Friday, December 9, 2011

Review: The Ides of March (2011)

Plot: Stephen Meyers (Ryan Gosling) seorang, manajer kampanye junior untuk seorang gubernur, Mike Morris (George Clooney) yang mencalonkan dirinya untuk menjadi the next no.1 man in the world aka the president of USA. Meyers adalah seorang yang idealis dan cenderung naif, agak sedikit berbeda dengan seniornya, Paul Zara (Phillip Seymour Hoffman). Meyers kemudian tertarik dan mulai berhubungan dengan seorang intern bernama Molly Stearns (Evan Rachel Wood) yang ternyata menyimpan sebuah rahasia yang mampu menghancurkan kampanye Morris yang pada akhirnya berujung pada dilema Meyers untuk mempertahankan idealisme yang ia pegang selama ini.

Review: Tidak sedikit kayaknya kalau sekarang aktor-aktor papan atas Hollywood gak hanya ingin beraksi di depan kamera, tetapi juga ingin mencicipi 'beraksi' di balik layar sebagai sutradara. Kalau disebutkan mungkin banyak, tetapi kalau mau contoh paling anyar mungkin Angelina Jolie yang akan merilis debut filmnya sebagai sutradara, 'In the Land of Blood and Honey' di US beberapa saat lagi. Sedangkan untuk seorang George Clooney, rasanya ia sudah cukup memiliki pengalaman dalam ladang penyutradaraan. Sebagai seorang moviegoer, siapa yang tidak kenal George Clooney, seorang bintang film kelas A Hollywood yang memiliki talenta akting yang bisa dikatakan sangat baik serta sempat meraih Oscar utuk peran pendukung di Syriana (2005). Tahun ini ia, tidak hanya menyutradarai, tetapi juga membantu menulis screenplay serta menjadi pemeran pendukung dalam film The Ides of March, sebuah film drama politik. The Ides of March sendiri, secara keseluruhan, menjadi ke-empat kalinya Clooney menyutradarai film layar lebar, setelah Confessions of a Dangerous Minds di tahun 2002, Good Night and Good Luck (2005) yang berhasil mendapat beberapa nominasi Oscar termasuk Best Picture dan Best Director untuk Clooney serta Leatherheads di tahun 2008. The Ides of March diangkat dari sebuah novel karya Beau Willimon yang berjudul asli Farragut North.

Film ini, walaupun agak didramatisir, menurut gw cukup baik menggambarkan dunia dibalik semua kampanye itu. Memang tidak se-detail itu sih dan mungkin juga ada beberapa yang klise (sleeping with an intern?) tetapi banyak hal-hal yang gw pernah denger atau hal-hal yang masih baru buat gw. Dan sepertinya film ini memang dengan sengaja mengingatkan gw betapa gw tidak begitu suka dengan dunia politik. Yah walaupun politik itu ada di seluruh pelosok lahan pekerjaan sih. Dan kalo boleh gw state dari sini ya bahwa gw hanya seorang pengamat film amatiran yang berusaha untuk 'menjelaskan' film politik hehe karena gw kurang ngerti sama hal-hal yang berbau itu. Tidak mungkin dipungkiri bahwa dalam dunia politik, yang kuat lah yang bertahan. Sekalinya lo membuat sebuah kesalahan atau terpuruk, kemungkinan besar lo akan tersingkir dan mendapatkan perlakuan yang berbeda ketika lo berada di puncak. Bukan ingin menjelek-jelekkan politik, karena gw tau kok politik tidak hanya sebatas itu. Dan juga memang, The Ides of March mungkin juga lebih cenderung membeberkan bagaimana efek negatif terhadap ke-innocent-an seseorang. Hal tersebut terjadi pada karakter Stephen Meyers. Hanya karena salah melangkah, bahkan hanya karena sebuah misunderstanding, karirnya diambang kehancuran

Istilah 'Ides of March' sendiri adalah secara harafiah berarti hari ke-15 bulan Maret pada kalender Roma, atau menunjukkan tepat di tengah-tengah bulan. Tetapi Ides of March sendiri mungkin lebih dikenal sebagai hari dimana Julius Caesar dibunuh oleh para konspirator yang berkhianat sama Caesar. Walaupun rada sotoy, mungkin itu salah satu maksud dari judul film ini. Dimana, sekuat apapun seorang pemimpin, ada kroco-kroco yang berpengaruh dibelakangnya. Mike Morris, atau senator-senator (esp yang ingin mencalonkan diri sebagai pemimpin) memang bisa terlihat pintar dalam berbicara dan berargumen. The Ides of March menunjukkan bahwa Morris tidak lah berdiri sendiri. Ia perlu bantuan bawahan-bawahannya dalam merundingkan rencana ataupun berpidato. Dan satu kesalahan yang dibuat oleh bawahannya, bisa-bisa juga menghancurkan Mike Morris sendiri. Dan seorang yang 'pintar' adalah orang yang bisa dengan baik menutupi kesalahannya. Itu lah dimana mereka mulai menjalankan taktik-taktik licik untuk bisa menang. Dan most of the times, itu lah cara satu-satunya untuk menang.

Sebagai sebuah film, The Ides of March mampu tampil dengan cukup menegangkan. Naskahnya membawa kita mengikuti lika-liku kehidupan dan pilihan Meyers dengan alur yang lumayan asik dan enak untuk dinikmati, ditambah, gak begitu berat-berat banget. Penampilan seluruh castnya juga sangat baik. Dimulai dari Ryan Gosling, salah satu bintang paling bersinar tahun ini, menuju ke Phillip Seymour Hoffman dan Paul Giamatti (sebagai manager kampanye lawan Mike Morris) yang juga bermain gemilang. Tak lupa Evan Rachel Wood yang sempat mencuri perhatian walaupun karakternya yang mengalami adegan klise hingga akhir dari tokoh tersebut terlalu terburu-buru dan lagi-lagi tertebak serta Marisa Tomei sebagai reporter New York Times. George Clooney selaku sutradara dan co-writer untuk film ini turut menambahkan performa yang baik dalam deretan cast yang sudah cukup sempurna itu. Interaksi Gosling dan Clooney dalam sebuah adegan di penghujung film ditampilkan keduanya dengan intens dan menurut gw menunjukkan what this film is all about, sebuah transisi yang dialami oleh 'pemula' ke 'professional', entah dilihat dalam konotasi yang baik atau pun buruk.

Overview: Sebagai sebuah film dengan tema politik, The Ides of March mampu memberikan tontonan yang tidak membosankan. Ceritanya menarik dan sedikit memberikan gambaran dan pencerahan yang cukup nyata di balik dunia kampanye presiden. Memang sedikit overdramatic di beberapa bagian, tetapi dengan alur yang berjalan dengan halus plus jajaran bintang yang bermain baik. Score nyamempertegas atmosfir tegang serta shot dan editing nya pun tertata rapi. Ya, memang apa yang ditampilkan dalam film ini sangat 'kotor'. Dunia yang penuh dengan no compromise, saling menjatuhkan, taktik licik serta pengkhianatan. But then again, it's politic. Dan dalam menghasilkan sebuah film politik yang mendebarkan dan menarik, The Ides of March got my vote.

[B+]
The Ides of March (2011) | Drama | Rated R for pervasive language | Cast: Ryan Gosling, George Clooney, Philip Seymour Hoffman, Paul Giamatti, Evan Rachel Woo, Marisa Tomei, Jeffrey Wrigh, Max Minghella | Written by: George Clooney, Grant Heslov, Beau Willimon | Directed by: George Clooney

No comments:

Post a Comment