Tuesday, August 14, 2012

Review: The Cabin in the Woods (2012)

Plot: Lima orang remaja, Dana (Kristen Connolly), Jules (Anna Hutchison), Curt (Chris Hemsworth), Marty (Fran Kranz), dan sepupu Curt, Holden (Jesse Williams) merencanakan sebuah holiday getaway ke sebuah kabin yang terletak jauh di tengah hutan. Apa yang mereka kira akan menjadi sebuah waktu untuk bersenang-senang, menjadi sebuah mimpi buruk yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Review: Sebelum anda membaca tulisan ini, saya ingin memberi saran bahwa untuk memaksimalkan sensasi menonton The Cabin in the Woods (CitW), ada baiknya anda tidak membaca review-review yang berkeliaran tentang film ini. I hadn't read anything about this film (except that this film is co-written by Joss Whedon and had rave reviews from everyone) and I had a blast. Bukannya saya melarang, tetapi bagi saya sendiri yang tidak pernah mencari tahu tentang plot film ini kecuali nama-nama di balik layar, saya mendapat kepuasan yang bahkan lebih tinggi dari ekspektasi awal tesebut. CitW menjadi salah satu film yang paling saya tunggu untuk tahun ini. Setelah lama ditunda akibat masalah keuangan MGM dan gagalnya rencana mengkonversi ke format 3D, CitW akhirnya berhasil rilis tahun 2012 dan tayang perdana dalam festival South by Southwest bulan Maret lalu. CitW disutradarai oleh Drew Goddard, menjadikan ini sebagai debut penyutradaraan baginya. Goddard menulis skrip film ini bersama Joss Whedon. Goddard sebelumnya juga turut membantu Whedon dalam serial tv bikinan Whedon; Buffy and the Vampire Slayers dan Angels sebagai penulis. Goddard dan Whedon menulis skrip film ini sebagai sebuah kritik terhadap genre film horror yang sekarang ia katakan terlalu condong ke ranah torture porn dan sadisme. Jangan tertipu dengan plotnya yang sederhana dan sangat klise tersebut, karena dari menit pertama film ini bergulir, CitW akan menjadi sebuah film yang sama sekali berbeda. 

CitW adalah film horror. Moreover, CitW adalah film tentang 'pembuatan' film horror. Oh no, it's not a spoiler, I guarantee you, karena hanya beberapa menit film ini bergulir kita akan tahu peran dari karakter Richard Sitterson (Richard Jenkins) dan Steve Hadley (Bradley Whitford) yang muncul di adegan pertama film ini adalah sebagai apa dan mengapa mereka melakukan hal-hal yang mereka lakukan. Saya tidak ingin menjelaskan panjang lebar tentang apa yang saya maksud sebelumnya, tetapi ketika anda menyaksikan film ini, anda akan teringat bagaimana reaksi anda (atau setidaknya kebanyakan orang) ketika menonton film horror. Most horror audiences want people to do something stupid (like breaking rules, etc), audiences want to see some people have sex, audiences want to see ghosts/monsters/anything scary to kill the shit out of those teenagers. Dan itu lah yang hendak ditampilkan dalam film ini; klise dan plot yang predictable yang menjadi semacam blueprint bagi film-film sejenis. Nah ini yang saya suka terhadap CitW, karena film ini tidak saja hanya menampilkan hal-hal yang jauh dari kesan klise, tetapi juga menggunakan klise-klise tersebut menjadi inti dari ceritanya sendiri. Goddard dan Whedon dengan begitu pintarnya mengakali poin-poin tersebut menjadi sesuatu yang fresh, hilarious dan inovatif. Sepanjang film saya merasa film ini semakin lama semakin unpredictable dan semakin gila. Diisi dengan dialog yang juga jenaka, CitW secara perlahan dan pasti juga mulai menaikkan tensi filmnya. Walaupun film ini sudah semakin jelas tersingkap, nyatanya masih tersimpan beberapa misteri yang terkuak satu demi satu. And it ended with a freakin' blast. Seriously, the last 30 minutes was such a nightmare horror fans have dreamed of before (I mean it in a good way).

CitW mungkin agak sedikit lack di opening. Saya tidak terlalu terhibur di awal-awal film. Even though I know some scenes were meant to be 'spoof', but it's not really constructed that well. Banyak yang bingung ketika saya menonton film ini, film ini mau dibawa kemana alurnya? Walaupun masih jauh dari kata buruk sih. But thank God, it got better by the minute. I think it's just one tiny problem I had with this film. Susah untuk mencari kelemahan film ini dalam terms ke-believable-an cerita. It's a spoof slash satire after all. Semua yang saya tahu mengenai film horror diputarbalikkan menjadi sebuah 'fakta' yang yang jauh lebih mengerikan. Berbicara masalah pemain, aktor-aktor dalam film ini sebenarnya tidak begitu spesial, they're replaceable, IMO. Tetapi bagi saya mereka cukup dapat membawakan peran mereka tanpa masalah dan gak lebay + annoying, so that's a plus. Nama-nama dalam credit jelas masih asing bagi penonton awam, kecuali mungkin Chris Hemsworth atau mungkin Richard Jenkins. Tahun ini siapa yang tidak kenal Hemsworth or at least, 'Thor'? Tetapi mungkin kalau dirilis tahun 2010 lalu Hemsworth masih menjadi another unrecognizable face. Richard Jenkins menurut saya sudah memiliki nama di Hollywood, ia telah meraih Best Actor Oscar beberapa tahun lalu lewat The Visitor. Pemain lain rasanya cukup asing, at least bagi saya. Yang saya kenal hanya Jesse Williams akibat perannya dalam tv series Grey's Anatomy. Sama seperti Williams, aktor-aktor lain—Connoly, Hutchinson, Kranz— lebih sering berlalu lalang dalam dunia televisi.

Overview: This is one of the smartest horror films I've seen. Goddard dan Whedon yang hendak mengkritik film-film horor sejenis yang mereka rasa telah menjadi monoton jelas telah sukses dalam statement nya tersebut. The Cabin in the Woods bukan lah film yang pernah saya duga dan bayangkan sebelumnya. FIlm ini juga sebenarnya bukan pure parody, tetapi juga tribute, satire serta love letter baik bagi film horror secara keseluruhan dan juga untuk penikmatnya. Tidak usah bingung menonton film ini ketika di awal terasa tidak begitu jelas. Just watch and enjoy, you'll get the whole idea soon. It's a solid horror film and one of the most enjoyable I've seen in years. It's thrilling, shocking and frightening (plus funny) as it's supposed to be. But I never really imagined it would be this smart. Well done, Goddard-Whedon, well done.


The Cabin in the Woods (2012) | Horror, Sci-Fi, Thriller | Rated R for strong bloody horror violence and gore, language, drug use and some sexuality/nudity | Cast: Kristen Connolly, Chris Hemsworth, Anna Hutchison, Fran Kranz, Jesse Williams, Richard Jenkins, Bradley Whitford, Steve Hadley, Amy Acker | Screenplay by: Drew Goddard and Joss Whedon | Directed by: Drew Goddard

12 comments:

  1. serius, gw selalu memandang sebelah mata film2 kayak gini. and i haven't seen it yet. but an A-? well, i probably gonna consider watching it :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. This film might be 180 degrees different than what you've expected :) give it a try!

      Delete
  2. bro, gw ngiler... :(

    #pengeeeen!!!!!

    ReplyDelete
  3. Saya penasaran nonton film ini setelah membaca review di blog yang mengatakan film ini merupakan love letter untuk seluruh penggemar film horor (plus rating 8,5).

    Tapi setelah selesai menonton, terus terang saya bingung. Bukan soal alur, tapi soal inti dari filmnya. Saya sudah tahu sejak awal bahwa ke-klise-an film ini sejak awal hingga pertengahan merupakan hal yang disengaja, tapi tetap saja saya kurang menangkap apa pesan dari film ini.

    Baru kemudian saya googling dan nemu blog ini. Saya seperti menemukan sedikit pencerahan. Ternyata film ini berisi banyak sindiran (atau juga tribute) untuk film-film horor yang banyak beredar di pasaran. Kalau begitu kebingungan saya pastilah berasal dari kurangnya pengetahuan saya soal pakem film horor. Walau masih mengenali beberapa karakter horor yang disajikan dalam film ini. Dan langsung mengerti maksud salah satu dari banyak dialog satir, yaitu kalimat ini "jepang selalu nomor satu, amerika nomor dua". Saya langsung paham ketika melihat cuplikan siaran 'televisi' yang *spoiler*

    Kesimpulan saya, film ini pasti sangat memuaskan untuk penonton penggila film horor, yang punya banyak pengalaman menonton film horor.
    Sedangkan untuk yang tidak (seperti saya), film ini masih cukup menghibur, tapi tetap saja membingungkan.

    Masih banyak scene-scene dan dialog yang saya masih penasaran itu maksudnya apa tapi urung saya tanyakan karena takutnya spoiler (diskusi di kaskus dan IDWS juga belum panas)

    Rating saya untuk film ini :

    6,5 : setelah selesai emnonton
    7,5 : setelah selesai menonton dan mencari tahu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah mampir dan menyempatkan membaca review saya ini :D senang kalo bisa memberikan sedikit pencerahan hehe

      Saya sebenarnya jg bukan horror-fans bgt kok, kebetulan yang saya tangkap dari CitW ini itu lebih ke homage pakem film horror (dan penontonnya) secara general. Dan semoga saja untuk yg bukan penggemar film horror, film ini bisa menghibur. Saya sendiri jg sebenarnya masih ada bbrp pertanyaan tentang film ini, tetapi karena alasan tribute/parody tadi saya jadi memakluminya sedikit haha :p dan sama juga, bingung untuk membahas lebih jauh dari beberapa pertanyaan tersebut lewat forum apa tanpa harus membeberkan spoiler.

      Terima kasih juga sudah memberikan opini dan rating untuk film ini :)

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  4. Tapi yang menarik adalah, saya jadi semakin memuji film ini ketika mencoba menghubungkannya dengan film-film horor yang pernah saya tonton dan pertanyaan saya terjawab.

    Menurut saya, kekuatan film banyak terletak pada dialog dan rangkaian scenenya yang mereferensikan banyak film horor.

    Oh iya mas Fariz, bisa beritahu saya tempat yang membahas mengenai film donnie darko secara lengkap? Banyak sekali pertanyaan yang tertinggal dari film itu di benak saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba di cek di forum nya Donnie Darko di IMDb.com aja, banyak yg dibahas disitu :)

      Delete
    2. bahasa inggris saya enggak begitu bagus mas. Saya pernah lihat diskusi di kasus, tapi bahasannya banyak yang ngaco.

      Delete
  5. Mungkin karena uda terlanjur baca reviewnya dari sana-sini, ekspektasi saya uda ketinggian ya, jadinya di akhir film justru gag terlalu puas. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah sayang ya :( Cabin memang film yang malah lebih bagus ditonton kalo gak tau apa2 tentang filmnya hehe

      Delete