Saturday, July 24, 2010

"Because they decide what we play, who is to act and who can direct"

The Lives Of Others (Das Leben Der Anderen, 2006)
Bersetting ketika Jerman masih terpecah menjadi dua, Gerd Wiesler (Ulrich Mühe) adalah seorang agen Stasi, state security milik Jerman Timur. Atas perintah Minister Bruno Hempf (Thomas Thieme) kepada superior Wiesler, Anton Gubritz (Ulrich Tukur), Wiesler diperintahkan untuk memata-matai seorang playwright teater Georg Dreyman (Sebastian Koch) yang dicurigai akan melakukan konspirasi dan membela Jerman Barat. Wiesler dan beberapa anggota timnya memasang alat penyadap di seluruh ruangan aparteman Dreyman. Dreyman tinggal bersama dengan pacarnya yang juga seorang aktris teater, Christa-Maria Sieland (Martina Gedeck).
Mendengar seluruh gerak-gerik Dreyman dan Sieland ternyata menjadi suatu hal yang membuat Wiesler terbawa ke dalam kehidupan mereka. Bagaimana tertekannya hidup sang aktris Sieland yang selama ini ternyata menjadi target mengapa Hempf ingin menyingkirkan Dreyman. Atau bagaimana kekejaman pemerintah Jerman Timur yang mem-blacklist rekan Dreyman hingga bunuh diri. Wiesler yang awalnya bersikap dingin pun akhirnya melakukan sesuatu yang membahayakan karirnya, bahkan mungkin nyawanya.

Ketika film ini masuk ke dalam nominasi Best Foreign Film tahun 2007 lalu bersanding dengan critics' favorite, Pans Labyrinth, kejutan datang ketika film asal Jerman ini memenangkan penghargaan tersebut (walaupun akhirnya Pans Labyrinth membawa pulang 3 piala Oscar). Film ini ditulis dan disutradari oleh Florian Henckel von Donnersmarck. Film ini adalah film panjang pertamanya, sebelumnya ia telah membuat beberapa film pendek. Untuk sebuah debut, prestasi yang didapat oleh Donnersmarck ternyata cukup gemilang juga. Bahkan proyek yang sedang dikerjakannya sekarang adalah film The Tourist yang dibintangi oleh 2 aktor papan atas Hollywood, Johnny Depp dan Angelina Jolie. Kembali ke masalah film ini, The Lives Of Others sendiri adalah suatu film yang mungkin menggambarkan keburukan Jerman Timur dengan baik. Film ini juga seperti sebuah jawaban terhadap film-film yang menggambarkan kenostalgiaan Jerman Timur, seperti Good Bye Lenin!

The Lives Of Others ini bisa dibilang memiliki alur yang sedikit lambat. Film ini dibuka dengan adegan yang menunjukkan kelihaian seorang Wiesler sebagai seorang interogator yang dingin. Rekaman ketika ia menginterogasi seseorang ia gunakan sebagai metode pengajaran di kelas. Ketika seorang murid menginterupsi untuk bertanya pun ia langsung menandai murid tersebut. Film bergulir dengan terus menunjukkan sifat Wiesler yang dingin. Bagaimana ia mulai mencurigai Dreyman dari saat ia pertama melihatnya. Ketika ia menyadap rumah Dreyman juga Wiesler bahkan tak segan-segan mengancam tetangga Dreyman yang tanpa sengaja melihat kejadian tersebut. Setelah ia mulai mendengar literally seluruh kehidupan Dreyman dan Sieland, ia malah semakin peduli dengan mereka. Transformasi seorang Wiesler yang awalnya seperti robot yang tidak mampu mengeluarkan emosi menjadi seorang yang concern terhadap kehidupan orang lain terjalin dengan sempurna. Mungkin itulah mengapa film ini walaupun memiliki alur yang lambat tetapi dapat menangkap perubahan Wiesler dengan baik. Mulai ketika ia 'mengalah' ketika dikonfrontasi seorang anak kecil ataupun saat ia memberanikan diri berhadapan dengan Sieland di suatu kafe.

Film ini didominasi oleh warna-warna gelap. Dari pakaian-pakaian yang dikenakan dan shot-shot yang diambil memang cenderung gloomy. Mungkin ini juga sebagai suatu gambaran betapa 'datarnya' kehidupan Wiesler (mungkin juga semua agen Stasi). Diceritakan Wiesler ini memiliki rutinitas yang cenderung membosankan. Sebagai seorang agen Stasi, Wiesler selalu mengikuti perintah dan melakukan apa yang diperintahkan. Setelah ia mendengar dan mengamati 'kehidupan orang lain' (the lives of others -- that's why I think it's a perfect title for this film) ia pun menyadari bahwa hidupnya jauh dari suatu keintiman, cinta dan tentu saja: kebebasan. Ulrich Mühe membuat karakter Wiesler menjadi lebih hidup dalam film ini, terutama setelah ia mendapatkan pencerahan dan berubah menjadi 'a good man'.

Film ini sepertinya juga menunjukkan betapa efisien dan kejamnya intimidasi para Stasi. Dalam waktu kurang dari setengah jam, mereka dapet memasang banyak alat penyadap tanpa meninggalkan jejak apapun. Stasi juga bisa seenaknya mengeluarkan warrant untuk menggeledah rumah/apartemen. Menyadari bahwa semua tindakan lo disadap, dari obrolan-obrolan casual sampai yang rahasia dan intim sepertinya bukan suatu hal yang nyaman untuk diketahui orang lain. Tekanan interogasi dan ancaman yang dialami oleh Sieland juga menjadi suatu dilema yang sulit dipecahkan. Apakah ia mampu mengorbankan seseorang yang ia cintai untuk karirnya dalam berakting? Atau bahkan sebaliknya? Karakter dengan tekanan dari berbagai pihak dimainkan dengan baik oleh Martina Gedeck yang berperan sebagai Sieland. Begitu pula dengan aktor-aktor lainnya. Mereka memainkan peran masing-masing dengan pas.

SPOILER >> Film ini menurut gw memiliki ending yang sangat powerful. Om GilaSinema pernah menyinggung betapa beliau sangat menyukai ending film ini, yang beliau anggap sebagai suatu true happiness. Gw tentu meng-Amini. Beberapa saat setelah ia tahu bahwa ia telah kehilangan pekerjaannya atas tindakan yang ia lakukan, Wiesler sepertinya terima saja bahwa ia akan stuck dalam pekerjaan barunya sebagai pembuka surat. Ketika Tembok Berlin runtuh, Wiesler kemudian menjadi tukang pengantar leaflet. Bertahun-tahun semenjak insiden tersebut, diterbitkanlah buku karya Georg Dreyman. Dalam bagian persembahan, ditulislah bahwa buku tersebut dipersembahkan untuk HGW/XX 7 sebagai rasa terima kasih telah menyelamatkan nyawanya. Kode tersebut tidak lain adalah kode Wiesler ketika menyadap rumah Dreyman. Wiesler yang membaca bagian itupun tersenyum dan membeli buku tersebut, yang sepertinya ia anggap sebagai 'hadiah' atas tindakan terpujinya dulu.

The Lives Of Others adalah film tentang rasa kemanusiaan dan moral yang dibuat dengan baik. Karakter-karakternya, terutama Wiesler, ditulis dengan sempurna. Permainan akting dari semua aktornya pun termasuk apik dan convincing. Untuk sebuah debut film, sepertinya tepuk tangan meriah memang harus ditunjukkan untuk Donnersmarck atas penulisan skrip yang poignant dan penyutradaraan yang bagus. Sebagai seorang yang berasal dari West Germany, sungguh berani bagi dirinya untuk membuat film ini. Final words, walaupun memiliki alur yang bisa dibilang lambat, The Lives Of Others adalaha suatu film yang menggambarkan karakteristik seseorang dengan baik begitu juga dengan perubahannya serta memiliki thrill yang cukup gripping. Ditambah lagi dengan ending yang sangat moving. Recommended.

(*****)

Sony Pictures Classic
Cast: Ulrich Mühe, Sebastian Koch, Ulrich Tukur, Martina Gedeck, Thomas Thieme, Hans-Uwe Bauer
Written and directed by: Florian Henckel von Donnersmarck

2 comments: