Sunday, October 6, 2013

REVIEW: Denis Villeneuve's "Prisoners" Pulls You Into an Intriguing Maze of a Thrilling Kidnapping Case

What is every parent's worst nightmare? Kehilangan anak yang mereka cintai, mungkin adalah satu jawaban yang paling pas. Setidaknya itu yang menjadi premis dari Prisoners, sebuah film drama/thriller dari sutradara Denis Villeneuve. Kejadian tragis tersebut harus dialami oleh seorang ayah bernama Keller Dover (Hugh Jackman), yang dalam suatu sore yang tenang, di lingkungan rumahnya yang cenderung sepi, tiba-tiba kehilangan sang anak gadisnya yang tiba-tiba lenyap tanpa jejak.

Keller bersama sang istri, Grace (Maria Bello), anaknya Ralph (Dylan Minnette) dan putri kecilnya Anna (Erin Gerasimovich), berencana untuk menghabiskan makan malam Thanksgiving di rumah teman mereka, Franklin dan Nancy Birch (Terrence Howard dan Viola Davis). Setelah menyantap makanan, Anna dan Joy, anak bungsu dari keluarga Birch, hendak kembali ke rumah keluarga Dover untuk mencari sebuah peluit hadiah dari ayahnya yang hilang. Merasa bahwa jarak antara kedua rumah yang tidak begitu jauh serta lingkungan perumahan yang cenderung sepi dan aman, keempat orang tua ini membolehkan putri-putrinya untuk pergi. Ketika akhirnya kedua orang gadis cilik ini tak kunjung muncul lagi, dan tidak bisa pula ditemukkan dimana-mana, panik pun mulai merasuki kedua keluarga ini. Kasus ini kemudian mulai ditangani oleh detektif Loki (Jake Gylenhaal), yang memiliki reputasi selalu berhasil memecahkan setiap kasus yang ia investigasi. Tetapi setelah tersangka utama dari kasus ini, Alex Jones (Paul Dano), pengendara RV misterius yang berada tepat di tempat dan waktu kejadian, ternyata memiliki masalah mental dan terlihat incapable untuk menculik, memaksa Loki untuk terus-menerus memutar otak sebelum ia kehabisan waktu. Sedangkan Keller yang tidak sabar dan mulai terpengaruh oleh hilangnya sang anak, mulai memutuskan untuk mencari kebenaran dan keberadaan putrinya dengan caranya sendiri.

Prisoners adalah debut film berbahasa Inggris dari sutradara asal Canada ini. Villeneuve yang beberapa tahun terakhir sudah melanglang buana dalam festival film mulai terangkat namanya setelah sukses menghadirkan Incendies di tahun 2010 silam. Gagal menghadiahkan Incendies dengan piala Oscar untuk Best Foreign Film (dikalahkan oleh In a Better World dari Susanne Bier), nyatanya tetap membuat Villeneuve dipercaya oleh produser Hollywood mengangkat salah satu naskah dari daftar The Blacklist yang ditulis oleh Aaron Guzikowski. Prisoners akan membawa kita ke sebuah labirin misteri tentang sebuah kasus penculikan. Film ini mengajak kita untuk bergantian menyaksikan point of view dari dua karakter, Keller sang ayah dan Loki sang detektif, yang mencoba untuk menginvestigasi dengan cara mereka masing-masing. As a thriller movie, Prisoners does offer us with a good amount of twists and turns. Guzikowski menyusun plot yang terkesan simple ini dengan misteri-misteri yang berkelok-kelok. Beberapa detour yang muncul cukup banyak untuk menambah kemisteriusan film ini tetapi untungnya juga tidak berlebihan yang dapat membuat film ini jatuh ke permainan yang terlalu kompleks dan bertele-tele. Beberapa 'clue' yang sebenarnya sudah diselipkan dalam film mungkin akan tertangkap oleh beberapa penonton. Tetapi Villeneuve tetap berhasil menjaga intensitas serta membuat penonton terus menebak-nebak sampai akhir. Dan walaupun film ini memang memiliki alur yang tidak begitu cepat di beberapa bagian, Villeneuve tetap membuat penonton sesak nafas dan geregetan, bahkan hingga adegan terakhir yang sangat ambigu dan, IMO, sangat brilian.

Yang menambah Prisoners menjadi sebuah film yang begitu memainkan emosi adalah ensemble cast yang memberikan stellar performances.  I have never seen Hugh Jackman this vicious yet so vulnerable and desperate in a movie before. Emosi dari seorang ayah di tengah-tengah krisis yang membuatnya terpojok dan memaksanya melakukan hal-hal yang selama ini ditentangnya benar-benar terlihat jelas dari mimik dan gesture nya. There's still a sense of masculinity, dibalik manly tears dan depressed looks yang ditunjukkan karakter Keller. Sedangkan Jake Gylenhaal dengan baiknya berhasil menjaga konsistensi pada karakter detektif Loki. Memang di awal film karakter tersebut jelas terlihat tenang dan menguasai keadaan, tetapi seiring berjalannya film Loki pun mulai terasa agitated dan risih ketika kasus tersebut tidak berjalan sesuai dengan keinginannya. Perhatikan eye twitching yang setiap hari semakin intens tersebut (lol). Tetapi terlihat bahwa Loki tidak pernah keluar jalur. He's still as subtle and controlled as he was in the first minute. Sayangnya, Maria Bello sebagai istri Keller yang depresi mungkin agak sedikit underwritten, tetapi sepertinya memang posisinya di-set seperti itu. Terrence Howard dan Viola Davis juga memberikan performa yang cukup baik walaupun porsinya memang agak kurang jika dibandingkan dengan Jackman. Hadirnya Paul Dano yang minim dialog ini berhasil memberikan efek discomforting melihat karakternya tersebut menjalani berbagai penyiksaan. Alex ini ditemani juga dengan bibinya Holly yang diperankan Melissa Leo, yang sekali lagi sangat blend-in dengan karakternya membuat saya kaget ketika membaca nama Leo di creditsnya.

Walaupun jelas bukan film reliji, Prisoners sebenarnya memiliki beberapa sisi agamis yang sepertinya turut diangkat. The fact that Keller was kinda religious and repeatedly phrasing a bible verse (or prayers? I don't remember), ditambah pula dengan beberapa elemen bible yang sengaja diselipkan disini. Prisoners pun jelas ingin meng-highlight masalah moral dan batasan-batasannya. How far would a father go in order to save his daughter? How far would a sane person go for their loved ones? Dilema moral yang dihadapi oleh Keller ini memang membuatnya bimbang. Tetapi ketika anaknya yang menjadi taruhan, sebagai seorang ayah dan kepala keluarga yang notabene sebagai pelindung, apakah ia cukup hanya diam saja dan menunggu seorang asing (se-competent apapun Loki) untuk mencarikan putrinya untuknya. Bukan untuk sebuah justifikasi, tetapi sebrutal dan sesalah apapun tindakan yang dilakukan oleh Keller, nyatanya ia lakukan bukan tanpa alasan. Kehilangan anak dan membuat orang tua ini terpojok pun akhirnya menjadi sebuah kunci utama film ini. Dari sepenggal kisah plotnya, 'prisoners' tidak hanya mengacu pada tahanan penculikan itu sendiri. Tetapi juga sebuah kiasan bagi karakter-karakter dalam film ini yang memiliki masalah-masalahnya sendiri. Yang terperangkap emosi, terperangkap masa lalu, terperangkap reputasi hingga terperangkap akan misteri dan teka-teki. Hampir dua jam setengah film ini berjalan, Prisoners bagi saya tidak memberikan satu wasting scenes at all. Semua nya terlihat memiliki purpose. Sinematografer Roger Deakins lagi-lagi juga berhasil menangkap gambar-gambar cantik untuk memperindah thriller ini.

Being a kind of movie that I usually love to enjoy, Prisoners even did better than I expected to be. Jujur, saya awalnya sangat skeptis setelah menyaksikan trailernya yang terkesan hanya seperti sebuah drama kacangan biasa. Betapa senangnya saya ketika ternyata saya benar-benar salah. Denis Villeneuve membuat film ini dengan begitu intens, thrilling, serta memainkan emosi saya naik turun. Script gubahan Aaron Guzikowski ini membuat saya ikut masuk ke dalam maze penuh misteri dan turut menebak-nebak akhir kisah ini. But the question 'who' in the end, was not really relevant, karena Villeneuve sepertinya ingin lebih memberikan drama psikologis yang mempertanyakan moral, yang disusun dengan rapi serta dimainkan dengan baik oleh deretan cast yang tidak mengecewakan. It's a bit disturbing and difficult to watch at times, tetapi dengan durasi yang tidak singkat ini, Prisoners berhasil menjadi sebuah kisah crime thriller yang engaging and kept me on the edge of my seat from start to finish. Bravo. ~FRZ
______________________________________________________________________

Prisoners (2013) | Crime, Drama, Thriller | United States | 153 minutes | Rated R for disturbing violent content including torture, and language throughout | Cast: Hugh Jackman, Jake Gyllenhaal, Viola Davis, Maria Bello, Terrence Howard, Melissa Leo, Paul Dano, Dylan Minnette, Zoe Borde | Written by: Aaron Guzikowski | Directed by: Denis Villeneuve

5 comments:

  1. review filmnya bagus :) yang mau baca review film terbaru bisa langsung ke http://www.gostrim.com selamat membaca ;)

    ReplyDelete
  2. perasaan yg sama yg gw rasian sebelum liat...kirain bakal sekedar yah...film2 detektif dgn sedikit aksi thriller yg so so...
    but...it's kinda good...Jackman & Jake juga ngasih perform maximal, & gw pribadi lebih suka akting Jake daripada Jackman ^^
    & pastinya Deakins ga pernah ngecewain ...---
    btw, sering keingetan Mystic River-nya Sean Penn deh pa snonton ni pilem....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yep, saya jg ngerasa Jake disini agak sedikit lebih baik dari Jackman kok :) Iya agak keinget Mystic River dikit, tapi film ini lebih ngingetin saya sama serial tv The Killing, premisnya pun mirip2 hehe

      Delete
  3. Have just seen it right some hours ago and to be honest I wasn't really that wowed by it. But I agree that the plot was winding and nicely written. The cast was stellar, and Mr. Deakins successfully escalated the movie with his chic shots. I was just wondering, what "Prisoners" will be if it was handled by David Fincher? LOL

    ReplyDelete
    Replies
    1. That would be something similar like Zodiac :D and hey, they both have Jake Gylenhaal already!

      Delete