Film ini dimulai ketika seorang dokter (Sandra Oh) mewawancarai lelaki yang belakangan diketahui memiliki keterbelakangan, Arthur Poppington (Woody Harrelson). Dalam wawancara tersebut Arthur menceritakan tentang kehidupannya sebagai pembasmi kejahatan yang memiliki julukan 'Defendor'. Ibunya yang pergi meninggalkannya dan kakek yang juga tidak terlalu memperdulikannya, Arthur hidup dengan menganggap bahwa ia adalah seorang superhero betulan dan berusaha untuk menaklukkan sang evil mastermind, Captain Industry.
Di tengah pencariannya tersebut, Arthur/Defendor tanpa sengaja melukai seorang polisi korup Chuck Dooney (Elias Koteas) serta bertemu dengan Katerina Debrofkowitz (Kat Dennings), seorang underage prostitute. Karena tidak memiliki tujuan yang jelas dan ingin memanfaatkan Arthur, Kat pun tinggal bersama Arthur dan berpura-pura mengetahui dimana sang Captain Industry. Kat dengan setengah bercanda memberitahu Arthur bahwa sosok asli Captain Industry adalah Kristic (Alan Peterson), seorang bos mafia. Hal tersebut ternyata dipercaya oleh Arthur yang membuatnya masuk ke dalam petualangan berbahaya yang juga turut melibatkan sang polisi korup.
Memiliki premis yang cukup serupa dengan film Kick-Ass, ternyata tidak membuat film kecil ini disambut sama meriahnya. Berbeda dengan Kick-Ass, Defendor tidak diiming-imingi dengan promosi dan publikasi yang besar. Setelah nonton film ini pun kerasa banget kalo film ini tidak dianugerahi oleh budget yang besar, bahkan mungkin sangat kecil. Properti dan settingnya terasa ala kadarnya, tapi hal ini tidak terlalu mengganggu, toh memang latarnya seperti itu.
Penampilan Woody Harrelson patut diberi apresiasi. Entah kenapa gw selama ini suka banget sama akting-aktingnya. Dan kalau bisa dilihat pemilihan film yang ia pilih beragam banget. Coba liat tahun lalu, selain film kecil ini, ia juga bermain gemilang lewat peran serius dalam The Messenger, yang menghantarkannya mendapat nominasi Best Supporting Actor di Academy Awards kemarin. Lalu ia juga bermain dalam 2 film blockbuster, Zombieland dan 2012. Walaupun bermain empat film tahun lalu, kok rasanya pamor Woody gak begitu besar ya? Apa cuman perasaan gw doang? Kembali ke masalah aktingnya sebagai Arthur Poppington. Tokoh yang memiliki keterbelakangan mental sebenarnya sudah sering diperankan aktor-aktor lain. Dalam film ini, Woody memainkannya cukup baik, tidak terasa dipaksakan. Gw jadi keinget dengan film Tropic Thunder yang sempat menyinggung bagaimana kiat sukses kalau ingin memerankan tokoh idiot, yaitu: jangan sampai Anda jadi full-idiot, setengah idiot aja, pastikan tokoh Anda memiliki kelebihan tersendiri. LOL. Di film ini kelebihan Defendor adalah ia memiliki hati yang baik.
Jujur, dari dulu gw gak terlalu menaruh hati kepada Kat Dennings. Di film inipun gw rasa Kat tidak menujukkan akting yang luar biasa. Tidak jelek-jelek amat memang, abis mood-moodan sih, kadang bagus, kadang jelek. Walaupun chemistry antara tokoh Katerina dan Arthur lumayan bagus, tapi gw rasa kok mereka bonding nya cepet banget ya. Despite the fact that Arthur's a bit slow and Katherine's using his money. Tapi tetep aja agak aneh. Oiya agak surprise liat penampilan Sandra Oh disini, walaupun hanya secuil. Bagi yang ngikutin Grey's Anatomy seperti gw, kayaknya akan selalu sangsi melihat Sandra bermain peran selain perannya sebagai si dokter naif Christina Yang di tv-series tersebut. Tapi dalam film ini, Sandra cukup bisa melepaskan aura Yang yang sangat melekat dalam dirinya. Woohoo.
Membawa pesan yang cukup dalam dan emosional (terharu melihat endingnya), film ini menurut gw tidak terlalu mendapat eksekusi yang baik. Di awal film cukup bikin penasaran, tapi lama kelamaan film ini terasa lumayan bikin bosen. Apakah memang atmosfirnya yang kurang enak ya? Karena hampir seluruh film scenenya, malem2. Gw kira film ini akan menjurus sedikit ke komedi, ternyata enggak. Pertengahan film pun, ketika sudah mulai tegang-tegangnya nih, ternyata masih belom terlalu menaikkan tense film ini. Mulai ketika sepertiga terakhir film ini, gw makin lama makin seru nontonnya. Di bagian inilah kayaknya semua emosi bercampur menjadi satu. Membuat tokoh Arthur makin lama makin jadi loveable.
Satu pesan yang sebenarnya cukup nendang dari film ini adalah kita gak perlu jadi superhero maupun pahlawan bertopeng untuk bisa berbuat baik. Dengan good intentions dan sedikit dorongan pun kita bisa kok membantu sesama dan membuat dunia menjadi lebih baik. Gak perlu digigit oleh laba-laba yang terkena radiasi ataupun memiliki gadget super-canggih. Sebenernya perlu nih buat ngajarin anak-anak yang terlalu tergila-gila dengan karakter-karakter superhero. Kalau mau pilih role-model, lebih baik mengidolakan orang-orang seperti Hoegeng, si polisi anti korupsi. Ya kan? Hahaha kok nyambungnya jadi kesitu ya?
Defendor sebenarnya memiliki message yang sangat bagus dan sebenarnya pun tersampaikan dengan lumayan baik. Tapi menurut gw, keseluruhan film ini didn't work for me. At least, bagian-bagian di awal yang gw rasa cukup membosankan. Akting Woody Harrelson setidaknya sedikit menyelamatkan gw untuk nonton sampe abis, dimana akhirnya pesan yang ingin disampaikan film ini dapat dengan sukses gw ambil. Di endingnya pun gw merasakan simpati yang dalam buat tokoh Defendor. Film ini gak jelek, cuman rasanya bisa dibikin lebih baik lagi aja. But still, it's a pretty good job.
Di tengah pencariannya tersebut, Arthur/Defendor tanpa sengaja melukai seorang polisi korup Chuck Dooney (Elias Koteas) serta bertemu dengan Katerina Debrofkowitz (Kat Dennings), seorang underage prostitute. Karena tidak memiliki tujuan yang jelas dan ingin memanfaatkan Arthur, Kat pun tinggal bersama Arthur dan berpura-pura mengetahui dimana sang Captain Industry. Kat dengan setengah bercanda memberitahu Arthur bahwa sosok asli Captain Industry adalah Kristic (Alan Peterson), seorang bos mafia. Hal tersebut ternyata dipercaya oleh Arthur yang membuatnya masuk ke dalam petualangan berbahaya yang juga turut melibatkan sang polisi korup.
Memiliki premis yang cukup serupa dengan film Kick-Ass, ternyata tidak membuat film kecil ini disambut sama meriahnya. Berbeda dengan Kick-Ass, Defendor tidak diiming-imingi dengan promosi dan publikasi yang besar. Setelah nonton film ini pun kerasa banget kalo film ini tidak dianugerahi oleh budget yang besar, bahkan mungkin sangat kecil. Properti dan settingnya terasa ala kadarnya, tapi hal ini tidak terlalu mengganggu, toh memang latarnya seperti itu.
Penampilan Woody Harrelson patut diberi apresiasi. Entah kenapa gw selama ini suka banget sama akting-aktingnya. Dan kalau bisa dilihat pemilihan film yang ia pilih beragam banget. Coba liat tahun lalu, selain film kecil ini, ia juga bermain gemilang lewat peran serius dalam The Messenger, yang menghantarkannya mendapat nominasi Best Supporting Actor di Academy Awards kemarin. Lalu ia juga bermain dalam 2 film blockbuster, Zombieland dan 2012. Walaupun bermain empat film tahun lalu, kok rasanya pamor Woody gak begitu besar ya? Apa cuman perasaan gw doang? Kembali ke masalah aktingnya sebagai Arthur Poppington. Tokoh yang memiliki keterbelakangan mental sebenarnya sudah sering diperankan aktor-aktor lain. Dalam film ini, Woody memainkannya cukup baik, tidak terasa dipaksakan. Gw jadi keinget dengan film Tropic Thunder yang sempat menyinggung bagaimana kiat sukses kalau ingin memerankan tokoh idiot, yaitu: jangan sampai Anda jadi full-idiot, setengah idiot aja, pastikan tokoh Anda memiliki kelebihan tersendiri. LOL. Di film ini kelebihan Defendor adalah ia memiliki hati yang baik.
Jujur, dari dulu gw gak terlalu menaruh hati kepada Kat Dennings. Di film inipun gw rasa Kat tidak menujukkan akting yang luar biasa. Tidak jelek-jelek amat memang, abis mood-moodan sih, kadang bagus, kadang jelek. Walaupun chemistry antara tokoh Katerina dan Arthur lumayan bagus, tapi gw rasa kok mereka bonding nya cepet banget ya. Despite the fact that Arthur's a bit slow and Katherine's using his money. Tapi tetep aja agak aneh. Oiya agak surprise liat penampilan Sandra Oh disini, walaupun hanya secuil. Bagi yang ngikutin Grey's Anatomy seperti gw, kayaknya akan selalu sangsi melihat Sandra bermain peran selain perannya sebagai si dokter naif Christina Yang di tv-series tersebut. Tapi dalam film ini, Sandra cukup bisa melepaskan aura Yang yang sangat melekat dalam dirinya. Woohoo.
Membawa pesan yang cukup dalam dan emosional (terharu melihat endingnya), film ini menurut gw tidak terlalu mendapat eksekusi yang baik. Di awal film cukup bikin penasaran, tapi lama kelamaan film ini terasa lumayan bikin bosen. Apakah memang atmosfirnya yang kurang enak ya? Karena hampir seluruh film scenenya, malem2. Gw kira film ini akan menjurus sedikit ke komedi, ternyata enggak. Pertengahan film pun, ketika sudah mulai tegang-tegangnya nih, ternyata masih belom terlalu menaikkan tense film ini. Mulai ketika sepertiga terakhir film ini, gw makin lama makin seru nontonnya. Di bagian inilah kayaknya semua emosi bercampur menjadi satu. Membuat tokoh Arthur makin lama makin jadi loveable.
Satu pesan yang sebenarnya cukup nendang dari film ini adalah kita gak perlu jadi superhero maupun pahlawan bertopeng untuk bisa berbuat baik. Dengan good intentions dan sedikit dorongan pun kita bisa kok membantu sesama dan membuat dunia menjadi lebih baik. Gak perlu digigit oleh laba-laba yang terkena radiasi ataupun memiliki gadget super-canggih. Sebenernya perlu nih buat ngajarin anak-anak yang terlalu tergila-gila dengan karakter-karakter superhero. Kalau mau pilih role-model, lebih baik mengidolakan orang-orang seperti Hoegeng, si polisi anti korupsi. Ya kan? Hahaha kok nyambungnya jadi kesitu ya?
Defendor sebenarnya memiliki message yang sangat bagus dan sebenarnya pun tersampaikan dengan lumayan baik. Tapi menurut gw, keseluruhan film ini didn't work for me. At least, bagian-bagian di awal yang gw rasa cukup membosankan. Akting Woody Harrelson setidaknya sedikit menyelamatkan gw untuk nonton sampe abis, dimana akhirnya pesan yang ingin disampaikan film ini dapat dengan sukses gw ambil. Di endingnya pun gw merasakan simpati yang dalam buat tokoh Defendor. Film ini gak jelek, cuman rasanya bisa dibikin lebih baik lagi aja. But still, it's a pretty good job.
(***1/2)
Darius Film
Cast: Woody Harrelson, Elias Koteas, Michael Kelly, Sandra Oh, Kat Dennings, Clark Johnson, Alan Peterson
Written and directed by: Peter Stebbings
La, ini memang film indie kok Riz, makanya enggak terlalu ngejreng visualnya. Sudah lama sih denger soal film ini, tapi baru aja liat dvd-nya. Enggak tau kok Kat Dening tampilannya menor amat disini. Nyewa tukang make up keren terlalu mubazir kali ya ...
ReplyDelete