Wednesday, May 11, 2011

Quick Reviews pt. 2: Mysteries continued

Sepertinya tidak bosen-bosennya gw dengan istilah, 'so many movies, so little time', yang berlanjut pada 'so many movies watched, so little time to review them one by one'. Kesibukkan akhir-akhir ini membuat frekuensi gw menonton film jadi agak lebih berkurang, apalagi membuat review. Film-film dibawah ini beberapa gw tonton sudah agak lama, yang lain hanya ditonton pada saat weekend (baca: istirahat). Film-film dengan genre mystery pun masih tetap menemani playlist gw beberapa minggu belakangan. Dalam post ini, ada dua buah film dari sutradara legendaris Hitchcock, lalu juga gak kalah legendarisnya, Roman Polanski, serta satu lagi sutradara dari Belanda dengan thrillernya yang lumayan mencengangkan.


Strangers On A Train (dir. Alfred Hitchcock, 1954)
Merupakan salah satu film terbaik Alfred Hitchcock menurut gw. Sebuah ide gila tentang pembunuhan sempurna dilontarkan oleh Bruno Anthony (Robert Walker), ketika ia berpapasan dengan petenis yang lagi naik daun, Guy Haines (Farley Granger) di dalam sebuah kerta. Guy ingin menceraikan istrinya yang tidak setia, sedangkan Bruno benci dengan ayahnya. Bruno menggagaskan ide untuknya 'menyingkirkan' istri Guy, sedangkan Guy 'membereskan' ayah Bruno. Guy yang mengira Bruno hanya bercanda akhirnya terjun ke dalam aksi Bruno yang ternyata benar-benar serius. Akting Robert Walker sebagai Bruno disini menurut gw menjadi daya tarik tersendiri di samping alur cerita enak untuk dinikmati dengan simbolisme 'double' serta bumbu romantisme yang diangkat dalam film ini. Menonton film ini membuat deg-degan melihat aksi gila Bruno dan kucing-kucingan antara Bruno, Guy dan polisi. (****1/2)


Psycho (dir. Alfred Hitchcock, 1960)
Sebuah film klasik dan monumental. Kalau boleh dibilang, mungkin film ini adalah film Alfred Hitchcock yang paling terkenal di publik umum. Film ini mungkin akan selalu diingat dengan musiknya yang eerie serta shower scene-nya. Bercerita tentang seorang pegawai bank, Marion Crane (Janet Leigh), yang tiba-tiba berencana membawa kabur uang kliennya. Di tengah perjalanan kaburnya, ia beristirahat di sebuah motel milik Norman Bates (Anthony Perkins) yang masih tinggal dengan ibunya yang overprotective. Sebuah keputusan yang mematikan bagi Marion. Kekuatan Psycho mengapa ia bisa menjadi begitu memorable selain musik dan shower scene, tapi dengan cerita dan kejutan yang ada di sana-sini, serta penampilan Anthony Perkins yang top-notch memerankan pemuda awkward yang menyimpan rahasia besar. Endingnya mungkin twisted, tapi sepertinya sudah diketahui banyak orang. Walaupun begitu, Psycho tetap menjadi sebuah film klasik yang sangat patut untuk ditonton. (*****)


Rosemary's Baby (dir. Roman Polanski, 1968)
Pasangan muda, Guy (John Cassavettes) dan Rosemary (Mia Farrow) yang baru menikah pindah ke sebuah apartemen yang tetangganya cukup 'out-of-ordinary'. Ketika kemudian Rosemary hamil setelah malam dengan mimpi yang sangat aneh, ditambah lagi perilaku tetangga dan dokternya yang antusias dan memberikan saran-saran bizzare serta suami nya yang tiba-tiba beruntung dalam karirnya membuat Rosemary bingung dan ketakutan tentang keselamatan bayi dalam janinnya. Roman Polanski menulis naskah dan menyutradarai thriller menyeramkan ini. Rosemary's Baby menekankan kesereman melalui atmosfirnya yang gelap dan misteri-misteri kelakuan aneh orang-orang di sekitar Rosemary yang membuat penasaran. Endingnya menurut gw jauh dari klise, serta menurut gw, mengesampingkan sisi 'setan'-nya malah menunjukkan kasih sayang seorang ibu. Film ini konon kabarnya yang telah "membunuh" istri Roman Polanski, Sharon Tate oleh sekelompok kriminal yang tersinggung tentang isu pemujaan setan dalam film ini. Permainan akting dari Mia Farrow dan Ruth Gordon menambah kualitas film ini. (****)


The Vanishing (dir. George Sluizer, 1988)
Menurut gw, film ini menampilkan sebuah villain yang paling disturbing yang pernah ada (agak lebay dikit). Bercerita tentang Rex Hofman (Gene Bervoets) yang terobsesi mencari kekasihnya Saskia (Johanna ter Steege) yang telah hilang 3 tahun tanpa jejak di saat mereka berada di rest-stop. Yang tidak Rex ketahui, pelaku nya adalah seorang guru, Raymond Lemorne (Bernard-Pierre Donnadieu), yang terlihat normal dari luar dan seakan tidak mampu melakukan hal yang buruk terhadap orang lain. Tenang, itu bukan spoiler, karena memang sepanjang film, kita disuguhkan bagaimana Raymond merencanakan sebuah pembunuhan sempurna. Revelation di ending benar-benar membuat nyesek, apakah yang sebenarnya terjadi pada Saskia? Sebaiknya kalo pengen dikejutkan, jangan baca spoiler endingnya. Film asal Belanda berjudul asli Spoorloos ini juga sempat di-remake Amerika oleh sutradaranya sendiri dan memakai bintang Kiefer Sutherland dan Sandra Bullock. The Vanishing menawarkan sebuah thriller yang menegangkan dan disturbing, mengingat bahwa pelakunya seorang yang normal sehari-harinya. Walaupun keasikan menebak siapakah pelakuanya tidak berlaku disini, tetapi The Vanishing tetap sayang kalau dilewatkan. (****1/2)

4 comments:

  1. Baru nonton Psycho sama Rosemary's Baby doang. Setuju, ending Psycho udah jadi rahasia umum, padahal kalo belum tahu bakal nambah kemantapan filmnya

    ReplyDelete
  2. nonton rosemary's dimana? dr indowbester ya? bagi linknya pls

    ReplyDelete
  3. @movfreak: iya, mungkin dulu efek menontonnya pas pertama kali rilis heboh ya, sampe si hitchcock bikin larangan gak boleh telat pas nntn di bioskop haha

    @anon: saya download lewat torrent di thepiratebay.org

    ReplyDelete
  4. The vanishing aka spooloos termasuk film paling disturbing menurut saya. Hindari nonton versi remakenya. Versi remakenya sudah mengalami amerikanisasi. Enggak tahu kenapa orang Amerika/konsumen hollywood selalu tidak enak dengan ending seperti itu (contoh: I am Legend yang punya alternate ending).

    Funny Gamesnya Hanneke enggak ada di sini? Baik versi 1997 maupun 2007 menawarkan hal-hal yang gila. Walapun yg 1997 lebih mengerikan menurut saya.

    ReplyDelete