Sunday, December 25, 2011

Review: Sherlock Holmes: A Game of Shadows (2011)

Plot: Dengan ramainya bom-bom yang dicurigai sebagai aksi grup teroris, Sherlock Holmes (Robert Downey Jr) menyelidiki beberapa kejadian aneh yang berlangsung di beberapa negara yang semua tertuju kepada sebuah nama: Professor James Moriarty (Jared Harris). Setelah Holmes sukses menggagalkan pembunuhan seorang gypsy, Simza Heron (Noomi Rapace), mereka bertiga bersama sahabatnya yang kini telah menikah, dr. John Watson (Jude Law) bahu membahu untuk mencari kakak Simza yang ternyata tergabung dalam sebuah plot berbahaya yang disusun dengan cerdik oleh Moriarty. Holmes really have found his match.

Review: Tidak dapat dipungkiri bahwa akhir tahun 2009 lalu, Sherlock Holmes berhasil menjadi salah satu tontonan yang sangat menyenangkan di bioskop. Chemistry antara dua tokoh utamanya berhasil memberikan sebuah hiburan jenaka serta misteri yang disajikan dikemas dengan rapi dan intriguing by the minute. Menurut gw, Guy Ritchie selaku sutradara mendapatkan 'redemption' lewat film ini setelah film-filmnya sebelum ini mendapat kritikan yang kurang bagus. Robert Downey Jr selaku sang titular character memberikan karisma yang charming pula untuk Sherlock Holmes yang selama ini gw tidak pernah menyangka akan 'sejahil' itu. Duo Holmes dan Dr. John Waston (diperankan juga tak kalah baik oleh Jude Law) menjadi salah satu bromance terbaik tahun tersebut. Dengan kesuksesan yang tidak terduga-duga, Warner Bros tentu saja tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengeruk keuntungan dengan sebuah franchise menjanjikan ini. Berhasil meyakinkan duo karakter utama, Downey Jr dan Law serta nama-nama seperti Noomi Rapace (The Girl with the Dragon Tattoo series), Stephen Fry sampai Jared Harris, Warner Bros pun yakin akan menuai hasil yang sama dengan plan merilis sekuel berjudul lengkap Sherlock Holmes: A Game of Shadows ini di musim Natal seperti film terdahulunya. Pertanyaannya, berhasilkah mereka?

Dibandingkan dengan predesesornya, A Game of Shadows (pengennya) memberikan sebuah misteri yang lebih 'grand' dan lebih kompleks. Dengan memberikan Holmes musuh yang sama pintarnya (dan kelak menjadi bebuyutan), penulis naskah Kieran Mulroney dan Michele Mulroney ingin membuat Game of Shadows lebih menegangkan dari yang sebelumnya. Tetapi sayangnya, di beberapa bagian, misteri yang disajikan terlalu berat untuk diikuti. Bukannya membuat semakin intriguing, malah kadang terlalu membingungkan untuk dicerna. Yah walaupun hanya pada awalnya sih, seiring film bergulir, ceritanya mulai berkembang dengan baik, tetapi perlu waktu sejam untuk mencapai itu #sigh. Belum lagi ketika mereka ternyata lebih memfokuskan cerita dengan bromance antara Sherlock dan Watson. Yah, memang hal tersebut menjadi salah satu poin penjualan yg sukses di film pertama. Mungkin memang niatnya untuk mengulangi lagi kesuksesan tersebut, tetapi rasanya terlalu overused. Salut sih dengan Robert Downey Jr serta Jude Law yang secara konsisten memberikan penampilan yang prima. Duo ini memang bener-bener pas memerankan karakter mereka masing-masing.

Praktis, hanya sejam kedua saja gw bisa menikmati film ini. Sejam pertama? Ah jangan ditanya. Bosennya gak ada obat. Banyak dari adegan-adegan film ini yang menurut gw kurang begitu berguna dan terlalu bertele-tele. Joke-joke di awal juga terkadang garing dan kurang menarik. Yang membuat aneh adalah, mungkin duo Mulroney dan Guy Ritchie juga sama-sama setuju dengan 1st half yang ancur itu dan memutuskan untu membuat pace film semakin seru di setengah film berikutnya. Ketika banyak misteri yang terungkap, kita akan diserbu dengan berbagai adegan-adegan action yang seru dengan slo-mo khas film Sherlock Holmes pertama dulu. Sejam kedua tersebut lah yang membuat gw sangat betah melewati film ini. Bahkan joke-joke jenaka nya lebih ngena lho di sejam kedua tersebut. Walaupun mampu membuat film ini lebih menyenangkan untuk ditonton, tetapi overall, kurang begitu bisa menyelamatkan film ini secara keseluruhan. Kalau saja film ini hanya pada di sejam kedua tersebut dengan sejam pertama lebih fokus dalam membangun fondasi misteri hingga mudah diikuti dan makin memikat, sekuel ini akan menjadi sebuah sekuel yang melampaui kualitas film pertama.

Ada beberapa karakter baru yang hendak ditampilkan disini, yang pertama tentu karakter legendaris Professor James Moriarty. Bagi penggemar novel asli karya Sir Arthur Conan Doyle ini, sepertinya sudah tahu bahwa Moriarty adalah musuh bebuyutan Sherlock Holmes. Memiliki otak yang sama-sama cemerlang serta memiiki 'kuasa' di dunia pendidikan as well di petinggi negara. Dalam film ini, Moriarty diperankan dengan (lumayan) sangar oleh Jared Harris. Mengapa lumayan? Karena dalam film ini karakter Moriarty gw rasa kurang tergali cukup dalam. Yah mungkin sekarang memang hanya untuk 'memperkenalkan' kita aja sama Moriarty, baru di sekuel-sekuel berikutnya (semoga aja ada) baru lebih diperdalem lagi. Tetapi yang bener-bener sia-sia itu karakter Madame Simza Heron yang diperankan oleh Noomi Rapace, the original 'girl with the dragon tattoo'. Noomi Rapace itu salah satu aktris yang cukup berbakat menurut gw, jadi karakternya di film ini bener-bener replaceable banget, gak ada spesial-spesialnya sama sekali. What a waste of talent. Malah, gw lebih amazed sama penampilan dari Rachel McAdams sebagai Irene Adler (love interest Sherlock Holmes yang *spoiler* bernasib tragis di film ini) yang sebenernya itungannya cuman cameo di awal film. Tidak ketinggalan, Stephen Fry berperan sebagai kakak Sherlock Holmes, Mycroft yang lagi-lagi kurang begitu kuat karakterisasinya. Hmm membuat gw berfikir mungkin Game of Shadows ini digunakan hanya untuk sebuah introduction mungkin ya?

Overview: A Game of Shadows ini adalah sebuah sekuel yang sangat sangat bisa menjadi lebih baik kalo saja mereka memperbaiki sejam pertama yang sangat membosankan itu. Formula 'bromance' antara Holmes dan Watson terlalu difokuskan dan terkadang bertele-tele. Malah karakter Holmes dengan 'kekonyolan'nya terkadang terlalu over gw rasa. Tetapi sejam berikutnya, yang akhirnya jalan cerita misterinya semakin terkuak dan adegan-adegan action yang breathtaking membuat pengalaman nonton sekuel ini gak buruk-buruk amat, setidaknya tidak se-disastrous yang dibilang orang-orang. Dengan segudang permasalahan yang dimiliki film ini, sejam kedua dari A Game of Shadows mampu memutarbalikkan kebosanan gw dengan rasa adventurous dan thrilling yang seru. Sayangnya, masih kurang untuk gw menyukai film ini as a whole. Well, nice try after all, better luck next time!

[C+]
Sherlock Holmes: A Game of Shadows (2011) | Action, Adventure, Crime, Mystery, Thriller | Rated PG-13 for intense sequences of violence and action, and some drug material | Cast: Robert Downey, Jr., Jude Law, Noomi Rapace, Jared Harris, Stephen Fry, Kelly Reilly, Rachel McAdams, Eddie Marsan | Written by: Kieran Mulroney, Michele Mulroney | Directed by: Guy Ritchie

2 comments:

  1. Mnurutku misterinya terlalu nggak mencerminkan film tentang detektif sih. Ngebosenin, jauh kalo dibandingin yg pertama

    ReplyDelete
  2. iya, sebenernya dari film pertama rada kurang rasa 'detektif'nya hehe tapi kalo yg pertama masih lumayan seru sih, yg ini rada ribet

    ReplyDelete