Saturday, November 12, 2011

Review: The Adventures of Tintin: The Secret of the Unicorn (2011)

Plot: Tintin (Jamie Bell) adalah seorang jurnalis muda yang selama ini dikenal di kotanya berkat keahliannya memecahkan kasus ataupun misteri. Suatu hari, bersama anjing kesayangannya yang setia, Snowy, ia tanpa sengaja menemukan sebuah miniatur kapal 'Unicorn' yang legendaris di sebuah pasar serta membelinya. Tiba-tiba datang seorang asing bernama Ivanovich Sacharine (Daniel Craig) yang ingin membeli model kapal tersebut dari Tintin yang menolak untuk menjualnya kembali. Tanpa Tintin ketahui, model kapal 'Unicorn' tersebut ternyata menyimpan sebuah rahasia yang kemudian akan melibatkan Tintin pada sebuah petualangan internasional berbahaya bersama anjingnya serta seorang kapten kapal laut bernama Captain Haddock (Andy Serkis).

Review: Gw adalah salah satu penikmat serial animasi The Adventures of Tintin ketika masih kecil dulu. Tintin adalah salah satu alasan (selain Detective Conan) mengapa gw selalu interested sama cerita-cerita detektif dan misteri. Ketika terdengar kabar bahwa Tintin akan diadaptasi ke layar lebar, jelas hal tersebut menarik perhatian gw dan membuat Tintin versi layar lebar menjadi salah satu film yang paling gw tunggu-tunggu di tahun ini. Belum lagi, dua nama yang terbilang juga cukup legendaris di blantika perfilman Hollywood lah yang akan menggawangi adaptasinya, Steven Spielberg dan Peter Jackson. Tetapi walaupun begitu, ada beberapa keraguan pada awalnya ketika salah satu serial klasik ini akan diangkat ke layar lebar. Pertama adalah bagaimana para penulis naskah akan menggabungkan ketiga buah cerita menjadi satu kesatuan film, diperlukan sebuah naskah yang mampu 'menghidupkan' kembali serial ini dengan membawa kesan modern tanpa meninggalkan sisi originalnya. Lalu juga ketika keputusan membuat film ini menggunakan teknologi performance capture yang sebelumnya kurang gw gemari. Kembali lagi, dengan mengacu kepada duo Spielberg (sutradara) dan Jackson (produser), gw menaruh harapan yang cukup besar pada film ini.

Tintin dibuka dengan sebuah montage animasi sederhana yang mengiringi opening credits-nya. Sequence tersebut mungkin juga sekaligus kembali mengingatkan semangat dan atmosfir yang dibawa oleh serial ini. Salah satu opening terbaik tahun ini. Kemudian dari situ, film ini bergulir sangat cepat. Tanpa basa-basi kita akan dengan cepat dipertemukan dengan Tintin serta anjingnya Snowy hingga sebuah unexpected danger yang menghampirinya. Gw tidak tahu bagaimana hal tersebut akan meng-affect non-fans serial ini yang belum terbiasa atau familiar dengan Tintin, but I never really consider that a big problem either. Tapi bagi gw, hal tersebut menjadi poin penting yang membuat gw mengatakan film ini tidak bertele-tele dan to the point dari menit pertama. Naskah yang ditulis oleh Steven Moffat (serial tv Doctor Who), Edgar Wright (penulis/sutradara Shaun of the Dead, Hot Fuzz dan Scott Pilgrim) dan Joe Cornish (sutradara Attack the Block) bergerak secara dinamis dan beralur cepat. Film ini diangkat dan diinspirasi bukan hanya dari 1 cerita Tintin saja, tetapi 3 cerita sekaligus. Yaitu, The Crab with the Golden Claws, The Secret of the Unicorn dan Red Rackham Treasure. Dengan berpusat pada satu cerita serta ditambah dengan addition-addition dari 2 cerita lainnya, penggabungannya menjadi seru untuk dinikmati. Selain menghasilkan sebuah cerita misteri yang intriguing tetapi tidak begitu rumit, film ini juga dipenuhi oleh momen-momen jenaka yang juga membuat gw tertawa lepas. Mereka juga tidak melupakan untuk menyisipkan sisi sentimental yang cukup inspiring ke dalam film ini.

Steven Spielberg dikenal dengan film-film adventure-nya, sebut saja quadrilogy Indiana Jones atau pun Jurassic Park. Setelah kegagalan seri ke-empat Indiana Jones tahun 2008 lalu, Spielberg kembali menghadirkan sebuah film petualangan yang seru dan menegangkan pada Tintin. Tintin juga adalah film animasi pertama yang disutradarai oleh salah satu sutradara favorit gw itu. Adegan-adegan aksi yang hadir dalam film ini bener-bener breath-taking serta memuaskan penonton yang haus akan sense of adventure yang belakangan jarang sekali didapatkan dalam film-film Hollywood yang monoton. Salah satu highlight terbesar dari film ini tentu saja adegan kejar mengejar antara Tintin dan Sacharine pada jalanan perumahan di Marocco yang dibuat terkesan seperti one-take. Dari situ terlihat betapa seriusnya proses editing serta spesial efeknya. Selain itu pula, adegan re-enactment leluhur Haddock, Sir Francis dan musuh bebuyutannya (sorry, sedikit spoiler) di kapal yang sedang diserang jauh lebih seru dibandingkan dengan film-film Pirates of the Carribean sekalipun. Selain dua adegan tersebut, jangan lewatkan serunya kucing-kucingan di kapal Karaboudjan milik Haddock serta ketika mereka berada di dalam pesawat yang akan menghadang 'wall of death' atau adegan balas dendam di klimaks. Dari adegan-adegan actionnya sendiri, Tintin bisa dibilang menjadi salah satu film dengan pencapaian visual terbaik tahun ini. Dengan bantuan performance capture serta efek 3D yang menurut gw gak sia-sia. Ke-eligible-an Tintin mengikuti Best Animated Feature film di Oscar tahun depan juga mempertegas bahwa film ini adalah a film to beat dan clear frontrunner.

Lalu bagaimana dengan performance capturenya? Luar biasa. Tidak pernah terpikir, semenjak The Polar Express beberapa tahun silam, teknologi ini sudah mulai berkembang dan tidak terlihat aneh lagi. At least itu lah yang sukses ditampilkan dalam film ini. Memang awalnya aneh mengapa Spielberg/Jackson ingin membuat film ini dengan teknologi tersebut. Tetapi setelah melihat hasilnya, ternyata memang pas. Menghasilkan sebuah tontonan modern dengan grafik yang mulus dan cantik serta lebih 'real' tanpa menghilangkan esensi animasi yang sudah dimiliki dan melekat pada seri Tintin. Sempat mendengar opini seseorang yang menginginkan film ini berformat live action. Setelah dipikir-pikir, that would be a disaster. Senang rasanya melihat kemunculan karakter-karakter menarik ini di layar lebar dengan 'wajah baru'. Tintin yang diperankan oleh Jamie Bell disini divisualisasikan dengan baik. Walaupun terkesan cukup janggal awalnya, tetapi dengan cepat kita akan mudah terbiasa. Andy Serkis lagi-lagi memberikan penampilan 'mo-cap' yang baik tahun ini setelah sebelumnya ia memerankan primata Caesar di Rise of the Planet of the Apes. Serkis di film ini kedapetan peran Captain Haddock, dengan bantuan performa prima dari Serkis, karakter tersebut adalah scene-stealer dari film ini. Jangan lupakan Snowy yang menggemaskan, Thomson dan Thompson (Simon Pegg! dan Nick Frost) yang konyol serta 'cameo' dari Castafiore, seorang karakter penyanyi opera yang ternyata tanpa sengaja memiliki andil besar dalam film ini. Jadi tidak sabar sekuelnya yang denger-denger akan menghadirkan salah satu karakter yang juga populer dari film ini, Professor Calculus. Sekuelnya nanti juga ternyata akan langsung disutradarai oleh Peter Jackson setelah beliau selesai mengerjakan The Hobbit, bergantian dengan Spielberg yang akan menjadi produser.

Overiew: Semua kekhawatiran dan keraguan hilang seketika setelah menyadari bahwa betapa gw sangat menikmati setiap menit Tintin bergulir. Menonton film ini mau tak mau membuat gw bernostalgia seperti yang dilakukan Toy Story 3 tahun lalu. Dengan cerita yang mengalir begitu seru, tak sulit bagi fans maupun non-fans mengikuti petualangan memecahkan misteri yang dihadapi karakter jurnalis asal Belgia ini. Jangan lupakan tingkah laku Captain Haddock serta gerak-gerik Snowy yang keduanya mengundang tawa. Tetapi faktor utama mengapa film ini begitu sukses adalah adegan-adegan action yang luar biasa menegangkan, megah dan memanjakan mata. Editing dan spesial efeknya terasa pas sekali. Keputusan Spielberg dan Jackson untuk membuat film ini dengan format performance capture menurut gw adalah keputusan yang tepat, memberikan kesan modern pada animasi klasik yang satu ini. Tanpa ragu gw akan meng-highly recommend Tintin, to everyone who longs for an exhilarating old-fashioned adventure. And if possible, choose the 3D one. So guys, fasten your seatbelt, you're up for a bumpy (and extremely fun) ride!

[A]
The Adventures of Tintin: The Secret of the Unicorn (2011) | Animation, Action, Adventure, Family, Mystery | Rated PG for adventure action violence, some drunkenness and brief smoking | Cast: Jamie Bell, Andy Serkis, Simon Pegg, Nick Frost, Daniel Craig, Tony Curran, Toby Jones, Gad Elmaleh, Mackenzie Crook, Daniel Mays| Written by: Steven Moffat, Edgar Wright, Joe Cornish | Directed by: Steven Spielberg

5 comments:

  1. Great performance capture, great 3D, good story. Animasi terbaik tahun ini dari Hollywood, walaupun gue masih lebih milih "The Borrower Arrietty" punya ghbili hehe

    ReplyDelete
  2. Penasaran juga sama arriety ntar coba donlot deh hehe

    ReplyDelete
  3. Belom pernah sama sekali baca Tintin, tapi ternyata lucu juga dan film ini emang bagus bgt. Gw dulu cuma baca Asterix dan sedih bgt film"nya gaada yg dibuat bagus. Tintin prospek Oscar dapet bgt walaupun msh dibayang"in Arthur Christmas dan Rango. Hmmm miris juga ngeliat Cars 2 dan Happy Feet 2 jadi jeblok gitu, walaupun masih bagus. (anyway KungFu Panda is overrated!).

    ReplyDelete
  4. Gw suka Tintin gara-gara unsur detektifnya itu hehe iya ngeliat Arthur Christmas dpt nilai bagus mungkin bakal jadi saingan berat Tintin ya nanti di Oscar.. Kung Fu Panda 2 blm nntn, tapi kalo yg pertama sih emang overrated bgt haha

    ReplyDelete
  5. yyaaaa.. setuju ni film keren banget. Penggunaan performance capture memang adalah solusi tepat untuk menjadikan Tintin dari komik menjadi film layar lebar.

    nice review! :D

    ReplyDelete