Taking Woodstock (2009)
1969 - Elliot Tiber (Demetri Martin) beserta ibunya Sonia (Imelda Staunton) dan ayahnya Jake (Henry Goodman) memiliki sebuah motel kecil di daerah White Lake di kota kecil Bethel, New York. Sayangnya, motel yang sepi pengunjung itu terancam digusur. Awalnya Elliot sudah putus asa ketika ia menyadari bahwa sehabis musim panas, motel milik ayah dan ibunya itu akan tutup. Rencana nya membuat sebuah festival seni di daerah dekat motelnya itu pun hampir ia batalkan. Tetapi nasib berkata lain. Sebuah festival musik gagal dilaksanakan di Willskill, New York akibat dari demo masyarakat mengenai kaum hippie yang suka bertindak seenaknya. Festival berskala besar itu dianggap akan merugikan mereka.
Elliot lansung menawarkan Michel Lang (Jonathan Groff) salah seorang penggagas festival tersebut untuk memakai lahannya sebagai lokasi. Walaupun ternyata lahan yang ia memiliki tidak jadi terpakai (karena masih berbentuk rawa-rawa), peternakan milik Max Yasgur (Eugene Levy), tetangga Elliot pun dipakai. Walaupun sempat ragu akibat sangat banyaknya animo penonton yang datang dan melebihi kapasitas tiket serta demonstrasi dari tetangga Elliot, ternyata festival ini sangat berdampak besar bagi hidup Elliot dan orang-orang di sekitarnya. Bahkan festival ini dianggap sebagai festival musik termonumental sepanjang sejarah. Just so you know, film ini diangkat dari kisah nyata penyelenggaraan salah satu festival terbesar di dunia, Woodstock Festival.
Pengen langsung to the point aja sebenernya. Film garapan Ang Lee ini menurut gw sangat tidak enjoyable. Bingung juga mau mulai darimana sebenernya, saking dissapointed nya gw sama film ini. Ekspektasi gw yang sangat besar tentang asal mula festival musik yang satu ini sayangnya tidak terlalu terpenuhi dari film ini. First of all mungkin dari segi aktingnya yang annoying dan kurang meyakinkan. Demetri Martin bermain sangat flat disini. Ditambah lagi pemain-pemain pendukungnya yang juga kurang membantu. Imelda Staunton mungkin sedikit bermain lebih baik, tapi sayang characternya tidak lovable dan cenderung bikin jengkel setiap saat.
Film ini lebih terfokus di balik layar Woodstock dibandingkan dengan festivalnya itu sendiri. Sebenernya fine-fine aja sih tapi kok kayaknya jadi garing banget ya? Konflik dari film ini kayaknya itu-itu aja tapi jadi dipanjang-panjangin, bikin bosen. Ceritanya jadi kurang greget. Sayang banget multiple shots yang dipakai di film ini sebenernya cukup bagus menurut gw, termasuk visualiasi yang penuh warna. Dan satu adegan ketika Elliot nge-drugs dan imajinasi nya berjalan, itu lumayan seru. Hal itu juga terjadi di penggambaran karakternya. Dari film-film sejenis lainnya kayaknya kita bakal dibikin lebih simpatik dengan kaum-kaum hippie dengan message peace dan freedom yang mereka usung, tapi disini porsi mereka hambar banget. Mereka malah keseringan nge-fly atau ber nude ria. Adegan mandi lumpur yang sebenarnya berpotensi bagus pun jadinya gak memorable. Untung di penghujung film ada pesan yang cukup bagus. Cukup.
Untuk ukuran film biasa sih film ini oke-oke aja. Tapi kalo lo fine2 aja sama adegan berbugil ria (karena di film ini banyak banget). Ceritanya menurut gw bikin bosen dan aktingnya pun gak bagus-bagus amat. Kadar komedinya juga gak lucu (padahal ini film komedi?!). Sayang banget nih, padahal menurut gw film ini berpotensi jadi bagus banget. Lebih sayang lagi karena film ini yang bikin Ang Lee. Pantes aja ya film ini gak bicara banyak di Cannes kemaren. Mungkin banyak yang bilang film ini bagus (yes, I kinda like the shots and colors) tapi secara keseluruhan gw gak terlalu suka film ini. Tottally forgettable.
(**1/2)
1969 - Elliot Tiber (Demetri Martin) beserta ibunya Sonia (Imelda Staunton) dan ayahnya Jake (Henry Goodman) memiliki sebuah motel kecil di daerah White Lake di kota kecil Bethel, New York. Sayangnya, motel yang sepi pengunjung itu terancam digusur. Awalnya Elliot sudah putus asa ketika ia menyadari bahwa sehabis musim panas, motel milik ayah dan ibunya itu akan tutup. Rencana nya membuat sebuah festival seni di daerah dekat motelnya itu pun hampir ia batalkan. Tetapi nasib berkata lain. Sebuah festival musik gagal dilaksanakan di Willskill, New York akibat dari demo masyarakat mengenai kaum hippie yang suka bertindak seenaknya. Festival berskala besar itu dianggap akan merugikan mereka.
Elliot lansung menawarkan Michel Lang (Jonathan Groff) salah seorang penggagas festival tersebut untuk memakai lahannya sebagai lokasi. Walaupun ternyata lahan yang ia memiliki tidak jadi terpakai (karena masih berbentuk rawa-rawa), peternakan milik Max Yasgur (Eugene Levy), tetangga Elliot pun dipakai. Walaupun sempat ragu akibat sangat banyaknya animo penonton yang datang dan melebihi kapasitas tiket serta demonstrasi dari tetangga Elliot, ternyata festival ini sangat berdampak besar bagi hidup Elliot dan orang-orang di sekitarnya. Bahkan festival ini dianggap sebagai festival musik termonumental sepanjang sejarah. Just so you know, film ini diangkat dari kisah nyata penyelenggaraan salah satu festival terbesar di dunia, Woodstock Festival.
Pengen langsung to the point aja sebenernya. Film garapan Ang Lee ini menurut gw sangat tidak enjoyable. Bingung juga mau mulai darimana sebenernya, saking dissapointed nya gw sama film ini. Ekspektasi gw yang sangat besar tentang asal mula festival musik yang satu ini sayangnya tidak terlalu terpenuhi dari film ini. First of all mungkin dari segi aktingnya yang annoying dan kurang meyakinkan. Demetri Martin bermain sangat flat disini. Ditambah lagi pemain-pemain pendukungnya yang juga kurang membantu. Imelda Staunton mungkin sedikit bermain lebih baik, tapi sayang characternya tidak lovable dan cenderung bikin jengkel setiap saat.
Film ini lebih terfokus di balik layar Woodstock dibandingkan dengan festivalnya itu sendiri. Sebenernya fine-fine aja sih tapi kok kayaknya jadi garing banget ya? Konflik dari film ini kayaknya itu-itu aja tapi jadi dipanjang-panjangin, bikin bosen. Ceritanya jadi kurang greget. Sayang banget multiple shots yang dipakai di film ini sebenernya cukup bagus menurut gw, termasuk visualiasi yang penuh warna. Dan satu adegan ketika Elliot nge-drugs dan imajinasi nya berjalan, itu lumayan seru. Hal itu juga terjadi di penggambaran karakternya. Dari film-film sejenis lainnya kayaknya kita bakal dibikin lebih simpatik dengan kaum-kaum hippie dengan message peace dan freedom yang mereka usung, tapi disini porsi mereka hambar banget. Mereka malah keseringan nge-fly atau ber nude ria. Adegan mandi lumpur yang sebenarnya berpotensi bagus pun jadinya gak memorable. Untung di penghujung film ada pesan yang cukup bagus. Cukup.
Untuk ukuran film biasa sih film ini oke-oke aja. Tapi kalo lo fine2 aja sama adegan berbugil ria (karena di film ini banyak banget). Ceritanya menurut gw bikin bosen dan aktingnya pun gak bagus-bagus amat. Kadar komedinya juga gak lucu (padahal ini film komedi?!). Sayang banget nih, padahal menurut gw film ini berpotensi jadi bagus banget. Lebih sayang lagi karena film ini yang bikin Ang Lee. Pantes aja ya film ini gak bicara banyak di Cannes kemaren. Mungkin banyak yang bilang film ini bagus (yes, I kinda like the shots and colors) tapi secara keseluruhan gw gak terlalu suka film ini. Tottally forgettable.
(**1/2)
Focus Features
Cast: Demetri Martin, Imelda Staunton, Henry Goodman, Liev Schrieber, Jonathan Groff, Eugene Levy, Emile Hirsh
Written by: James Schamus (screenplay), Elliot Tiber (novel)
Directed by: Ang Lee
No comments:
Post a Comment