Wednesday, April 13, 2011

Review: Oldboy (2003)

Plot: Lima belas tahun lamanya Oh Dae-su (Choi Min-sik) dikurung di dalam sebuah ruangan misterius. Selama 15 taun itu pula, ia selalu bertanya-tanya siapa yang memasukkannya kedalam tempat tersebut dan atas dasar apa. Dan pada suatu hari, ia dengan begitu saja dimasukkan ke dalam koper dan dilepaskan di sebuah atap gedung. Mengetahui sekarang ia adalah seorang buronan karena dituduh membunuh istrinya, betapa sedihnya ia ketika tahu anak putrinya juga sudah diadopsi ke luar negeri. Bersama dengan seorang pelayan restoran sushi yang baru ia kenal, Mi-do (Kang Hye-jeong), ia berusaha untuk memecahkan misteri pengurungannya. Ketika akhirnya ia bertemu dengan sang penculik, Lee Woo-jin (Yu Ji-tae), ia diberi waktu 5 hari untuk menjawab rahasia tersebut dengan imbalan Woo-jin akan membunuh dirinya sendiri. Kalau Dae-su gagal, Mi-do lah yang akan dibunuh.

Review: Balas dendam sepertinya menjadi salah satu tema yang sangat sering diangkat dalam film. Mostly untuk film-film bergenre thriller seperti ini. Oldboy atau Oldeuboi--judul aslinya di Korea, adalah film yang disutradarai oleh Park Chan-wook. Oldboy juga terangkum dalam trilogi vengeance karya sutradara tersebut. Dengan Sympathy For Mr Vengeance dan Sympathy for Lady Vengeance menemani Oldboy dalam list trilogi itu. Bagi yang tidak kenal Chan-wook, ia juga dikenal sebagai sutradara I'm A Cyborg But That's Okay atau Thirst yang ikut ambil alih dalam kompetisi meraih Golden Palm di Cannes Film Festival tahun 2009 lalu. Disebut-sebut sebagai salah satu film thriller terbaik, lebih lagi, salah satu film Asia terbaik dekade lalu, Oldboy dikemas dengan sangat apik dan rapi. Oldboy memang menurut gw sangat pantas menyandang gelar tersebut. Tak salah kalau juri-juri Cannes Film Festival menghadiahi predikat Grand Jury Prize untuk film ini.

Sebelum berbicara tentang isi filmnya, mari terlebih dulu kita sama-sama mengatakan kalo Oldboy itu film sakit; "Oldboy itu film sakit!". Entah ada apa dengan Korea dan balas dendam. Atau mungkin ada apa Chan-wook ataupun sang bintang utama, Choi Min-sik (tahun lalu bermain dalam I Saw The Devil yang juga bertema balas dendam) dengan balas dendam? Atau karena gw nonton film-film Korea yang isinya cuman balas dendam doang? Aaah banyak nanya ya gw. Memang, film ini sedikit mengingatkan gw dengan atmosfir film korea I Saw The Devil yang beberapa saat lalu baru gw tonton. Maupun dalam urusan kesadisan adegan, I Saw The Devil masih sedikit lebih unggul dalam bidang gore, tapi ketika berbicara tentang tema dan isu yang diangkat, sepertinya Oldboy jauh berada di depan.

Dari film ini, gw menangkap ada 4 (empat) poin utama, yang diangkat oleh Oldboy. Pertama, tentu saja balas dendam. Dua peran utama pria dalam melakukan aksi-aksinya atas nama balas dendam. Rasional memang balas dendam itu, tapi kalo udah membahayakan seperti ini rasanya jadi gak wajar. Satu hal yang selalu luput kalo manusia udah kemakan emosi. Lalu, yang kedua adalah rasa manusia yang selalu pengen tau. Bisa gw bilang haus informasi? Gak? Yee suka-suka gw dong. Misalnya ketika kemarahan dan kebingungan Dae-su mengapa dia dikurung dan berapa lama ia harus menjalani 'hukuman' itu, ia berkata kurang lebih seperti ini: "Kalau saya tahu bahwa saya dikurung selama 15 taun (daripada tidak tau sama sekali) bukannya saya akan menjalaninya lebih gampang? Atau malah lebih susah?". Dipikir-pikir memang ada benernya juga lho. Dae-su juga pasti sangat sangat ingin tahu alasan mengapa ia diperlakukan bak tahanan seperti itu, pasti dong ada alasannya. Rasa ingin tahu nya itu lah yang menjadi salah satu alasan ia tidak membunuh Woo-jin pada saat mereka pertama kali bertemu dan berkonfrontasi.

Oldboy juga dikenal oleh moviegoer sebagai salah satu film dengan twist terbaik. Film thriller macam ini sih memang sepertinya sudah di-set untuk menampilkan kejutan demi kejutan dibelakangnya. Apa yang membuat film ini berbeda adalah issue yang diangkatnya. Hal ini agak sedikit menyinggung poin ketiga dan keempat yang ingin diungkapkan dalam film ini. Agak sulit juga kalo gak nyeritain sedikit bagian dalam endingnya, bagi yang gak mau di-spoil, monggo lewatin aja paragraf ini. Poin yang ketiga itu berhubungan sama pribahasa 'karena nila setitik, rusak susu sebelanga'. Hanya karena sebuah omongan singkat dan sesaat yang dilakukan oleh Dae-su dan temannya, terjadilah chain reaction yang mematikan. Diawali oleh gossip miring yang membuat seorang siswi kehilangan reputasi dan belakangan, nyawanya juga. Hingga aftermath dari kejadian tersebut yang berdampak pada alasan mengapa Dae-su mengalami semua itu. Makanya, jangan hobi nge-gossip! Poin keempat adalah tentang incest. Kata orang sih cinta itu buta, walaupun hal tersebut dilarang (baik agama, maupun dari sisi medis). Kalo gw pribadi sih gw anti banget sama itu, geli sendiri kali. Gila juga ya si Woo-jin meng-orchestrate rencananya supaya Dae-su, yang tanpa sengaja menghancurkan hubungannya dengan orang yang ia cintai, juga melakukan hal yang sama dengan darah dagingnya sendiri. Gak tanggung-tanggung lagi, pake tukang hipnotis segala! Rusak, rusak.

Sebagai salah satu film yang dielu-elukan para kritikus, Oldboy memang memiliki beberapa aspek yang membuat film ini memorable. Selain twistnya yang sakit itu, ada juga adegan Dae-su makan gurita. Hidup-hidup, saudara-saudara. Heran gw, itu diprotes PETA gak ya? Entah harus kasian dan gak tega sama sang aktor atau guritanya. Terus juga adegan Dae-su vs. penjaga tempat ia dikurung dulu. Gak tau sih, itu one-take atau enggak (kayaknya iya) yang keliatannya kayak jadi main video game. Lengkap dengan senjata andalannya, sebuah palu, yang sepertinya sudah menjadi sesuatu yang iconic untuk Dae-su dan film ini sendiri. Kalo gw juga cukup terkesan dengan sebuah institusi yang bisa mengurung orang by request kayak di film ini. Agak absurd dan nyeleneh. Ada gak sih di dunia nyata? Mengingatkan gw juga sama perusahaan di film Pintu Terlarang yang menampilkan video-video di rumah-rumah orang. Teknis lain selain shot-shot dalam film ini juga gak kalah keren, musiknya juga cukup enak untuk didengar. Akting para pemainnya juga gak kalah sangar. Choi Min-sik dan Yu Ji-tae sama-sama gila dengan caranya masing-masing. Kalau Dae-su (Min-sik) dengan amarah, Woo-jin (Jin-tae) dengan sikap diam-diam menghanyutkannya.

Overview: Sebagai sebuah film thriller dan misteri, Oldboy sangat memuaskan buat gw. Twist demi twist disusun dengan rapi dan menyimpan banyak OMG moments. Film ini, sekali lagi gw ingatkan, memang bukan untuk semua orang. Graphic yang cukup disturbing plus tema yang sensitif. Ditambah lagi kejutan kecil di akhir yang memiliki kemampuan untuk memutarbalikkan semua akal sehat para penonton yang menyaksikan. Saksikan betapa gilanya ketika Dae-su (dan kita akhirnya) tau isi kotak berwarna ungu di penthouse milik Woo-jin. Tidak usah khawatir buat lo-lo semua yang udah pernah mendengar ending kisah ini yang udah tersohor itu, karena menonton film ini tetep asik dengan beberapa twist itu. Chan-wook membuat Oldboy dengan sangat rapi; teknik yang seru juga serta pengemasannya yang baik. Penampilan castnya pun juga tidak mengecewakan. Mungkin film ini bisa dibilang se-rapi rencana Woo-jin melakukan balas dendam. Begitu kan kata orang-orang; revenge is a dish best served cold. And if you don't have a life but have an extra time, make sure you do it with extremely freezing cold.

(****1/2)
Oldboy - Oldeuboi (2003) | Drama, Mystery, Thriller | Rated R for strong violence including scenes of torture, sexuality and pervasive language | Cast: Choi Min-sik, Yu Ji-tae, Kang Hye-jeong, Ji Dae-han | Written by: Garon Tsuchiya (story), Nobuaki Minegishi (comic), Jo-yun Hwang, Chun-hyeong Lim, Joon-hyung Lim, Chan-wook Park (screenplay) | Directed by: Park Chan-wook.

6 comments:

  1. Temanya gue nyambung banget nih. Habis UAN deh mau nonton :)

    ReplyDelete
  2. di review juga dong film-nya park chan wook yang lain. Sympathy for Mr. Vengeance sama Sympathy Lady Vengeance disebut2 film trilogi Oldboy krena tema-nya yang sama, vengeance.

    ReplyDelete
  3. @fradita: ayo ditonton, kalo tahan ya :p

    @djulski: kalau sudah dapet filmnya dan sempet, saya review deh :)

    ReplyDelete
  4. Ya, film ini emang sakit! Hahaha
    Twist-nya edan! Bikin merinding dan sukses bersarang di kepala gue selama berhari-hari. Damn!
    Salah satu film bertemakan balas dendam terbaik yang pernah gue tonton.

    ReplyDelete
  5. nice review, ijin share jg review saya tntg film oldboy http://leonardfresly.blogspot.com/2014/06/oldboy.html

    ReplyDelete