Plot: Akibat tidak ingin menghabiskan weekend bersama keluarga sahabatnya, Rhiannon (Alyson Michalka), Olive Penderghast (Emma Stone) sengaja berbohong kepada Rhiannon bahwa ia akan pergi bersama seorang college guy yang baru ia kenal. Padahal, selama weekend itu, remaja SMA tersebut hanya bermalas-malasan di rumahnya. Setelah weekend berakhir, Rhiannon memaksa Olive untuk menceritakan apa yang terjadi selama weekend tersebut. Karena Olive tidak ingin membongkar rahasianya, Olive pun kemudian bercerita bahwa ia had sex dengan 'teman' barunya. Marriane (Amanda Bynes), seorang siswi religius tanpa sengaja mendengar cerita bohong tersebut dan menyebarkannya ke seluruh sekolah untuk membuat Olive 'tobat'. Hal yang tidak disangka Olive, kebohongan kecil tersebut ternyata mampu membuat Olive yang sebelumnya nobody jadi bahan omongan seantero sekolahnya. But before she knew it, the news had turned rapidly wild.
Review: Sekilas, melihat preview dan premisenya, Easy A terkesan seperti film-film klise remaja lainnya, yang kurang lebih 'hanya' menawarkan dialog dan cerita yang cheesy, sex, dan drugs. Well, ketika review-review yang muncul belakangan ini nampaknya memutarbalikkan asumsi gw yang ternyata salah. Setelah menonton film ini, Easy A ternyata menawarkan sesuatu yang jauh dari kesan boring dan klise, serta sangat enjoyable untuk ditonton. Ditulis naskahnya oleh Bert V. Royal dan disutradari oleh Will Gluck yang tahun lalu menyutradarai komedi cheerleader Fired Up! dan tahun depan berkesempatan mengarahkan Justin Timberlake dan Mila Kunis dalam Friends With Benefits. Film ini sepertinya ingin memfokuskan pada pesan 'bad news travel fast' dan tentu saja teknologi yang sekarang ini makin gampang banget bagi kita untuk menyebar informasi, se-gak penting apapun *ehm BM ehm*.
Kekuatan utama film ini gw rasa berada di satu orang --> Emma Stone. She's the heart of this movie and let's be honest, she's lovably hot. Karakternya sebagai Olive yang terlihat smart (feels like it), cuek, cenderung sarkastis dan easy going dimainkan oleh Stone dengan sangat sangat baik. Sulit rasanya membayangkan Olive diperankan oleh aktris lain selain dirinya. Akting dan ekspresi Emma Stone ketika berperan sebagai Olive bener-bener pas. Jokes nya dapet, adegan sedihnya juga dapet. Just so you know, Emma Stone yang taun lalu juga sempat mencuri perhatian gw dalam Zombieland sedang mempersiapkan acting gig selanjutnya: Gwen Stacy (aka Peter Parker's love interest) dalam reboot Spider-Man. Dan semoga saja kedepannya, Emma Stone akan menjadi aktris besar, in both financially and critically.
Aktor-aktor pendukung lain seperti Amanda Bynes sebagai archenemy dan 'jesus-freak' Marryane juga terasa can't be missed. Bynes memang cocok dengan peran-peran seperti ini. Patricia Clarkson dan Stanley Tucci yang berperan sebagai ayah dan ibu Olive juga oke. Memang 'beruntung' Olive memiliki ayah dan ibu yang sangat liberal dan membiarkan kelakuan anaknya. Memang bukan suatu hal yang mendidik sih, tapi membuat tidak memberatkan karakter Olive. Untuk peran-peran cowok seperti Penn Badgley sebagai Todd, crush Olive dari kecil, dan Cam Gigandet sebagai Micah, salah satu remaja religius,terkesan biasa saja. Toh porsi mereka berdua sedikit. Dan tentu saja Lisa Kudrow yang berperan sebagai guidance counselor yang sepertinya masih sangat susah melepaskan image Phoebe Buffay dalam dirinya. Susah untuk tidak melihat Phoebe ketika Kudrow berperan dalam karakter lain. Apakah ini suatu gift atau curse, menurut gw, Kudrow udah terlalu melekat dengan Phoebe Buffay.
Kelebihan lainnya tentu saja scriptnya yang smart dan fun. Selain celotehan-celotehan Olive yang beberapa seperti menyinggung ke-klisean film-film sejenis, seperti bagaimana sebuah subjek yang dibahas di dalam kelas sangat sesuai dengan keadaannya sekarang, relevansi film-film remaja lainnya, atau personality remaja-remaja religius yang sempat disebut 'jesus-freak' dan masih banyak lagi. Dialog-dialog antara Olive dan orang tuanya juga lucu. Walaupun agak bizzare, percakapan antara anak-ibu di penghujung film cukup menghibur. Gw terkesan banget sama pesan yang disampaikan oleh Olive di akhir film, bahwa hal-hal semacam seks itu sebenernya sifatnya pribadi and it's not other people's goddamn bussiness. Selain itu, pemilihan musik yang dipakai dalam film ini juga sangat asik. Menambah semangat menonton ditemani dengan lagu-lagu yang catchy. Film-film seperti ini memang tidak begitu menonjolkan editing maupun sinematografi yang over-the-top, tapi gw suka adegan-adegan ketika rumor2 sedang disebar; dinamis.
Tapi bagaimanapun juga, Easy A bukan tidak memiliki kekurangan. Gw jadi berfikir ada gak sih cewek seperti Olive yang benar-benar mau di-cap 'slut' hanya untuk membantu orang lain (and for money too). Tapi walaupun memang ia tidak melakukan hal-hal tersebut, ia bisa saja disebut melakukan sex untuk uang. Masih absurd aja dipikiran gw apa sih yang dipikirkan oleh Olive, apa memang hal tersebut akibat kebebasan maksimal yang diberikan oleh orang tuanya? Dan tentu saja, memikirkan bahwa cewek secantik Olive menjadi seorang loser, its beyond words. Tapi untung saja kelemahan-kelemahan ini terasa overshadowed dengan naskah yang pintar dan performances yang apik.
Tanpa muluk-muluk, Easy A tampil apa adanya, which is a fun and smart movie. Naskahnya unik dan menarik dan bintangnya tentu saja sang karakter utama yang diperankan oleh Emma Stone yang tampil dengan sangat memukau. Pemilihan lagu untuk mengiringi film ini juga menjadi satu keistimewaan Easy A. Walaupun memiliki premis yang terkesan menjual adegan-adegan dewasa dan tema yang cukup sensitif, pada akhirnya pun Easy A sebenernya adalah film yang safe. Memang gw akuin, film ini masih kurang dibandingkan keasikan menonton Mean Girls nya Lindsay Lohan, but at least, Easy A merupakan one of the freshest and funniest teen comedies this year.
(****)
Olive Bridge Entertainment / Screen Gems
Cast: Emma Stone, Alyson Michalka, Penn Badgley, Amanda Bynes, Thomas Haden Church, Patricia Clarkson, Stanley Tucci, Cam Gigandet, Lisa Kudro
Written by: Bert V. Royal
Directed by: Will Gluck
No comments:
Post a Comment