
Review: Entah sudah berapa kali cerita mengenai racial discrimination diangkat ke layar lebar. Sebuah permasalahan yang sampai saat ini pun masih menjadi sebuah problem ini memang memiliki celah-celah untuk dijadikan cerita yang bisa inspiratif maupun manipulatif. Tahun ini ada The Help yang diangkat dari novel yang berjudul sama karya Kathryn Stockett. Sahabat dekat Stockett, Tate Taylor lah yang kemudian ditunjuk menjadi sutradara film adaptasinya sekaligus menulis naskah film yang juga diproduser oleh sutradara terkenal Christopher Colombus (HP 1, Home Alone, etc). The Help adalah film yang sederhana, tanpa harus spesial efek canggih serta diisi oleh cast nya yang sebenarnya belum terkenal-terkenal banget, setidaknya belum memiliki nama yang cukup besar walaupun sebagian sudah cukup dikenal oleh penonton awam. Cerita serta naskah adaptasinya pun kalo bisa dibilang membawakan kisah klasik yang sepertinya sudah seringkali diceritakan dalam berbagai media. But I guess I'm a real sucker for this kind of movies. The Help terasa begitu menyentuh walaupun ceritanya memang simple. 'Help' disini mengacu pada para pembantu rumah tangga yang hampir keseluruhannya adalah warga kulit hitam, yang kemudian juga menyimbolkan bantuan yang diberikan oleh Skeeter kepada para maid tersebut untuk menyuarakan pendapat mereka.
Film ini berjalan cukup lama, mencapai durasi 2 jam lebih sedikit. Kalo boleh jujur, menurut gw sih ceritanya gampang ketebak karena memang obvious dan cukup klise banget. Tetapi entah kenapa terasa berkesan. Sekali lagi, gw memang gampang suka dengan film-film light seperti ini, hiburan tersendiri. Film ini memiliki plot cerita yang membuat kita geleng-geleng kepala dengan perlakuan yang sedikit amoral terhadap para maid tersebut. Belum lagi dengan karakter-karakter yang walaupun stereotype tapi tetep aja bikin gemes. Kisah-kisah sedih yang dilontarkan memang mampu menjungkirbalikkan emosi dengan mudahnya. Ada juga yang membuat kita bersorak sorai bahagia sekaligus terharu disaat yang bersamaan (tonton endingnya yang menguras hati). Ada pula momen-momen komikal yang jenaka. Siapa yang tidak akan lupa mengenai tragedi pie Minni vs. Hilly, sebuah highlight komedi dalam film ini. Adegan-adegan yang juga heartwarming menjadikan The Help tontonan yang cukup menghibur tanpa kita harus ribet memikirkan kisah yang kompleks. Tetapi keistimewaan film ini yang sebenarnya adalah jajaran pemain yang bermain sangat baik.

Tetapi sebagai sebuah film yang ingin memberikan gambaran betapa sengsaranya wanita-wanita kulit hitam di tahun tersebut, The Help seringkali dicap tidak begitu jujur, atau setidaknya tidak menampilkan keseluruhan penderitaan yang dihadapi kaum tersebut. Banyak juga yang menganggap karakter pria yang jarang tampil disini meng-underline bahwa pria sangat absen terhadap masalah wanita di saat itu atau memang tidak mau ikut campur? Penggambaran suami Minni yang abusive juga ikut dikritik. Memang gw akui, ada beberapa stereotipe yang jelas terlihat dalam film ini. Good vs. evil. Dan pada ujungnya good will triumph over bad. Seperti yang gw bilang di awal, The Help memang sebuah film sederhana, dan memang disitulah letak kekuatannya. Mungkin salah satu alasan mengapa film ini begitu 'light' juga memang ada hubungannya dengan masalah rating dan sasaran utama film ini. Dan kalo boleh gw bilang, The Help sukses memberikan hiburan sesuai dengan tujuan sasaran mereka.
Overview: Kisah klasik dan klise seperti ini memang sering dibuat, tetapi The Help ternyata mampu memberikan sajian yang menyentuh serta menghibur. Apa yang membedakan The Help dengan film-film sejenis adalah memang deretan cast yang bermain dengan sangat menawan. Hampir keseluruhan cast memainkan karakter mereka dengan sangat baik dan convincing. Paling suka sama Viola Davis serta Jessica Chastain yang tampil prima. The Help mampu membuat kita senyum, tertawa, sedih maupun simpati tanpa harus menyajikan kisah yang terlalu manipulatif walau klise. The Help memang bukanlah tanpa kekurangan, apalagi kalau disebut masterpiece. Tetapi dari kesederhanaannya (serta kekurangannya), The Help masih bisa memberikan sebuah tontonan yang menguras hati dan mudah memberikan kesan yang mendalam. Sajian ringan yang tidak murahan.
The Help (2011) | Drama | Rated PG-13 for thematic material | Cast: Emma Stone, Viola Davis, Bryce Dallas Howard, Octavia Spencer, Jessica Chastain, Allison Janney, Sissy Spacek | Written by: Kathryn Stockett (novel), Tate Taylor (screenplay) | Directed by: Tate Taylor
Gostei.
ReplyDelete