Akibat pernyataannya mengenai rumor tentang perang yang akan terjadi, seorang minor minister of International Development, Simon Foster (Tom Hollander) menjadi headline news dimana-mana. Hal ini pun membuat Director Of Communication, Malcolm Trucker (Peter Capaldi) marah bukan main. Saat ini media masih mencari informasi apakah benar Inggris mendukung tentara Amerika terhadap perang yang akan dilakukan negara tersebut di daerah Middle-East. Bersama dengan asistennya Toby Wright (Chris Addison), Simon dikirim ke Washington DC untuk bertemu dengan petinggi politik dan militer di Amerika. Termasuk seorang diplomat Karen Clarke (Mimi Kennedy) dan asistennya Liza (Anna Chlumsky) yang ternyata adalah kekasih lama Toby. Lagi-lagi akibat dari komentarnya, Simon terjebak dalam dua kubu, yang pro dengan adanya perang dan yang kontra.
Film ini dulu pernah gw anggap sebagai perebut posisi (500) Days Of Summer, ketika In The Loop -a bit surprising for me- meraih nominasi Best Original Screenplay di pagelaran Oscar kemaren. Gw jadi penasaran banget sama film ini yang disebut-sebut salah satu film terlucu tahun lalu. Setelah akhirnya menonton film ini, yep, I have to agree with that statement. Film ini mengandalkan dialog-dialog super cepat dan intens yang mampu mengocok perut. Dari sumpah serapah, momen-momen awkward sampai hanya sekedar percakapan-percakapan casual (yang walaupun ga bisa dibilang biasa juga) antara para karakter ditulis dengan begitu asik sehingga tidak terasa membosankan. Berbagai konflik dan miskomunikasi yang ada di film ini yang menambah runyam suasana ternyata membuat film ini malah makin seru untuk dinikmati.
Komedi satir asal Inggris ini mungkin memang sedikit sengaja dibuat menyerupai dokumenter tentang proses dibalik terjadinya suatu war declaration, yang sebenernya (lagi) menyindir perang Irak. Menggunakan kamera semacam handheld juga memperkuat faktor dokumenter tersebut. Melalui film ini kita diajak berkelana dari daratan the Great Britain sampai ke Amerika. Dari kantor Minister di UK, menuju White House, menuju ke kantor UN. Banyak kegiatan-kegiatan 'politis' yang muncul dalam film ini, membuat gw jadi bisa (sedikit) belajar tentang apa saja yang kemungkinan dapat terjadi dibalik aktivitas para petinggi negara.
Permainan apik akting dari aktor-aktornya pun patut diacungi jempol. Bisa dibilang sang bintang dalam film ini tentu si Malcolm Tucker yang diperankan oleh Peter Capaldi. Di setiap scene, ia mampu mencuri perhatian dengan segala umpatan-umpatan yang sangat kasar tapi kocak banget. Ngeselin sih emang, cuman akibat kelucuan swearing-nya itu pula yang kayaknya membuat karakter ini termasuk karakter that we love to hate. Tepuk tangan pula untuk skrip yang dikerjakan keroyokan oleh Jesse Armstrong, Simon Blackwell, Tony Roche dan sang sutradara Armando Iannucci. Yang juga memasukan tokoh-tokoh pop-culture di dalam dialognya. Apakah karena ini film Inggris jadi karakter-karakter Harry Potter sering disinggung disini? LOL.
Selain Tucker, performance aktor lainnya juga tidak dapat dipandang sebelah mata. Lucu banget ngeliat interaksi masing-masing karakter. Terutama antara atasan dan asistennya, chemistry-nya dapet banget. Seperti hubungan antara Karen Clark dan asistennya Liza (yes, this is Anna Chlumsky!) ataupun Simon Foster dan Toby.
Sebagai film komedi, film ini menawarkan dialog-dialog menggelitik sebagai sajian utama. Dibalik, tentu saja, permainan apik dari para cast-nya. Bagi tidak terlalu sensitif dan merasa terlalu offensive terhadap puluhan sumpah serapah, this film will suit you just well. Tapi seperti yang gw bilang, dialog yang cepat dan juga istilah-istilah yang cukup asing di telinga juga mampu membingungkan yang nonton. Belum lagi memang tema yang diangkat film ini cukup berat, yang juga gw akui. Tapi bagi yang masa bodo, tontonlah film ini sebagai film hiburan. Tanpa mengetahui 100% apa yang dilakukan oleh para karakternya pun gw rasa film ini akan sangat menghibur. So, enjoy!
(****)
Film ini dulu pernah gw anggap sebagai perebut posisi (500) Days Of Summer, ketika In The Loop -a bit surprising for me- meraih nominasi Best Original Screenplay di pagelaran Oscar kemaren. Gw jadi penasaran banget sama film ini yang disebut-sebut salah satu film terlucu tahun lalu. Setelah akhirnya menonton film ini, yep, I have to agree with that statement. Film ini mengandalkan dialog-dialog super cepat dan intens yang mampu mengocok perut. Dari sumpah serapah, momen-momen awkward sampai hanya sekedar percakapan-percakapan casual (yang walaupun ga bisa dibilang biasa juga) antara para karakter ditulis dengan begitu asik sehingga tidak terasa membosankan. Berbagai konflik dan miskomunikasi yang ada di film ini yang menambah runyam suasana ternyata membuat film ini malah makin seru untuk dinikmati.Komedi satir asal Inggris ini mungkin memang sedikit sengaja dibuat menyerupai dokumenter tentang proses dibalik terjadinya suatu war declaration, yang sebenernya (lagi) menyindir perang Irak. Menggunakan kamera semacam handheld juga memperkuat faktor dokumenter tersebut. Melalui film ini kita diajak berkelana dari daratan the Great Britain sampai ke Amerika. Dari kantor Minister di UK, menuju White House, menuju ke kantor UN. Banyak kegiatan-kegiatan 'politis' yang muncul dalam film ini, membuat gw jadi bisa (sedikit) belajar tentang apa saja yang kemungkinan dapat terjadi dibalik aktivitas para petinggi negara.
Permainan apik akting dari aktor-aktornya pun patut diacungi jempol. Bisa dibilang sang bintang dalam film ini tentu si Malcolm Tucker yang diperankan oleh Peter Capaldi. Di setiap scene, ia mampu mencuri perhatian dengan segala umpatan-umpatan yang sangat kasar tapi kocak banget. Ngeselin sih emang, cuman akibat kelucuan swearing-nya itu pula yang kayaknya membuat karakter ini termasuk karakter that we love to hate. Tepuk tangan pula untuk skrip yang dikerjakan keroyokan oleh Jesse Armstrong, Simon Blackwell, Tony Roche dan sang sutradara Armando Iannucci. Yang juga memasukan tokoh-tokoh pop-culture di dalam dialognya. Apakah karena ini film Inggris jadi karakter-karakter Harry Potter sering disinggung disini? LOL.
Selain Tucker, performance aktor lainnya juga tidak dapat dipandang sebelah mata. Lucu banget ngeliat interaksi masing-masing karakter. Terutama antara atasan dan asistennya, chemistry-nya dapet banget. Seperti hubungan antara Karen Clark dan asistennya Liza (yes, this is Anna Chlumsky!) ataupun Simon Foster dan Toby.
Sebagai film komedi, film ini menawarkan dialog-dialog menggelitik sebagai sajian utama. Dibalik, tentu saja, permainan apik dari para cast-nya. Bagi tidak terlalu sensitif dan merasa terlalu offensive terhadap puluhan sumpah serapah, this film will suit you just well. Tapi seperti yang gw bilang, dialog yang cepat dan juga istilah-istilah yang cukup asing di telinga juga mampu membingungkan yang nonton. Belum lagi memang tema yang diangkat film ini cukup berat, yang juga gw akui. Tapi bagi yang masa bodo, tontonlah film ini sebagai film hiburan. Tanpa mengetahui 100% apa yang dilakukan oleh para karakternya pun gw rasa film ini akan sangat menghibur. So, enjoy!(****)
BBC Films
Cast: Tom Hollander, Peter Capaldi, Chris Addison, Mimi Kennedy, Anna Chlumsky, David Rasche, Olivia Poulet
Written by: Jesse Armstrong, Simon Blackwell, Tony Roche, Armando Iannucci
Directed by: Armando Iannucci
No comments:
Post a Comment