Saturday, May 28, 2011

Review: Risky Business (1983)

Plot: Joel Goodson (Tom Cruise) adalah seorang remaja SMA yang sepertinya lagi galau menentukkan masa depannya. Memiliki orang tua yang sangat berharap banyak padanya jelas membuatnya semakin tertekan. Di saat-saat menjelang masuk universitas, kedua orang tua Joel pergi ke luar kota untuk mengunjungi sanak saudara, meninggalkan Joel sendiri di rumah nya yang besar. Kebebasan ini digunakan Joel, berkat nasihat temannya, untuk menelfon seorang pekerja seks komersial, Lana (Rebecca De Mornay), just for fun. Tanpa Joel sadari, cinta satu malam nya ini berujung pada sebuah rentetan kejadian yang membuat dunia Joel seakan jungkir balik.

Review: Wow! Gw selama ini hannya mengetahui Risky Business adalah kendaraan Tom Cruise muda menjadi A-List star. Dengan bayangan tersebut, gw menganggap Risky Business hanyalah sebuah film remaja mediocre yang sepertinya hanya ingin menjual wajah dan fisik Cruise (seperti yang dilakukan Twilight dan R-Pattz). Selama ini pula film ini selalu diingat dengan salah satu adegan monumental dan memorable: Joel berdansa diiringi musik, carefree, hanya menggunakan kemeja dan underwear, yang menunjukkan kebebasannya tanpa kehadiran orang tua di rumah. Tetapi setelah akhirnya menonton, ternyata Risky Business adalah sebuah film satire brilliant yang sangat menohok. Risky Business melingkupi beberapa hal yang sepertinya memang dijalani oleh remaja-remaja kebanyakan. Serta arti dan makna 'freedom' yang juga didamba-dambakan anak muda. Diisi juga dengan sindiran halus tentang gaya hidup abg di jaman itu, serta dialog-dialog kocak yang diselipkan dengan sangat pas dan ngena.

Istilah 'remaja galau' yang sepertinya lagi 'in' akhir-akhir ini ditangkap dengan baik oleh sang sutradara yang juga menulis naskahnya, Paul Brickman. Pertama, tentu saja tentang gejolak kawula muda yang dirasakan oleh Joel dan mimpi-mimpi erotisnya. Belum lagi dengan ambisi kedua orang tua Joel yang ingin anaknya menjadi anak yang sempurna, responsible dan memiliki masa depan gemilang. Mereka berharap banyak kepada Joel tetapi sekaligus terkesan mengekangnya. Lucu juga nonton nyokapnya marah-marah hanya gara2 sesuatu hal yang kecil tanpa mengetahui "neraka" yang dijalani Joel selama mereka keluar kota. Lalu ada lagi masalah mengenai galau milih universitas. Joel itu sama kayak gw sebenernya, pengen masuk kuliah di tempat favorit rasanya kayak bagai pungguk merindukan bulan karena ya memang nilai akademi pas-pas-an #curcol. Terselip juga dialog mengenai sebenernya Joel dan temen2nya mau masuk kuliah itu apa sih? Dan mayoritas memang bersuara sama: nyari duit!

Ada lagi tentang galau nya bertemen sama orang yang omdo. Tipikal remaja-remaja kebanyakan. Joel sebenernya memberanikan diri menelfon seorang PSK adalah karena "nasihat" temannya untuk sekali-sekali don't give a damn (in his exact words, 'what the fuck') about anything. Eh pas ternyata berujung celaka, temennya malah bail out dan ngerasa bahwa "nasihat" nya itu sebenernya adalaha becandaan. CUPU! Put your money where your mouth is, dude! Ohya, mengenai judulnya, Risky Business juga sepertinya mengacu pada bisnis lady escort atau brothel lah istilahnya yang sepertinya morally dan ethically wrong, tetapi pada akhirnya malah menghasilkan profit yang luar biasa berlipat-lipat dibandingkan teman-teman di business club Joel. Kalau dalam setahun beberapa temannya hanya menghasilkan ratusan dollar dalam usaha masing-masing, Joel bahkan mendapat keuntungan mencapai ribuan dollar hanya dalam satu malam dengan mengubah rumahnya menjadi rumar bordil. Memang sepertinya film ini agak sedikit menyindir bahwa bisnis 'escort' yang sepertinnya tabu dan tidak sesuai moral (apalagi di Indonesia ya, *uhuk Dolly uhuk*) malah mampu menghasilkan profit yang sangat-sangat menguntungkan.

Ngomong-ngomong mengenai Tom Cruise yang menggunakan film ini sebagai batu loncatan karirnya, ini juga menjadi debut sang sutradara dan juga mengorbitkan nama lead actressnya, Rebecca DeMornay yang dalam film ini juga tampil berani dengan tampil buka-bukaan. Ngomong-ngomong tentang Tom Cruise lagi, disini dia mainnya keren lhoo selain adegan dance monumental itu, kacamat rayban yang ia pakai juga sepertinya masih iconic disandingkan dengan film ini. DeMornay cocok juga jadi bitchy-bitchy baik hati. Role temen-temen Joel juga kadang-kadang mencuri perhatian. Ada beberapa hal yang kayaknya gak begitu masuk akal, contohnya tentang apakah si Joel ini bener-bener begitu baik / gak tega / atau jatuh cinta sama Lana yang udah membuat hidupnya a living hell? Masih aja di temenin. Tetapi other than that one minor minus, film ini untungnya masih bertahan untuk terus menghibur.

Overall: Risky Business sekilas mengingatkan gw dengan beberapa film remaja satir seperti Mean Girls ataupun Clueless, bahkan Election. Film yang Roger Ebert sandingkan dengan The Graduate yang sampe saat ini belum gw tonton (tapi pengen!). Dialog yang dihantarkan film ini mengalir secara jenaka, sedikit-sedikit nyempil tapi bermakna. Debut sang sutradara, Paul Brickman juga menulis naskah yang pintar dan menyindir mengenai kehidupan remaja serta kertas ajaib bernama 'uang'. Dengan sangat baik, Tom Cruise memberikan penampilan yang top-notch membuat film ini entirely miliknya. Serta ditemani alunan musik 80an yang fun. Risky Business memang bukanlah masterpiece, tapi juga bukan film remaja sampah. Sangat patut dicicipi (lo kira kue....)

(****)
Risky Business (1983) | Comedy, Drama | Cast: Tom Cruise , Rebecca De Mornay, Joe Pantoliano , Richard Masur, Bronson Pinchot, Curtis Armstrong, Nicholas Pryor | Written and directed by: Paul Brickman

4 comments:

  1. Gara2 postingan lu ini gw jadi donlot dan baru selse nonton nih.
    Nearly flawless, suka bgt sama nih film, classic entertaining!

    ReplyDelete
  2. bagus kan dan? haha emang seru nntn nya!

    ReplyDelete
  3. yep, bener2 amat ngena ke hati, anak sekolahan khususnya wkwkwk

    ReplyDelete
  4. banget, apalagi masalah orang tua :p haha

    ReplyDelete