Saturday, November 17, 2012

Review: Wreck-It Ralph (2012)

Plot: Di suatu game center, pada sebuah arcade game bernama 'Fix-It Felix Jr', Felix (Jack McBrayer) bertugas untuk memperbaiki hal-hal yang dirusak oleh Wreck-It Ralph (John C. Reilly). Sudah 30 tahun Ralph menyandang status 'penjahat', ia merasa bahwa ia mampu menjadi seorang pahlawan dan mendapatkan medali seperti halnya Felix selama ini. Usaha nya membawa Ralph memasuki dunia game lainnya serta tanpa sengaja pula ia mengakibatkan kecelakaan yang mampu membahayakan seluruh game di dalam game center tersebut.

Review: Bukan rahasia lagi bahwa nama Walt Disney sudah  terikat kuat dengan film animasi.  Walt Disney Animation Studios pun sudah menjadi household name dalam menciptakan film animasi keluarga yang berkualitas. Disney menikmati era kekuasaannya lewat film-film animasi 2D klasik yang sebagian besar diangkat dari bedtime stories atau pun folklore dari berbagai belahan dunia di awal dekada 90-an. Sebut saja Beauty and the Beast (1992), The Lion King (1994) sampai Tarzan (1999). Sayangnya di akhir dekade 90-an, kualitas serta pendapatan film-film Disney semakin menurun, yang diperparah dengan naik pamornya animasi 3D yang juga dikembangkan oleh Disney dan Pixar. Setelah Disney-Pixar merajai tangga box office dan mendapat critical acclaim pada tahun 2000an, animasi Disney sendiri seakan melempem. Untungnya, di akhir dekade 2000, Disney kembali mencuat lewat film-film seperti Bolt (2008), The Princess and the Frog (2009) dan Tangled (2010). Tahun dimana Pixar mulai kendor lewat Cars 2 (2011) dan Brave (2012), Disney pun mengambil kesempatan dengan merilis film animasinya yang berjudul Wreck-It Ralph. Lewat Ralph, Disney memanfaatkan tema nostalgia yang akhir-akhir ini mulai menjadi favorit para produsen film. Kali ini Disney ingin mengajak para old-school arcade gamer untuk menikmati beberapa tokoh populer dari game-game arcade yang dihadirkan di layar lebar.

Dalam film ini, diceritakan bahwa setelah game center tersebut tutup, karakter-karakter dalam seluruh arcade game dapat bergerak dengan bebas. Bahkan mereka memiliki semacam central station yang menghubungkan ke setiap game yang ada di game center tersebut. Seperti game version dari Toy Story kalau boleh dibilang. Hal ini bagi saya menjadi suatu keunikan tersendiri dan mampu membuat para gamer bersuka ria menyaksikan beberapa karakter game lawas muncul kembali dan berinteraksi dengan satu sama lain. Saya suka dengan perbedaan suasana di setiap gamenya, seperti mengintip ke berbagai dunia yang berbeda. Bahkan ada pula convention untuk para 'bad guys', mempertemukan semua tokoh villain populer untuk menerima diri mereka sebagai seorang penjahat. Ralph adalah salah satu dari tokoh villain tersebut. Ia selama ini selalu dianaktirikan oleh Nicelanders, penduduk yang tinggal dalam universe game Fix-It Felix. Bahkan untuk perayaan ke 30 tahun game tersebut saja, Ralph tidak diundang. Sakit hati karena selalu dicap buruk, Ralph pun bertualang ke Hero's Duty, sebuah game first-person shooter dimana sekumpulan prajurit yang dikomandoi oleh Sergeant Calhoun (Jane Lynch) berusaha untuk membunuh Cy-Bugs. Tanpa sengaja, Ralph membawa seekor Cy-Bugs dan terbang (lebih tepatnya terdampar) ke game racer Sugar Rush. Disana ia bertemu dengan seorang anak kecil bernama Vanellope von Schweetz (Sarah Silverman) yang ternyata diyakini sebagai sebuah glitch (malfunction) dari game tersebut. Lama-kelamaan Ralph dan Vanellope pun semakin dekat, Ralph mengajari Vanellope untuk menjadi seorang racer agar ia bisa mendapatkan sebuah medali emas untuk diberikan kepada Ralph. Cerita film ini benar-benar ditulis dengan baik dan begitu kreatif, membuat pacing film ini terasa begitu rapi dan mampu menghadirkan jokes-jokes khas film keluarga yang tak hanya menghibur tetapi juga memiliki hati di dalamnya.

Pada awalnya saya mengira bahwa film ini akan berfokus pada petualangan Ralph dengan tokoh-tokoh game populer yang muncul di awal film. Nyatanya kehadiran mereka pun sebenarnya bisa dibilang hanya terhitung sebagai cameo. Dengan jutaan warna meriah yang ditampilkan oleh film ini, kekuatan film ini sebenarnya jatuh kepada hubungan antara Ralph dan Vanellope. Hubungan manis tetapi unlikely yang dibangun dari pertemuan hingga akhir film pun mengalir secara believable dan lovable. Seperti yang sudah saya katakan, Wreck-It Ralph mengingatkan saya dengan Toy Story. Begitu pula dengan upaya menguras air matanya. Selain memberikan komedi dengan references arcade game nostalgia serta beberapa pop culture (lol at Skrillex cameo and Mentos+Cola fiesta), film ini juga bagi saya berhasil menghadirkan sebuah pesan tentang bagaimana sebenarnya peran seorang pahlawan. Apakah ia yang mendapatkan sebuah medali, atau memenangkan pertandingan? Atau lebih simple lagi, pahlawan adalah seseorang yang melakukan apa yang ia rasa benar bagi kebaikan dan mengorbankan dirinya untuk orang lain? Wreck-It Ralph tak hanya menceritakan upaya Ralph untuk melepaskan image bad guy nya dan mengejar titel seorang pahlawan, tetapi bagaimana Ralph pada akhirnya menjadi seorang pahlawan tanpa harus menanggalkan jati dirinya. Every character has a purpose dan baik dan buruknya pun tergantung dimana ia diletakkan. Ada sebuah quote yang saya ingat dari tv show Grey's Anatomy: "I might be the villain in your story, but I'm not a bad guy". Mungkin itu dapat menjadi sebuah rangkuman premise film ini.

Overview: Lewat Wreck-It Ralph, Rich Moore selaku sutradara berhasil memperkuat kembali nama Disney-non-Pixar ke dalam jajaran produsen film animasi berkualitas. Walaupun film ini family-oriented yang ditunjukkan lewat warna-warni yang ditampilkan, Wreck-It Ralph tak lupa juga hadir dengan cerita yang terjalin dengan baik, humor yang juga mengocok perut, hubungan antar karakter yang hangat, good twist serta pesan moral yang sering kita dapatkan dalam animasi Pixar. Jangan lewatkan juga animasi pendek Paperman yang tak kalah sweet lewat kesederhanaannya dengan alunan musik yang cantik sebelum film ini ditayangkan. Wreck-It Ralph adalah sebuah kisah yang menyajikan apa lah arti sebenarnya dari pahlawan sejati itu sendiri. Premis unik serta jaminan atmosfir nostalgia membuat Wreck-It Ralph sangat lah sayang untuk dilewatkan. Game on!

Wreck-It Ralph (2012) | Animation, Comedy, Family | Rated PG for some rude humor and mild action/violence | Voices by: John C. Reilly, Sarah Silverman, Jack McBrayer, Jane Lynch | Written by: Phil Johsnton, Jennifer Lee (screenplay) Rich Moore, Phil Johnston, Jim Reardon (story) | Directed by Rich Moore

7 comments:

  1. aduuhh..reviewnya positif semua..kapan sampai ke kota gua nieh film..so curious..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Domisilinya dmn kk? Semoga cepat rilis yaa soalnya worth it bgt buat ditonton, udah lama gak se-excited ini sama film animasi semenjak Toy Story 3 :D

      Delete
  2. di jambi riz..lg heboh breaking down..pesimis bakalan nyampe sini..film bagus non komersil jarang lewat sini..mudah2an wreck bakal lewat..soalnya komersil buat anak2..penasaran..soalnya dipuji semua ama temen2 blogger hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe Amiin :D kemungkinan besar sih keluar, semoga aja :)

      Delete
  3. btw..quote dr greys anatomy nya..kalau gak salah itu kata kata dari chief webber kepada meredith karena latar.belakang hubungan mamanya dgn chief webber dulu ya hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. 100! haha nntn Grey's juga ya? Tapi sayangnya gak saya lanjutin sih, cuman sampe season 5 :p

      Delete
  4. hehe..iya riz..sama seperti kamu berhenti di.season 5 juga.. lesu begitu izzy kena kanker haha..

    ReplyDelete