Saturday, February 25, 2012

Review: Bullhead (2011)

Plot: Seorang peternak sapi bernama Jacky Vanmarsenille (Matthias Schoenaerts) menemukan dirinya tengah berada di sebuah kesepakatan illegal dengan pimpinan mafia di kota nya. Tanpa ia ketahui, bos organisasi tersebut telah melakukan sebuah tindakan kriminal yang mampu menjatuhkannya. Di balik itu semua, Jacky ternyata memiliki sebuah masa lalu kelam yang kemudian mulai terungkap setelah orang-orang yang berhubungan dengan peristiwa yang ia alami dulu muncul lagi ke dalam kehidupannya.

Review: Salah satu judul yang cukup menarik perhatian saya ketika nominasi Best Foreign Language Film Oscar kemarin dibacakan adalah Bullhead. Sebenarnya hanya pengen tau film-film asing mana yang akan 'melawan' film jagoan saya di kategori tersebut (sekaligus film favorit saya tahun lalu), A Separation. Alasan lain adalah, diantara 4 film tersebut, baru ini yang available untuk disaksikan :p Bullhead adalah perwakilan dari Belgia untuk Oscar submission. Satu lagi kejutan yang baru saya ketahui ketika nominasi dibacakan, Belgia tidak mengirim film The Kid with a Bike (yang juga salah satu favorit saya tahun lalu) untuk ikut bertanding di acara akbar perfilman tersebut. Padahal, kalau dilihat dari respon kritikus, The Kid with a Bike lebih disambut baik dibanding film ini. Not to say, the well-known directors behind it. Mungkin memang benar opini yang menyatakan bahwa Belgia memberikan kesempatan kepada sutradara lainnya yang juga berbakat. Bullhead disutradarai oleh Michael R. Roskam, yang juga menulis screenplay film ini. Hebatnya lagi, Bullhead, yang berjudul asli Rundskop ini adalah film feature debut untuk Roskam. Hebat ya, film debut langsung dapet nominasi Oscar. Way to go, Roskam! #sokkenal.

What makes a man, a man? Apakah kejantanan seorang pria dinilai dari betapa besar otot-ototnya? Atau bagaimana dia berani menghadapi segala macam rintangan? Banyak juga yang mungkin berpendapat bahwa pria yang paling gentleman adalah pria yang cerdas, memiliki manner yang baik, etc, etc. Atau yang lebih simple lagi (eh gak simple juga sih), seorang pria itu baru terasa maskulinnya, ketika ia sudah menikah, hidup mapan dan berkeluarga. Ya, maskulinitas sepertinya menjadi salah satu topik yang hendak diangkat oleh Roskam dalam filmnya ini. Tokoh utama dalam Bullhead ini, Jacky, memiliki sebuah 'ritual' aneh; menyuntik badannya. Apakah cairan yang ia suntik tersebut? Saya mengira ia adalah pengguna obat-obatan terlarang. But it was not it. Jacky memiliki sebuah masa lalu kelam. Masa lalu dimana ia mengalami sebuah accident yang luar bisa memilukan, setidaknya untuk kaum pria. You'll know what I'm talking about when you see it, caution: bisa membuat ngilu. Long story short, hal yang menimpa dirinya tersebut, membuat dirinya sepertinya mempertanyakan 'kelaki-lakiannya', physically and emotionally. Itu lah yang membuat Jacky melakukan apa yang ia lakukan. Bahkan dirinya sempat menganalogikan dirinya sebagai seekor sapi yang pasrah, yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya melindungi seseorang. Layaknya seorang suami yang melindungi istri, atau ayah yang melindungi anaknya.

Selain tentang maskulinitas tadi, Roskam membalut isu tersebut dengan sebuah thriller mengenai kehidupan seorang peternak dan 'perjanjian bisnis' dengan seorang 'hormone mafia'. Sama seperti film kebanyakan, mafia memang digambarkan sebagai seorang yang memang ditakuti, bahkan berhubungan pula dengan kisah pilu masa lalu Jacky. Sebenernya, jujur, ada beberapa hal yang saya rasa cukup sulit untuk diikuti, mungkin memang ceritanya yang berat atau karena subtitle yang rada kurang bener. For starter, saya tidak pernah tahu ada yang namanya mafia hormone, lol. Mereka jualan hormon untuk membuat sapi-sapi nya lebih gemuk kah? Tapi setidaknya saya mengerti sih secara garis besarnya. We'll look a glimpse of cattle farmers' lives and their 'dirty' business. Ada hal tentang redemption dan persahabatn pula yang disinggung dalam film ini. Selain bercerita tentang Jacky dan bisnis ternaknya, serta bos mafia dengan kejahatannya, kita juga disajikan dengan kisah seorang bernama Diederik. Diederik ini juga memiliki hubungan dengan masa lalu Jacky, yang membuat dirinya sepertinya merasa sangat bersalah. Mungkin itu yang membuat ia bekerja pada polisi, ia merasa berhutang budi kepada sahabat masa kecilnya dulu.

Dengan beberapa aktor yang bermain dengan baik, sepertinya memang film ini adalah milik Matthias Schoenaerts. Matthias, yang berperan sebagai Jacky, menjalani proses penggemukan badan yang membuat berat badannya naik pesat serta membentuk tubuhnya menjadi kekar. Transformasi ini sempat pula dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Tom Hardy lewat film Bronson (2009), film yang memperkenalkan Hardy pada dunia internasional. Selain perubahan fisik yang impresif, saya juga terkesan melihat aktingnya di film ini. Permainannya mampu menggambarkan penggalian karakter Jacky yang kompleks dan bermasalah ini lewat gerak tubuh dan ekspresi mukanya. Di balik perangai nya yang seram tersebut, ada jiwa yang rapuh. He's a damaged good. Aktor-aktor lainnya yang juga turut tampil memeriahkan film ini, menurut saya terlihat tertutupi oleh akting Matthias. Walaupun mereka juga bermain bagus, sih. Selain cerita dan penggambaran karakter Jacky tersebut, saya juga suka dengan setting peternakan Eropa yang gloomy dan terkesan gelap, memancarkan atmosif yang unsettling. Saya juga suka dengan gambar-gambar yang ditangkap dalam film ini, artistik.

Overview: Jujur, Bullhead ini memiliki cerita drama yang lumayan tidak gampang diikuti dengan alur yang berjalan lambat. Beberapa adegan 'mengerikan' (seriously, you're in for a surprise) yang ditampilkan mungkin dapat membuat film ini menjadi sulit untuk ditonton. Tetapi hal-hal tersebut tidak membuat Bullhead lantas menjadi film yang buruk. Bullhead menghadirkan sebuah kisah memilukan dari seorang pria yang sepanjang hidupnya dihantui oleh peristiwa yang membuatnya mempertanyakan kejantanannya. Lewat akting yang memukau dari sang bintang utama, film debutan Michaël R. Roskam ini menjadi sebuah film yang cukup menarik untuk disaksikan. Walaupun kalau memang dibandingakan dengan A Separation maupun The Kid with a Bike, Bullhead masih berada di bawah mereka kualitasnya, tetapi Bullhead tetap memiliki faktor kuat tersendiri yang membuatnya spesial. Great film!

[B+]
Bullhead - Rundskop (2011) | Crime, Drama | Rated R for some strong violence, language and sexual content | Cast: Matthias Schoenaerts, Jeroen Perceval, Jeanne Dandoy, Barbara Sarafian, Tibo Vandenborre, Frank Lammers, Sam Louwyck | Written and directed by: Michaël R. Roskam

1 comment:

  1. review filmnya bagus :) yang mau baca review film terbaru bisa langsung mengunjungi http://www.gostrim.com selamat menonton :)

    ReplyDelete