Plot: Setelah menjuarai beberapa pertandingan nasional, kini saatnya untuk Lightning McQueen (Owen Wilson) merambah ke dunia balap internasional. Dalam pertandingan pertama World Grand Prix yang diselenggarakan di Jepang, Italy dan Inggris, McQueen turut membawa sahabatnya, Mater (Larry The Cable Guy). Dalam sebuah kebetulan, Mater tanpa sengaja terseret dalam sebuah investigasi menegangkan yang melibatkan agen-agen spesial rahasia, Finn McMissile (Michael Caine) dan Holly Shiftwell (Emily Mortimer).
Review: Kalau ada sebuah rumah produksi yang tidak pernah menghasilkan sebuah film buruk dengan track record yang gemilang, bisa dibilang itu jatuh kepada Pixar Animation Studios. Kolaborasinya dengan maestro animasi, Walt Disney Pictures mungkin menjadi sebuah kolaborasi fantastis yang pernah ada dalam sejarah perfilman. Sampai tahun 2010 lalu, film-film kolaborasi mereka semenjak Toy Story hingga Toy Story 3, 15 taun setelahnya, selalu menghasilkan kualitas yang luar biasa baik. Dengan 2 film mereka sebagai 2 dari 3 film animasi yang bisa meraih nominasi Best Picture di Oscar. Semenjak beberapa tahun lalu, Disney-Pixar sudah rutin mengeluarkan film produksinya setiap tahun. Tahun ini, mereka hadir dengan film sekuel pertama setelah franchise Toy Story, Cars 2. Keputusan Disney-Pixar membuat sekuel dari Cars (2006) ini awalnya menimbulkan tanda tanya besar. Selain karena mereka jarang mengeluarkan sekuel (Toy Story menjadi pengecualian), Cars dinilai oleh sebagian orang (termasuk gw sendiri) sebagai produk mereka yang terburuk. Tidak jelek, tetapi dibandingkan dengan film-film Pixar lain, jelas Cars menjadi film yang kurang bersinar. Fakta bahwa merchandise Cars adalah merchandise yang paling laku terjual dari seluruh goodies Disney Pixar lainnya mungkin menjadi salah satu alasan. Atau mungkin saja determinasi seorang John Lasseter untuk mencoba memperbaiki dan memulai sebuah franchise baru yang menjanjikan. Sayang, usaha mereka menurut gw termasuk kurang memuaskan.
Kalau pada prekuelnya, Cars memiliki Lightning McQueen sebagai tokoh sentral, kini, sang sidekick Mater lah yang menjadi fokus utama. Mater adalah sebuah tow truck yang lumayan naif tetapi termasuk teman yang loyal. Hubungan pertemanan antara Mater dan McQueen diuji disini, dimana pada awalnya McQueen terasa ingin 'menjaga jarak' kepada Mater. Pada suatu pertengkaran dan chain of accidents, Mater tanpa sengaja terseret ke sebuah konspirasi rahasia yang ternyata berhubungan dengan pertandingan World Grand Prix yang turut diikuti oleh McQueen. Mater, satu karakter tipikal sidekick ini sebenarnya lumayan menghibur untuk dijadikan spotlight. Lewat kalimat-kalimat polos yang ia lontarkan kadang mengundang tawa serta sering kali membantu investigasi agen rahasia McMissile. Tetapi terkadang pula, rada gregetan juga dengan aksi bodoh dari Mater, walaupun masih bisa dimaafkan. Dengan banyaknya karakter, baik lama dan baru, Cars 2 terasa di beberapa bagian kurang tergali demi memfokuskan cerita kepada petualangan Mater, McMissile dan Shiftwell dalam menggagalkan sebuah misi jahat. Itu lah yang menurut gw salah satu kekurangan dari film sekuel ini.
Salah satu kesalahan yang cukup fatal dari Cars 2 adalah film ini menurut gw termasuk film tanggung. Dimana film ini terlalu childish untuk kebanyakan remaja dan dewasa, tetapi terlalu kompleks jika ditonton oleh anak-anak. Pixar juga cukup berani menampilkan adegan action yang kelewat extreme setelah sebelumnya juga mencobanya di Toy Story 3 lewat adegan di pembungan sampah. Tetapi itu tidak berarti bahwa Cars 2 adalah film yang sangat buruk. Jika memang disandingkan dengan film-film Disney-Pixar sebelum2nya, Cars 2 jelas jauh dibawah harapan maupun kualitas. Kalau menyebut bahwa ini adalah film terburuk sepanjang kerja sama dua perusahaan tersebut memang gw akui benar adanya. Walaupun begitu, bagi sebuah film animasi yang berdiri sendiri, Cars 2 tetaplah menghibur. Film ini dibuka dengan sebuah adegan secret operation yang cukup seru dan sangat kental aura 'espionage' nya. Se'buah' mobil dengan aksen british dilengkapi pula dengan alat-alat canggih dan senjata, layaknya seorang James Bond. Dari opening tersebut, sebenarnya Cars 2 berpotensi menjadi sebuah parodi spy yang unik dan lucu. Dari adegan itu sendiri, terasa kok homage yang memang dimaksudkan sebagai parody/tribute film-film sejenis. Tetapi memang, seiring berjalannya film, alurnya menjadi terasa sedikit kehilangan kemudi.
Kejeniusan Pixar sebenernya bisa dilihat juga dalam film ini. Selain homage pada film spy thriller pada umumnya, Cars 2 juga meluaskan animasi karakter bukan hanya mobil-mobil biasa saja. Mulai ada pesawat, kapal laut hingga mobil-mobil yang disesuaikan dengan kondisi dan negara tempat Cars ber-setting. Misalnya mobil F1 pada karakter Francesco atau mobil-mobil yang menyesuaikan dengan bentuk wanita-wanita Jepang yang kecil atau seperti pemain sumo. Menjadi sebuah hiburan tersendiri melihat betapa kreatifnya para Pixar 'wizards' bekerja. Dan bukan Disney-Pixar namanya kalo tidak memberikan bumbu inspirasi dalam kisah film-filmnya. Cars 2 mengajarkan hal-hal klise dalam film animasi tetapi disini dioles menjadi sedikit lebih menarik. Hal-hal seperti persahabatan, underdog, don't judge a book by its cover hingga perjuangan from zero to hero. Pixar juga lagi-lagi menyisipkan go-green issue lewat tekhnologi bahan bakar alternatif dengan berbagai pro dan kontra nya. Tak lupa dengan sebuah 'tribute' terselubung untuk alm. Paul Newman yang pada film pertama mengisi suara Doc Hudson lewat pengubahan nama Piston Cup menjadi Hudson Cup dalam film ini. Hal ini lah yang sering gw suka dengan film-film Disney Pixar, mereka memang gak pernah main-main dalam membuat film.
Overview: Tak ada gading yang tak retak. Memang kalau dibandingkan dengan film-film sebelumnya, Cars 2 berada jauh dibawah dalam kualitas. Tetapi hal tersebut tidak menjadikan Cars 2 sebuah film yang buruk. Coba kita pisahkan dulu Cars 2 dengan film-film Pixar lainnya, bisa saja Cars 2 akan menjadi sangat menyenangkan. Tetapi, menurut gw Cars 2 terlalu ribet dalam urusan cerita kalo buat anak-anak, walaupun anak-anak masih bisa menikmati karakter-karakter yang lucu dan warna-warni ditambah dengan adegan-adegan 'action' yang cukup mengasyikan. Bagi penonton di atas umur, jadikanlah Cars 2 sebagai film hiburan saja cause it's quite fun. Mengetahui bahwa Cars 2 tidak mendapatkan respon postif di luar sana, gw menonton dengan ekspektasi yang sangat rendah, alhasil gw lumayan menikmati film ini. Dan untuk Lasseter, sudahilah obsesi Anda untuk membangkitkan franchise Cars, just make new and amazing stuffs like you and your friends in Pixar always do!
Cars 2 (2011) | Animation, Adventure, Comedy, Family | Cast: Owen Wilson, Larry the Cable Guy, Michael Caine, Emily Mortimer, Eddie Izzard, Jason Isaacs, Thomas Kretschmann | Written by: Ben Queen | Directed by John Lasseter
saya suka film ini out of character bias : Finn! Dia keren abis, walopun kesannya terlalu 'sakti' sampai over-the-top.
ReplyDeleteTwist sang antagonis di ending cukup oke buat mengecoh saya.
Iya, Finn memang keren bgt! Kalo twist di belakang entah mengapa saya udah bisa nebak hehe
ReplyDeleteSaya juga suka film ini. Dan yg paling keren...
ReplyDeleteof course Finn McMissile