Leonard 'Lenny' Shelby (Guy Pearce) memiliki suatu kondisi dimana ia tidak bisa membuat memori baru. Semua memori setelah insiden dimana pembunuhan istrinya terjadi, akan hilang dalam beberapa saat. Yang ia ketahui hanyalah seseorang bernama John G lah yang bertanggung jawab atas pembunuhan istrinya dan dia sedang berusaha menginvestigasinya. Semua petunjuk yang ia temukan ia tulis dalam sebuah notes, bahkan beberapa ia tulis sebagai tattoo dalam badannya. Ia juga mengambil gambar orang-orang yang ia temui dengan kamera polaroid dan menulis keterangan tentang mereka di bawahnya.
Di tengah-tengah investigasinya, ia mendapat beberapa bantuan dari seorang wanita bernama Natalie (Carrie-Anne Moss) serta seorang lelaki misterius, Teddy Gammel (Joe Pantoliano). Sebagai orang yang memiliki kondisi aneh tersebut, Lenny hanya mampu mengetahui keadaan dengan semua notes yang ia miliki. Tanpa ia sadari bahwa dirinya terjebak dalam suatu kebohongan besar.
Oh God, gak tau harus ngomong apa buat film ini. Brilliant!! Udah lama gw pengeeen banget nonton film ini, baru beberapa hari yang lalu ketemu DVDnya. Begitu banyak sambutan meriah dan praise yang ditunjukkan untuk film ini ternyata tidak membuat ekspektasi besar gw runtuh setelah menonton. Film yang disutradarai dan ditulis skripnya oleh Christopher Nolan ini diadaptasi dari sebuah cerita pendek hasil rekaan adiknya sendiri, Jonathan Nolan. Bagi para fanboy The Dark Knight mungkin sudah tidak asing dengan kehadiran Nolan Brothers ini. Film ini mendapat banyak pujian di berbagai festival film dan juga mendapatkan 2 nominasi Oscar untuk Best Editing dan Best Original Screenplay, yang gw rasa sedikit overlooked untuk film seperti ini.
Memento bergulir dengan alur yang tidak biasa. Film ini memiliki 2 timeline yang berbeda dan ditampilkan bergantian. Alur yang pertama berjalan mundur, dimana kita menyaksikan rentetan kejadian bagaimana tokoh Lenny berusaha memecahkan siapa sebenarnya John G dan mengapa ia melakukan hal yang ia lakukan dalam adegan pertama. Cara ini menurut gw bener-bener efektif dalam menjaga tense dan menyimpan misteri yang tersimpan di akhir film, well in this case, the beginning of the story. Penyampaian cerita yang unik ini membuat Memento lebih asik buat ditonton. Timeline yang kedua berjalan maju, dimana tokoh Lenny menceritakan tentang seorang kliennya yang bernama Sammy Jankis. Sammy ini diceritakan juga memiliki semacam short-term memory seperti Lenny. Di bagian ini, Nolan memilih untuk memberikan aksen B&W yang mungkin untuk membedakan antara satu timeline dan yang lain. Sedikit aneh memang karena biasanya alur flashback seharusnya yang hitam putih, tapi inilah salah satu keunikan Memento. Cool!
Satu hal yang membuat mengapa alur backwards tersebut jadi seru dan sangat efektif adalah, kita sebagai penonton juga merasa seperti sang tokoh Lenny. We don't know what we've done just a couple of hours ago. Maka dari itu, penceritaan ulang ini benar-benar membawa kita seakan kita juga tidak memiliki memori panjang seperti Lenny, membuat kita menebak-nebak sendiri kejadian apa yang terjadi sebelum kejadian yang sekarang. Semakin lama film bergulir pun, akhirnya kita mulai menguak rahasia-rahasia dari orang-orang di sekitar Lenny, bahkan rahasia besar dari investigasi Lenny sendiri, yang pasti akan menipu sebagian besar penonton (maksudnya, gw hahaha). Dengan twist yang dihadirkan, ending film ini pun rasanya menjadi terbuka bagi interpretasi masing-masing orang. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? We don't know for sure. And we will never know.
Selain alur cerita yang menarik, film yang mengantarkan Chris Nolan menyandang status salah satu sutradara paling menjanjikan ini, Memento juga memiliki naskah yang pintar. Jago banget memang kalau Chris Nolan membuat script. Banyak sekali kata-kata yang ditulis dengan cerdas dan juga menyinggung beberapa masalah. Contohnya kayak "Memory can change the shape of a room; it can change the color of a car. And memories can be distorted. They're just an interpretation, they're not a record, and they're irrelevant if you have the facts" ataupun seperti judul post ini. Selain begitu banyak dialog brilian yang diucapkan tokohnya. Pintarnya lagi, ada beberapa selipan-selipan humor satir yang cukup mengundang senyum saat gw nonton, seperti saat ia mengejar... atau dikejar seseorang.
As for the actors, Guy Pearce (yang terkadang sekilas sangat mirip dengan Brad Pitt di film ini) bermain cukup baik sebagai Lenny. Ekspresi Lenny yang selalu kebingungan ini gak lantas dibuat 'cupu' oleh permainan Pearce. Pemeran-pemeran pendukung juga bermain tak kalah baik, walaupun screentime nya tidak terlalu banyak. Carrie-Anne Moss misalnya, ada satu bagian dimana ia mampu 'berakting' di hadapan Lenny, ataupun saat outburst-nya terhadap Lenny. Penampilan Joe Pantoliano juga oke. Hmmm sepertinya sering melihat aktor pemeran front desk man dalam film-film Nolan lainnya. Apakah termasuk lucky charm juga? Lol.
Membicarakan masalah teknis, sepertinya film ini dibuat cukup minimalis. Tidak banyak setting yang digunakan dalam film ini. Sebagian besar pun tidak terlihat wah atau ribet. Mungkin yang paling menonjol memang bagian editing film ini yang sangat rapi. Menyusun rangkaian adegan yang bisa dibilang cukup rebek ini diatur dengan apik sehingga tidak terlalu membingungkan dan tidak terkesan rough. FYI: Ada satu film yang juga menggunakan teknik backward story seperti ini, Irreversible judulnya, dengan camera movement yang super memusingkan.
Memento adalah film yang sangat cerdas. Uniquely written plot with amazing performances, neat editing and awesome twist. Walaupun gw udah tau dari sedikit spoiler dari endingnya, tetep aja gw masih gak nyangka ternyata revelationnya bisa keren kayak gitu. Anyways, gaya penceritaannya yang memang berjalan mundur mungkin akan sedikit membingungkan. But believe me, kalo lo benar-benar memperhatikan film ini baik-baik, those attempts were worthed! Dari yang biasanya kita disuguhkan dengan film yang memulai dari sebab ke akibat, film ini memberikan kita gambaran dari akibat ke sebab. Kejadian-kejadian dan kebenaran-kebenaran apa yang sebenarnya tersembunyi. For me, Memento is a masterpiece. And Nolan, is a maestro....
Di tengah-tengah investigasinya, ia mendapat beberapa bantuan dari seorang wanita bernama Natalie (Carrie-Anne Moss) serta seorang lelaki misterius, Teddy Gammel (Joe Pantoliano). Sebagai orang yang memiliki kondisi aneh tersebut, Lenny hanya mampu mengetahui keadaan dengan semua notes yang ia miliki. Tanpa ia sadari bahwa dirinya terjebak dalam suatu kebohongan besar.
Oh God, gak tau harus ngomong apa buat film ini. Brilliant!! Udah lama gw pengeeen banget nonton film ini, baru beberapa hari yang lalu ketemu DVDnya. Begitu banyak sambutan meriah dan praise yang ditunjukkan untuk film ini ternyata tidak membuat ekspektasi besar gw runtuh setelah menonton. Film yang disutradarai dan ditulis skripnya oleh Christopher Nolan ini diadaptasi dari sebuah cerita pendek hasil rekaan adiknya sendiri, Jonathan Nolan. Bagi para fanboy The Dark Knight mungkin sudah tidak asing dengan kehadiran Nolan Brothers ini. Film ini mendapat banyak pujian di berbagai festival film dan juga mendapatkan 2 nominasi Oscar untuk Best Editing dan Best Original Screenplay, yang gw rasa sedikit overlooked untuk film seperti ini.
Memento bergulir dengan alur yang tidak biasa. Film ini memiliki 2 timeline yang berbeda dan ditampilkan bergantian. Alur yang pertama berjalan mundur, dimana kita menyaksikan rentetan kejadian bagaimana tokoh Lenny berusaha memecahkan siapa sebenarnya John G dan mengapa ia melakukan hal yang ia lakukan dalam adegan pertama. Cara ini menurut gw bener-bener efektif dalam menjaga tense dan menyimpan misteri yang tersimpan di akhir film, well in this case, the beginning of the story. Penyampaian cerita yang unik ini membuat Memento lebih asik buat ditonton. Timeline yang kedua berjalan maju, dimana tokoh Lenny menceritakan tentang seorang kliennya yang bernama Sammy Jankis. Sammy ini diceritakan juga memiliki semacam short-term memory seperti Lenny. Di bagian ini, Nolan memilih untuk memberikan aksen B&W yang mungkin untuk membedakan antara satu timeline dan yang lain. Sedikit aneh memang karena biasanya alur flashback seharusnya yang hitam putih, tapi inilah salah satu keunikan Memento. Cool!
Satu hal yang membuat mengapa alur backwards tersebut jadi seru dan sangat efektif adalah, kita sebagai penonton juga merasa seperti sang tokoh Lenny. We don't know what we've done just a couple of hours ago. Maka dari itu, penceritaan ulang ini benar-benar membawa kita seakan kita juga tidak memiliki memori panjang seperti Lenny, membuat kita menebak-nebak sendiri kejadian apa yang terjadi sebelum kejadian yang sekarang. Semakin lama film bergulir pun, akhirnya kita mulai menguak rahasia-rahasia dari orang-orang di sekitar Lenny, bahkan rahasia besar dari investigasi Lenny sendiri, yang pasti akan menipu sebagian besar penonton (maksudnya, gw hahaha). Dengan twist yang dihadirkan, ending film ini pun rasanya menjadi terbuka bagi interpretasi masing-masing orang. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? We don't know for sure. And we will never know.
Selain alur cerita yang menarik, film yang mengantarkan Chris Nolan menyandang status salah satu sutradara paling menjanjikan ini, Memento juga memiliki naskah yang pintar. Jago banget memang kalau Chris Nolan membuat script. Banyak sekali kata-kata yang ditulis dengan cerdas dan juga menyinggung beberapa masalah. Contohnya kayak "Memory can change the shape of a room; it can change the color of a car. And memories can be distorted. They're just an interpretation, they're not a record, and they're irrelevant if you have the facts" ataupun seperti judul post ini. Selain begitu banyak dialog brilian yang diucapkan tokohnya. Pintarnya lagi, ada beberapa selipan-selipan humor satir yang cukup mengundang senyum saat gw nonton, seperti saat ia mengejar... atau dikejar seseorang.
As for the actors, Guy Pearce (yang terkadang sekilas sangat mirip dengan Brad Pitt di film ini) bermain cukup baik sebagai Lenny. Ekspresi Lenny yang selalu kebingungan ini gak lantas dibuat 'cupu' oleh permainan Pearce. Pemeran-pemeran pendukung juga bermain tak kalah baik, walaupun screentime nya tidak terlalu banyak. Carrie-Anne Moss misalnya, ada satu bagian dimana ia mampu 'berakting' di hadapan Lenny, ataupun saat outburst-nya terhadap Lenny. Penampilan Joe Pantoliano juga oke. Hmmm sepertinya sering melihat aktor pemeran front desk man dalam film-film Nolan lainnya. Apakah termasuk lucky charm juga? Lol.
Membicarakan masalah teknis, sepertinya film ini dibuat cukup minimalis. Tidak banyak setting yang digunakan dalam film ini. Sebagian besar pun tidak terlihat wah atau ribet. Mungkin yang paling menonjol memang bagian editing film ini yang sangat rapi. Menyusun rangkaian adegan yang bisa dibilang cukup rebek ini diatur dengan apik sehingga tidak terlalu membingungkan dan tidak terkesan rough. FYI: Ada satu film yang juga menggunakan teknik backward story seperti ini, Irreversible judulnya, dengan camera movement yang super memusingkan.
Memento adalah film yang sangat cerdas. Uniquely written plot with amazing performances, neat editing and awesome twist. Walaupun gw udah tau dari sedikit spoiler dari endingnya, tetep aja gw masih gak nyangka ternyata revelationnya bisa keren kayak gitu. Anyways, gaya penceritaannya yang memang berjalan mundur mungkin akan sedikit membingungkan. But believe me, kalo lo benar-benar memperhatikan film ini baik-baik, those attempts were worthed! Dari yang biasanya kita disuguhkan dengan film yang memulai dari sebab ke akibat, film ini memberikan kita gambaran dari akibat ke sebab. Kejadian-kejadian dan kebenaran-kebenaran apa yang sebenarnya tersembunyi. For me, Memento is a masterpiece. And Nolan, is a maestro....
(*****)
Newmarket Films
Cast: Guy Pearce, Carrie-Anne Moss, Joe Pantoliano, Jorja Fox, Stephen Tobolowsky
Written by: Christopher Nolan (screenplay), Jonathan Nolan (short story Memento Mori)
Directed by: Christopher Nolan
Cast: Guy Pearce, Carrie-Anne Moss, Joe Pantoliano, Jorja Fox, Stephen Tobolowsky
Written by: Christopher Nolan (screenplay), Jonathan Nolan (short story Memento Mori)
Directed by: Christopher Nolan
gw dibuat terpukau skaligus agak pusing sma filmnya..haha
ReplyDeletebener2 keren nih film.. :D
agree!
ReplyDeletefirst look, Nice Blog!
ReplyDeleteFilm ini membuat sy jadi pengemar Nolan :)
ReplyDelete