Di tahun 2009, seorang scientist Amerika, Adrian Helmsley (Chiwetel Ejiofor) mengunjungi kerabatnya di India, Satnam (Jimi Mistry) yang telah menemukan bahwa terjadi badai matahari terbesar sepanjang sejarah. Hal itu juga membuat suhu temperatur pusat bumi naik secara drastis. Adrian yang langsung pulang ke Amerika lalu memberitahukan info tersebut kepada Chief of Staff dan juga kepada Presiden Amerika. Waktu meloncat menuju tahun 2012. Seorang limo driver di California, Jackson Curtis (John Cusack) yang dulunya seorang penulis buku, mengajak anak-anaknya untuk berkemah ke Yellowstone. Jackson telah bercerai dengan istrinya, Kate (Amanda Peet) yang sekarang sudah memiliki kekasih baru, Gordon (Thomas McCarthy).
Ketika di Yellowstone, Jackson tertangkap oleh tentara2 US karena telah melewati zona terlarang yang sangat rahasia. Disana ia bertemu dengan Adrian yang ternyata adalah penggemar bukunya. Masih curiga dengan apa yang disembunyikan oleh pemerintah, Jackson kemudia bertemu dengan penyiar radio eksentrik, Charlie Frost (Woodie Harrelson) yang memberitahukannya mengenai ramalan suku Maya tentang akhir dunia di tahun 2012. Awalnya Jackson tak percaya, tetapi sebuah gempa bumi yang sangat besar di California membuatnya yakin bahwa dunia akan hancur. Dari sinilah dimulai petualangan Jackson bersama seluruh keluarganya berjuang melawan maut yang mengelilingi mereka.
Membicarakan mengenai akhir dunia sebenarnya adalah suatu hal yang sangat sulit karena memang berhubungan dengan keyakinan masing-masing. Yang pasti adalah, dengan adanya ramalan dari suku Maya yang akhir-akhir ini heboh pun, kita, manusia tidak akan pernah tahu kapan dan bagaimana pastinya end of the world itu akan terjadi. Yang hanya kita bisa lakukan adalah untuk terus berdoa and keep on the right track.
Aside from that issue, lets talk about the movie. Film ini bisa dibilang sangat tipikal film-film disaster dan sangat khas Roland Emmerich. Sutradara yang juga pernah membawa kita ke dalam roller-coaster-ride di Independence Day dan The Day After Tomorrow ini lagi-lagi akan mengajak kita untuk menyaksikan super special effect yang bertumpahan dimana-mana. Beberapa scene memang sedikit membosankan dan terlalu dramatis. Tetapi tetap saja suguhan seperti itu sangat menyenangkan bila ditonton di bioskop.
Tapi sekali lagi, tipikal film2 disaster adalah cerita yang sangat biasa. Di film ini, ceritanya sangat-sangat lame. Aneh melihat keluarga Jackson yang sepertinya lagi ketiban untung sepanjang film. Banyak orang-orang yang mati terbunuh sebegitu cepatnya, tapi dewi fortuna sepertinya seneng banget nyantol di keluarga Jackson. Dari kecelakaan yang sangat mustahil pun, mereka masih bisa bertahan. Belum lagi dialog-dialog cheesy serta akting yang sangat jelek. Beberapa adegan yang sengaja dibuat untuk kita menangis pun sangat tidak believable. Tidak ada simpati khusus yang bisa kita berikan kepada karakter-karakter di film ini. Oiya gw juga baru tahu bahwa sutradara The Visitor main juga disini sebagai Gordon.
Ada satu hal, selain special effect, yang menurut gw cukup bagus, yaitu tentang pesan terhadap kemanusiaan. Pesan yang terselip di bagian menuju ending tersebut menurut gw cukup dalem. Pesan itu pun yang membuat gw sedikit lebih suka dengan film ini. Dan satu lagi, *SPOILEER!!* di adegan Satnam menelfon Adrian untuk yang terakhir kalinya adalah satu-satunya adegan dimana gw hampir menitikkan air mata. Hampir.
Film ini sepertinya akan merajai tangga box office di seluruh dunia dan akan menarik penonton yang sangat banyak. Sedikit kaget juga melihat Roger Ebert memberikan nilai 3,5/4 untuk film ini. Gak cuma dengan ide cerita nya yang sampai saat ini pun masih sangat kontroversial, tetapi dengan suguhan special effect yang over the top. Agak kecewa juga sih sebenernya, gw kirain ada beberapa good changes yang akan dibawa oleh Emmerich di film ini aside from the effects. Tapi seperti yang dibilang oleh mas GilaSinema, dengan film seperti ini, buat apa mikirin dialog dan akting. Just enjoy the ride, cause thats what this kind of movie is made for.
Naskah: 4/10 - Akting: 3/10 - Ending: 4/10 - Overall: 5/10
Ketika di Yellowstone, Jackson tertangkap oleh tentara2 US karena telah melewati zona terlarang yang sangat rahasia. Disana ia bertemu dengan Adrian yang ternyata adalah penggemar bukunya. Masih curiga dengan apa yang disembunyikan oleh pemerintah, Jackson kemudia bertemu dengan penyiar radio eksentrik, Charlie Frost (Woodie Harrelson) yang memberitahukannya mengenai ramalan suku Maya tentang akhir dunia di tahun 2012. Awalnya Jackson tak percaya, tetapi sebuah gempa bumi yang sangat besar di California membuatnya yakin bahwa dunia akan hancur. Dari sinilah dimulai petualangan Jackson bersama seluruh keluarganya berjuang melawan maut yang mengelilingi mereka.
Membicarakan mengenai akhir dunia sebenarnya adalah suatu hal yang sangat sulit karena memang berhubungan dengan keyakinan masing-masing. Yang pasti adalah, dengan adanya ramalan dari suku Maya yang akhir-akhir ini heboh pun, kita, manusia tidak akan pernah tahu kapan dan bagaimana pastinya end of the world itu akan terjadi. Yang hanya kita bisa lakukan adalah untuk terus berdoa and keep on the right track.
Aside from that issue, lets talk about the movie. Film ini bisa dibilang sangat tipikal film-film disaster dan sangat khas Roland Emmerich. Sutradara yang juga pernah membawa kita ke dalam roller-coaster-ride di Independence Day dan The Day After Tomorrow ini lagi-lagi akan mengajak kita untuk menyaksikan super special effect yang bertumpahan dimana-mana. Beberapa scene memang sedikit membosankan dan terlalu dramatis. Tetapi tetap saja suguhan seperti itu sangat menyenangkan bila ditonton di bioskop.
Tapi sekali lagi, tipikal film2 disaster adalah cerita yang sangat biasa. Di film ini, ceritanya sangat-sangat lame. Aneh melihat keluarga Jackson yang sepertinya lagi ketiban untung sepanjang film. Banyak orang-orang yang mati terbunuh sebegitu cepatnya, tapi dewi fortuna sepertinya seneng banget nyantol di keluarga Jackson. Dari kecelakaan yang sangat mustahil pun, mereka masih bisa bertahan. Belum lagi dialog-dialog cheesy serta akting yang sangat jelek. Beberapa adegan yang sengaja dibuat untuk kita menangis pun sangat tidak believable. Tidak ada simpati khusus yang bisa kita berikan kepada karakter-karakter di film ini. Oiya gw juga baru tahu bahwa sutradara The Visitor main juga disini sebagai Gordon.
Ada satu hal, selain special effect, yang menurut gw cukup bagus, yaitu tentang pesan terhadap kemanusiaan. Pesan yang terselip di bagian menuju ending tersebut menurut gw cukup dalem. Pesan itu pun yang membuat gw sedikit lebih suka dengan film ini. Dan satu lagi, *SPOILEER!!* di adegan Satnam menelfon Adrian untuk yang terakhir kalinya adalah satu-satunya adegan dimana gw hampir menitikkan air mata. Hampir.
Film ini sepertinya akan merajai tangga box office di seluruh dunia dan akan menarik penonton yang sangat banyak. Sedikit kaget juga melihat Roger Ebert memberikan nilai 3,5/4 untuk film ini. Gak cuma dengan ide cerita nya yang sampai saat ini pun masih sangat kontroversial, tetapi dengan suguhan special effect yang over the top. Agak kecewa juga sih sebenernya, gw kirain ada beberapa good changes yang akan dibawa oleh Emmerich di film ini aside from the effects. Tapi seperti yang dibilang oleh mas GilaSinema, dengan film seperti ini, buat apa mikirin dialog dan akting. Just enjoy the ride, cause thats what this kind of movie is made for.
Naskah: 4/10 - Akting: 3/10 - Ending: 4/10 - Overall: 5/10
Columbia Pictures
Casts: John Cusack, Amanda Peet, Chiwetel Ejiofor, Thandie Newton, Oliver Platt, Thomas McCarthy, Woody Harrelson, Danny Glover
Written by: Roland Emmerich, Harald Kloser
Directed by: Roland Emmerich
hmm...gua cuma suka adegan gempanya. Yang laen sih ...kurang ok menurut gua.
ReplyDeletehahaha iya ya, tapi lumayan lah yg lain, gak rugi2 bgt kalo ditonton hehe
ReplyDeletesampe sekarang belum nonton nih, tambah lama tambah males deh. nanti aja kalau udah gak pake ngantri. nonton buat disumpah2in aja nih kayaknya...
ReplyDeleteagak sedikit lebay juga yah gempanya,.
ReplyDeletetapi so far menghibur kok !hehehe