Tuesday, August 6, 2013

Hello August!

Look who's back! Setelah sebulan hilang dari peredaran dan bertapa di sebuah desa di Sidoarjo (haha), akhirnya saya bisa 'mudik' juga ke peradaban. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang saya dapat lewat KKN (kuliah kerja nyata -iya, masih ada) sebulan kemarin, but I won't bore you with that. Sayangnya, hal yang sama tidak bisa saya ucapkan pula dalam hal menonton film. Selama sebulan kemarin, saya hanya sempat menonton satu film di bioskop. Boro-boro ke bioskop, nonton via media lainnya pun juga susah dan tidak sempat. Pengen buat review film baru tapi belum ada tontonan. Well, at least I had prepared you some of my thoughts for a couple of films I've watched in the last month++. 

BEHIND THE CANDELABRA (Dir. Steven Soderbergh) | Film yang 'seharusnya' menjadi film terakhir oleh sang sutradara ini diangkat dari kisah nyata hidup seorang pianis/entertainer, Walter Liberace (Michael Douglas), serta hubungannya yang kompleks dengan sang brondong, Scott Thorson (Matt Damon). I can't seem to find that wonder all the critics were raving about from this film. Entah lah, saya rasa film ini terlalu generik dalam mencoba mengeksplorasi cautionary tale klasik tentang dunia showbiz. Bukan mengatakan film ini jelek sih, tapi kok rasanya terlalu biasa ya? Maksud saya, coba ganti karakter Liberace dengan karakter lain, atau karakter fiksi misalnya. Tidak akan merubah inti cerita. The glam, the drama, the drugs addiction, the family issues, the plastic surgery, and all that jazz. What's new? Yang menyelamatkan film ini adalah akting kedua aktor utama. Michael Douglas benar-benar total dalam memerankan Liberace. Dibantu juga oleh permainan Damon yang juga total. Harus diakui sih, jika aspek drama hubungan antara Liberace dan Scott cukup efektif diangkat. But sorry, this film bores the hell out of me. Grade: C+


PACIFIC RIM (Dir. Guillermo del Toro) | Salah satu nice little surprise tahun ini buat saya. Dari awal trailer, saya sudah dibuat ilfeel dengan begitu banyaknya adegan aksi antara robot besar melawan monster yang tak kalah besar pula menghiasi layar. It's not really my cup of tea. Tetapi dengan gaya penceritaan yang tidak bertele-tele (at least di awal-awal kisah, dimana secara cepat penonton dapat dibawa ke sebuah universe yang asing tanpa ribet basa-basi), serta action yang untungnya tidak begitu overkill membuat Pacific Rim menjadi salah satu film yang begitu seru yang bisa saya nikmati sebagai sebuah getaway sementara dari kehidupan desa. Tentunya film dengan serangan Kaiju (sebutan untuk monster-monster alien yang secara misterius muncul dari dasar lautan pasifik) yang bertarung dengan Jaeger (robot besar yang dikendalikan oleh 2 orang didalamnya) pasti akan menghadirkan beberapa plot hole dan hal-hal konyol lainnya. Tetapi jika kemasannya begini asyik, terkadang hal-hal tersebut akan sangat mudah untuk dapat dilupakan sesaat. Grade: B


SPRING BREAKERS (Dir. Harmony Korine) | Saya mengenal Korine lewat film kontroversialnya, Kids, di tahun 1995. Mendengar ia akan membuat film dengan bintang-bintang Disney macam Vannesa Ann Hudgens dan Selena Gomez, rasanya sangat sayang jika dilewatkan. Kedua gadis belia tersebut diceritakan tengah menikmati liburan musim semi, ketika akhirnya beberapa dari mereka mulai hilang kendali dan memulai rentetan aksi kriminal. Sekilas, Spring Breakers sepertinya memang seperti ajang eksploitasi gadis-gadis liar semata. Dan hal tersebut memang saya jumpai dalam beberapa scene. Untungnya, lewat penampilan berani dan meyakinkan dari bintang-bintangnya (termasuk James Franco yang berakting gangstaaa), film ini jadi tidak terlalu terlihat trashy lagi. Style dan alurnya yang terkesan trippy mungkin juga menjadi salah satu faktor unik atau bahkan annoying, tergantung selera penonton. Oh and one more thing: this film has the best use of Britney Spears' songs in the history of motion picture. Grade: C+


V/H/S 2 (Dir. Simon Barrett, Adam Wingard, Eduardo Sánchez, Gregg Hale, Gareth Evans, Timo Tjahjanto, Jason Eisener) | Masih memiliki konsep antologi dari film pertamanya, V/H/S 2 adalah kumpulan kisah-kisah horor/thriller yang dalam filmnya diceritakan ditemukan secara misterius di dalam kaset-kaset tape VHS. Ada cerita mengenai eksperimen kamera mata yang di luar kendali, sebuah aktivitas bersepeda di tengah hutan yang berakhir tragis, sepasukan kru dokumenter yang masuk ke sebuah sekte di waktu yang tidak tepat, hingga kedatangan alien di sebuah pesta menginap. Saya sepertinya menjadi salah satu dari orang yang lebih prefer film pertamanya dibandingkan sekuelnya ini. Jelas dalam film kedua lewat cerita-ceritanya semakin polished, tetapi entah mengapa masih terlalu mengada-ada dan technically illogical (how come multiple cameras can be restored into one VHS?). Ada bagian yang terlalu bland (Clinical Trial, C-), ada yang terlalu over the top (Safe Haven C+), walaupun masih ada segmen yang lumayan unik (A Ride in the Park, B dan Slumber Party Alien Abduction, B-).  Grade (overall): C


That's all for now, but do come back later cause I have a handful of films to watch and review (that's the plan anyway). Cheers!

6 comments:

  1. Have seen all but Behind The Candelabra. Agree about Pacific Rim and Spring Breakers. Pacific Rim juga agak mengejutkan karena ga biasanya film robot-robotan yang bukan selera gw ternyata bisa jadi cukup menghibur. And yes, Britney's songs has made Spring Breakers a lot better! Setuju dengan Safe Haven yang terlalu over the top, but I think A Ride and Slumber Party are the worst.

    Welcome back, btw! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. As I said, Pacific Rim is a nice surprise. Awalnya jg gak niat nonton, pas nonton eh kehibur jg hahaha emang nih segmen Slumber Party paling banyak dikritik sama orang2 dan nilainya paling jelek, tapi kok gw lumayan suka yaa haha tegangnya dapet kalo menurut gw :)

      Thanks!

      Delete
  2. Pantas ga update2 :)
    Welcome back.

    Saya cuma nntn Pacific Rim, lg aga kurang dgn film nih. Suka bgt sama Pacific Rim karena berasa bgt aura Jejepangannya. Ga sia-sia si Del Toro jadi otaku ;)

    Pgn bikin short review begini ttg 6 film yg sy tntn blakangan ini tpi kok susah ya kl film2nya cuma sy kasih rating 3 ke bawah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya Miss, keasikan jadi anak desa :p
      Pacific Rim emang seru yaaa Miss, gak nyangka saya bisa suka padahal gak begitu demen film-film gitu hehe
      Saya sebenernya pengen jg bikin review2 singkat gini lebih banyak, tapi kadang banyak yg pengen diomongin kalo nge-review film haha

      Delete
  3. Spring Breakers dan Behind the Candelabra belom nonton. Pacific Rim bagus. V/H/S/2 malah favorit saya yang Safe Haven.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, banyak yg bilang Safe Haven paling bagus dari semua segmen di V/H/S/2, mungkin karena ekspektasi tinggi aja ya jadinya saya kurang sreg sama itu hehe

      Delete