bagian kedua, tingkat keseruannya mulai naik. Lewat kompetisi Scare Games di MU lah akhirnya Mike, Sulley dan para monster di fraternity Oozma Kappa mulai bahu membahu untuk memenangkan pertandingan yang sangat mustahil (bagi mereka) dimenangkan tersebut. Beberapa games yang ditampilkan sangat unik dan tentunya menyenangkan untuk ditonton. Berangkat dari sini, saya mulai begitu excited bagaimana film ini akan terus berjalan. 

Dalam part ketiga lah dimana saya bisa memutarbalikkan perasaan saya terhadap film ini. Oh I love this part so much, karena bagian ini benar-benar mengingatkan saya dengan tingkat kreativitas dan kejeniusan Pixar yang selalu menghasilkan cerita yang fresh dan out-of-the-box climax, lengkap dengan sebuah pesan tentang persahabatan, mimpi dan tentunya realita yang harus dihadapi. Saya tidak ingin membocorkannya, karena saya sendiri begitu terperangah menyaksikan bagaimana film ini berhasil menghadirkan Pixar-charm yang telah lama saya rindukan (halah haha). Berbicara mengenai Pixar's charm; MU juga tentunya dapat dinikmati oleh berbagai umur. Penonton muda akan dihibur lewat sejumlah warna-warni dan karakter para monster serta beberapa physical gags di dalamnya. Disney dan Pixar tentunya juga masih yang terdepan dalam menghadirkan visual animasi yang halus dan begitu eye-popping. Saat saya menonton di bioskop penuh dengan anak-anak, mereka semua tertawa menonton beberapa jokes dalam film ini. Untuk penonton dewasa, yatu tadi, film ini menawarkan beberapa homage terhadap college life serta kisah bromance yang sweet dan begitu baik dijalin. Saya juga entah mengapa terhibur sendiri melihat karakter seorang ibu rumah tangga yang menikmati musik screamo di mobilnya, seakan ingin menunjukkan betapa berkebalikannya dunia kita dan dunia monster lol. Tetapi rasanya bagi penonton dewasa, MU akan menghibur lebih karena nostalgia dengan karakter-karater di dalamnya. Selain Mike dan Sulley, masih ada Randall (salah satu nemesis Mike dan Sulley di film pertama) dan tentunya salah satu karakter yang menjadi karakter kejutan di film pertamanya. Well, it turns out, she's always watching from the get-go.

Apakah Monsters University adalah film terbaik Pixar? Well, no. Bahkan menurut saya tidak termasuk dalam top-tier film-film terbaiknya. Ya, ya, sebagai sebuah prekuel, Monsters University tidak menghadirkan ide-ide groundbreaking seperti film-film Pixar lainnya. Tetapi Monsters University tetap menjadi sebuah film animasi yang luar biasa menyenangkan, hilarious, colorful, and it was surprisingly heartwarming. Monsters Inc bagi saya adalah salah satu film Pixar yang rasanya tidak begitu memerlukan sekuel/prekuel, cause it's already perfect as it is. Saya pun tidak menginginkannya pada awalnya. But in the end, I'm glad this film got made. Still not the best Pixar, but mileeess better than the previous two films. Bagi saya, film ini adalah sebuah harapan bahwa Pixar akan kembali ke jalan yang benar. Dan dengan hadirnya Monsters University, rasanya saya tak perlu khawatir lagi.
________________________________________________________________________________

Monsters University (2013) | United States | 104 minutes | Animation, Adventure, Comedy, Family,  Fantasy | Cast: Billy Crystal, John Goodman, Steve Buscemi, Joel Murray, Sean Hayes, Dave Foley, Peter Sohn, Charlie Day, Helen Mirren, Alfred Molina, Nathan Fillion, Aubrey Plaza | Written by: Daniel Gerson, Robert L. Baird, Dan Scanlon | Directed by: Dan Scanlon

6 comments:

  1. Baca review ini jadi pengen nonton bangetttt. Padahal gak suka animasi haha. Nonton sama anak kelas 3 SD aman dong ya harusnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aman kok, kmrn banyak bgt anak segituan yg nntn+terhibur :)

      Delete
  2. Personally, I love the movies. Endingnya yang ngga ngegampangin banget itu jadi favorit lah, dan ngirim MU jadi best animation buat 2013, bahkan ngalahin The Croods yang banyak diunggulin orang banyak. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yep, endingnya khas Pixar yg out of the box :) blm nntn The Croods sih hehe jd gak bisa komentar

      Delete
  3. Great review Fariz, I like the three chapters breakdown :D I don't think it's one of Pixar's best but it's pretty entertaining and the story is hilarious and engaging. What sets it apart from other animated features (i.e. Despicable Me) is how relatable the characters are, and how you easily identify with their plights as it deals with real-life problems we humans also face in life.

    ReplyDelete
  4. reviewnya bikin pengen nonton min :3
    aku ada review film lainnya lho, coba cek di http://www.gostrim.com/ selamat membaca reviewnya :)

    ReplyDelete