Thursday, June 17, 2010

"Andy's going to college, can you believe it?"

Sekuel kedua dari pelopor animasi CGI ini menceritakan bertahun-tahun setelah filmnya yang kedua. Woody (Tom Hanks), Buzz Lightyear (Tim Allen) dan teman-teman sesama mainannya harus menerima fakta bahwa pemilik mereka, Andy, sudah beranjak dewasa. Dalam beberapa hari, Andy akan meninggalkan rumah untuk memasuki masa-masa kuliah. Para mainan Andy, yang juga sudah bertahun-tahun tidak pernah dimainkan lagi, kini menjadi panik. Bagaimanakah nasib mereka nantinya ketika Andy meninggalkan mereka?
Berawal dari suatu kesengajaan, kelompok mainan tersebut harus terdampar di sebuah day-care. Mainan2 lain, selain Woody, merasa excited dan senang dengan suasana tempat tersebut ketika mereka datang. Belum lagi sambutan hangat dari sang 'ketua' day-care tersebut, Lotso 'The Hugging Bear' (Ned Beatty). Woody berusaha untuk mengajak teman-temannya untuk kembali ke Andy, tapi tentu saja teman-temannya menolak. Apa yang mereka tidak ketahui adalah ternyata tempat tinggal baru mereka bukanlah seperti yang mereka bayangkan, ditambah dengan niat terselubung Lotso dan antek-anteknya.

Toy Story seperti yang gw bilang, adalah pelopor film animasi CGI. Sekuelnya juga menjadi sekuel pertama yang dibuat dengan teknik sama. Kedua film tersebut bisa dikatakan sangat monumental, dilihat dari kesuksesan dari kualitas maupun finansial. Ada sedikit keraguan ketika terdengar kabar seri ini akan kembali dibuat sekuelnya. Menunggu-nunggu sudah jelas, sebagai generasi yang tumbuh bersama karakter-karakter tersebut, kangen rasanya melihat aksi mainan-hidup kembali. Tapi pastilah gw merasa agak sedikit sangsi apakah kualitas film ketiga ini akan menyamai senior-seniornya? Apakah kru Disney Pixar kembali mencengangkan dan memenuhi ekspektasi gw? Jawabannya: major yes. Setelah 11 tahun kita ditinggalkan oleh Woody dkk, akhirnya mereka kembali dengan petualangan yang lebih seru. Lee Unkrich, yang sebelumnya menjadi editor dan co-director di 2 film awal, kini duduk di bangku sutradara. Unkrich akhirnya berhasil mewujudkan mimpi gw dan tentu saja orang-orang yang telah menunggu film ini dengan sebuah film yang sangat entertaining.

Sudah lah gak perlu lagi bahas mengenai masalah animasi yang sudah jelas Pixar berada di tingkat atas, dengan segala detil dan halusnya animasi yang mereka ciptakan. Salah satu keunggulan Disney Pixar dibandingkan produk studio lain adalah ceritanya yang selalu bagus, lucu dan menyentuh. Sama seperti pendahulunya, Toy Story 3 memiliki lawakan-lawakan cerdas, hilarious, dan original. Siapa sih yang akan menyangka mereka akan memberi 'tubuh' lain untuk Mr. Potato Head? Atau mereset ulang Buzz menjadi versi Spanyol? Dan tentu masih banyak lagi bagian-bagian yang membuat gw terbahak-bahak. Disini mungkin kelebihan tim penulis Disney Pixar, yang menulis jokes-jokes yang fresh di setiap filmnya. Salut. Karakter-karakter baru yang jumlahnya lumayan banyak dan dengan karakteristik yang berbeda-beda juga semakin memperkaya hiburan yang disuguhkan film ini.

Hebatnya lagi, cerita film ini ditulis sedemikian rupa untuk mengaduk-aduk emosi. Openingnya yang awalnya seru diakhiri dengan sebuah sentuhan sendu ketika musik 'You've Got A Friend In Me' terhenti. Sepanjang film, adegan-adegan kocak, medebarkan sampai yang mengharukan benar-benar menghipnotis penonton ke dalam serunya petualangan Woody kali ini. Kalau dulu gw menobatkan Up menjadi film Pixar paling mengharukan, kini posisi tersebut harus direbut oleh Toy Story 3. Beberapa menit akhir film ini, setelah kita disuguhkan dengan aksi seru petualangan Woody, kita dibawa menuju adegan-adegan mengharukan yang rasanya susah untuk gak ngeluarin air mata. Gw yakin sepertinya, kalo lo gak menitikkan air mata, atau minimal terharu menyaksikan film ini rasanya lo gak punya hati (lebay).

Apa yang gw suka lagi dengan film ini adalah, melihat dari seorang yang tumbuh bersama Toy Story, ada suatu kedewasaan dalam film ini. Life goes on, people grow up. Rasanya gak mungkin lah kita akan stuck dalam satu fase aja. Itulah yang terjadi pada Andy yang sudah dewasa (and I'm going to college this year too, so we're kinda the same). Itu yang gw suka dari Toy Story 3, mereka gak menulis cerita yang dipaksakan bahwa Andy sampe gede tetep main dengan boneka, dengan ending yang dibentuk dengan konklusi yang sepertinya 'rasional' tapi tetap membawa kepuasan bagi semua pihak. It's about letting go and moving on. Bukan hanya Andy saja, Woody pun harus melakukannya. Adegan terakhir antara Andy dan Woody menjadi salah satu adegan tersedih dalam film ini. Melihat pesan terakhir dalam film ini juga sukses membuat gw menitikkan air mata.

Faktor lain mengapa film ini gw anggap lebih 'dewasa' mungkin dibandingkan dengan yang pertama dan kedua, film ini memiliki lebih banyak adegan yang mendebarkan serta kadar aksi nya juga lebih banyak, apalagi di bagian ending, serasa mendapatkan petualangan seru bertubi-tubi. Sepertinya sih itu usaha buat para 'generasi Toy Story' yang juga sudah beranjak dewasa seperti gw ini mendapatkan lebih banyak kepuasan. Talking bout the ending, hhhh rasanya masih terbayang-bayang betapa cerdasnya ceritanya ditulis. Bagaimana sangat amat mengharukannya ketika para mainan 'menerima nasib mereka dan saling berpegangan tangan' atau ketika 'scene di rumah Bonnie' <-- Silahkan disaksikan sendiri, gak mau gw spoil. Oiya dan juga dengan running-time yang sepertinya agak lebih lama dibanding film-film animasi lain. Agak kerasa di belakang-belakang itu tadi, dengan aksi yang kok kayaknya gak selesai-selesai. I didn't mean it's a bad thing though. Dengan ekspetasi yang tinggi, nyatanya apa yang gw dapatkan melebihi infinity and beyond. Dari detik awal film ini bergulir, ledakan tawa, sorak, bahkan air mata pun tak kuasa gw tahan. Sebuah film hangat yang memiliki banyak pesan berharga, dan juga memiliki ending yang brilian dan memuaskan serta jauh dari klise. Segala macam hiburan yang disajikan, terjalin dengan sangat sempurna. Film ini gak hanya menghibur maupun menyentuh tapi juga mengajari kita banyak hal mengenai arti pentingnya persahabatan dan kebersamaan. Ditambah lagi dengan pengisi suara yang fenomenal. So far, film Summer terbaik tahun ini dan mungkin film terbaik tahun ini. Gw sangat yakin akan memasukkan film ini di list film paling memuaskan gw di tahun 2010. DisneyPixar, you will never fail me.

(*****)

Disney - Pixar
Voices by: Tom Hanks, Tim Allen, Joan Cusack, Ned Beatty, Don Rickles, Michael Keaton, Wallace Shawn & more
Written by: Michael Arndt, John Lassetter, Andrew Stanton, Lee Unkrich
Directed by: Lee Unkrich

7 comments:

  1. CURANG LU RIZ, DI LONDON BELOM MAIN!!!!!!!!!!! BARU BULAN JULI MAIN DI SINI KUCING!

    ReplyDelete
  2. Selain Up, Cars dan Finding Nemo adalah film bikinan Pixar yang berhasil membuat ane terharu berat (kalo nggak mau dibilang nangis, hehe)..

    Film ini akan menambah panjang daftar tersebut, tapi itu yang memang ane cari..

    ReplyDelete
  3. damn i cried a lot at the final scene! ahaha..

    ReplyDelete
  4. @prima: hahaha sabar prim!

    @budi cahyono: iya memang mengharukan bgt filmnya! hehehe

    @gabby: wahahaha iya mbak memang sedih banget endingnya, tapi sedih-sedih-seneng gitu ya

    ReplyDelete
  5. wah,ternyata review kita hampir sma ya..haha
    gw jga sependapat klo toy story 3 msih jauh lebih baik daripada Up..hehe
    maklum gw penggemar serial toy story..haha :D

    ReplyDelete
  6. Hey, I'm one of your silent reader ^_^.... Since you're the big fan of John Mayer, have you read this story (just ignore it if you've already read it...hehe)

    It's soooo....mmm... I couldn't even find a word...haha.. Just read it! Btw,I also love John Mayer's works(and he's yummy appearance..hehe) I do really wish he could make a concert here...

    Always love your blog! Keep on writing...

    ReplyDelete
  7. @thyo: hehe iya toy story 3 itu bagus banget memang, gw jg penggemar toy story!

    @petty: waw, makasih ya sudah sering berkunjung :) wah saya baru saja baca, seru juga ya, makasih infonya!

    ReplyDelete