Plot: Perjalanan pendewasaan seorang Jack O'Brien (Sean Penn & Hunter McCracken) di saat ia masih tinggal bersama ayah (Brad Pitt) dan ibu nya (Jessica Chastain) yang mempertanyakan Tuhan dan arti kehidupan.
Review: Bagi para penonton awam, mungkin nama Terrence Malick sedikit asing. Film-film arahannya pun sebenarnya bisa dihitung dengan jari. Tetapi sambutan-sambutan meriah yang didapatnya oleh para kritikus membuat nama Malick menjadi sebuah nama yang prestigious sebagai seorang sutradara. The Tree of Life sendiri adalah film ke-6 dimana Malick aktif duduk di kursi sutradara. Filmnya sebelum ini adalah The New World di tahun 2005, 6 tahun yang lalu. Memang bukan kejutan lagi kalo Malick memiliki jarak yang jauh-jauh pada karya-karyanya, mungkin satu dekade satu film. The Tree of Life (selanjutnya akan gw sebut dengan ToL) sebenarnya dijadwalkan rilis di tahun 2009, molor menjadi 2010 hingga kemudian baru benar-benar terselesaikan di tahun 2011. Mendapat kesempatan untuk diikutsertakan dalam kompetisi Cannes Film Festival, ToL berhasil meraih penghargaan tertinggi dari festival film paling bergengsi di dunia, Palme d'Or atau Golden Palm. Walaupun ketika pertama kali ditayangkan, kritikus-kritikus terbagi menjadi dua kubu. Ada yang mengelu-elukannya, ada pula yang membecinya setengah mati. Sorakan pun bertabur dengan cibiran. Bahkan ada yang berpendapat bahwa ToL mendapat Golden Palm hanya karena begitu 'besar'nya film ini dalam hal pamor dan faktor 'Malick-ness'. Akhirnya kemaren, dengan kenekatan dan penantian, gw berkesempatan menikmati film ini di layar lebar. Dan sepertinya gw mengerti mengapa film ini mendapat pendapat yang saling bertolak belakang.
Ada yang pernah bilang di twitter (lupa, @jokoanwar bukan ya?) kalo nonton ToL ini seperti menonton puisi, dan memang benar pernyataannya. Ketika film-film lain menceritakan isinya lewat narasi dan dialog, ToL lebih mengusung kepada bahasa gambar. Bagaikan membawa sebuah puisi dan mengubahnya menjadi film live action. Lewat gambar-gambar dengan angle-angle yang apik, pergerakan kamera yang dinamis dan bener-bener mencerminkan 'hidup' banget, ToL mempersembahkan sebuah pengalaman menonton yang jelas berbeda dengan film-film kebanyakan. Kisah film ini memang berinti pada keluarga O'Brien. Bagaimana aktivitas mereka sehari-hari, interaksi mereka baik didalam maupun di luar rumah, hingga bagaimana mereka mempertanyakan arti hidup pada Tuhan. Dan ada juga selipan mengenai terbentuknya dunia dalam sebuah sequence yang dihiasi gambar-gambar bak wallpaper, dan kalo kata temen gw, gambar-gambar yang dipake ESQ hahaha. Gw sendiri, sangat sangat suka dengan cerita masa kecil tokoh Jack O'Brien yang diperankan oleh Sean Penn (dewasa) dan Hunter McCracken yang memerankan young Jack. Lewat chronicle-nya itu, diceritakanlah proses tumbuh dan kembangnya Jack bersama dengan kedua adik laki-lakinya. Mulai dari lahir, mulai bisa berjalan, berenang, bermain, berinteraksi dengan tetangga dan orang-orang di sekelilingnya, timbulnya ketertarikan pada lawan jenis, bertambahnya curiosity, memberontak, melihat seorang kriminil, arti menjadi seorang saudara dan seorang anak, hingga menyaksikan sebuah kematian. Semua ditampilkan melalui adegan-adegan minim dialog dan hanya bertumpu pada kekuatan scene, kamera dan akting oleh masing-masing aktor.
Selain itu, diceritakan pula hubungan antara Mr. dan Mrs. O'Brien (Brad Pitt dan Jessica Chastain) dengan anak-anaknya, bagaimana cara yang dipakai oleh masing-masing, yang bertolak belakang, dalam menyikapi aktivitas anak-anaknya. Ayahnya yang memiliki sikap keras, ditunjukkan agak hypocrite dan merasa paling benar. Ibunya lebih lembut dan penyayang. Tetapi dua-duanya ditunjukkan memiliki kasih sayang yang sangat kepada anak-anak mereka. Ada sebuah hal yang personal dari cerita ini, mungkin mengingat hubungan gw dengan orang tua mirip-mirip gitu, eh tapi gak se-ekstrim yg disini sih. Gw gak pernah menanyakan Tuhan mengapa gak bunuh aja ayah gw saking bencinya, seperti yang dilakukan oleh Jack. Jack yang selama ini merasa tertekan oleh sikap keras ayahnya mulai memberontak, tetapi pada akhirnya ia sadar bahwa seharusnya ia bisa menjadi orang yang lebih baik dibandingkan ayahnya. Nah disinilah gw sangat menyukai pilihan yang diambil oleh Jack muda. Ada sebuah quote yang entah gw lupa denger dimana; 'You are getting older and wiser when you have realized your parents' flaw but still forgive them for it', kira-kira kayak gitu lah (kayaknya beda-beda dikit sih). Quote itu pas banget dengan suasana hati Jack saat itu. Ketika ia menyadari bahwa 'kekerasan' itu bukanlah hal yang ia inginkan pada dirinya, mengingat ia tidak menyukai sikap ayahnya yang keras juga. Dan oiya, Hunter McCracken sebagai Jack muda adalah bintang dari film ini yang sebenarnya. Amazing performance! Selain McCracken, Brad Pitt bermain cukup bagus (jujur tidak pernah puas 100% dengan akting doi, sori bro!), Jessica Chastain sangat emosional, Sean Penn...kok kayaknya cuman jadi tempelan yah hehe
Di awal-awal film ini, Terrence Malick menyajikan sebuah sequence tentang pembentukan dan evolusi yang terjadi pada bumi. Gambar-gambar yang luar biasa artistik disajikan dengan menawan oleh Emmanuel Lubezki. Tak lupa alunan score mewah dan menggelegar yang diaransir oleh Alexandre Desplat dan special effect karya Douglas Trumbull. Sulit melepaskan mata melihat 'keajaiban alam' tersebut. Tetapi sayangnya, walaupun menayangkan suguhan yang 'breathtakingly beautiful', gw terasa agak terganggu dengan durasi yang cukup lama. Itu lah yang salah satu hal yang menantang dalam menyaksikan film ini. Sebagai sebuah satu karya yang berdiri sendiri, sequence tersebut memiliki tingkat keindahan yang sangat menarik. Tetapi kalo bagi gw agak kurang jelas dan sedikit bertele-tele. Mungkin yang agak sedikit terasa absurd adalah tiba-tiba munculnya dinosaurus dalam film drama ini. Bagi penonton yang tidak mengikuti 'perjalanan' review-review film ini pasti akan sangat terkejut karena tiba-tiba muncul out of nowhere. Dan terhitung sekitar 15 orang walked out ketika menyaksikan film ini. I'm not judging them, karena memang menonton film ini perlu niat dan mood yang tepat. Ketika lo mengerti dan menikmati film ini bukan berarti lo 'pretentious', dan ketika lo membencinya, gak berarti lo berselera jelek. Seperti yang sudah disebut-sebut, film-film eksperimental seperti ini memang bukan untuk semua orang. IMHO sih, coba kalo om Malick tidak memakai bagian tersebut, atau at least dipersingkat lah, alhasil gw akan lebih menyukai film ini karena gw bener-bener cinta dan tersentuh dengan kisah keluarga O'Brien itu.
Overview: Tree of Life itu tentang banyak hal. Pendewasaan, keikhlasan, alam, emosi, keluarga, hingga kematian, penyesalan dan memaafkan. Bagai sebuah pohon yang bercabang-cabang, semua digabungkan dalam sebuah batang besar bernama 'kehidupan'. Well, itu lah interpresi amatiran gw mengenai tree of life itu sendiri. Gw rasa penjabaran 'life' yang digambarkan pada karakter keluarga O'Brien itu jenius dan dalem banget. Walaupun gw merasa terganggu dengan bagian awal serta agak bingung di akhir (yang walaupun sebenernya mengesankan tetapi kok mirip ending serial tv LOST hehe). Sejumlah shot-shot yang sangat artistik beberapa terlihat menyimbolkan makna-makna didalamnya. Tetapi biarlah kalo gw tidak bisa mengerti arti-arti gambar itu sepenuhnya, apa yang dimaksud oleh Malick, it'll grow on me, hopefully. Dan memang, Tree of Life itu tentang banyak hal, apa yang bisa gw tangkep maksudnya bisa saja beda banget dengan orang-orang lain. Memang itu sepertinya keistimewaan film-film seperti ini. Nevertheless, menyaksikan ToL adalah sebuah cinematic experience yang unik sekaligus mengagumkan. Sebuah pengalaman yang sepertinya sudah mulai langka, yaitu menonton film 'eksperimental' seperti ini di sebuah layar lebar, apalagi di Indonesia. Maka menurut gw beruntung banget yang bisa menyempatkan dirinya untuk nntn ToL langsung di bioskop. It's a rare privilege indeed. Semoga sampe di kota teman-teman semua ya :)
The Tree of Life (2011) | Drama | Rated PG-13 for some thematic material | Cast: Brad Pit, Sean Penn, Jessica Chastain, Hunter McCracken, Laramie Eppler, Tye Sheridan, Kari Matchett, Joanna Going | Written and directed by: Terrence Malick
Emang udah ada di bioskop ya? Pengen banget nonton gara" liat trailer-nya yg kayaknya bakal banyak gambar" indah
ReplyDeletebeberapa minggu ini udah midnight di jakarta, dan baru kemaren midnight di sby. perlu banyak persiapan buat nntn film ini haha
ReplyDeleteJaaah kapan di Jogja yak? Udah siap banget nih gue, ekspektasi juga mayan tinggi. :D
ReplyDeleteApalagi banyak yg nyamain nih film sama 2001: a space odyssey segala
haha iya kalo misalnya udah biasa sama film2 kayak gini kayaknya bakal suka deh hehe dan memang ToL itu salah satu film terbaik taun ini menurut gw
ReplyDelete"Ketika lo mengerti dan menikmati film ini bukan berarti lo 'pretentious', dan ketika lo membencinya, gak berarti lo berselera jelek" Setuju banget, suka rada risih liat org yg t'lalu ngerasa 'mighty' or 'high-blown' sm film2 malick dan nganggep mereka yg gangerti itu salah.. Intinya, balik ke selera. Sejauh ini bagusan ToL or Source code yaa?
ReplyDeletesource code entah mengapa kesannya udah sedikit berkurang, dan ToL posisinya di atas Source Code
ReplyDeleteLoh nonton midnight di Sby juga? gw juga nonton midnight kemarin di Ciputra World. haha.
ReplyDeletenice review anyway.
Visit blog gw juga dong. hehehe.
www.cinephilesdiary.blogspot.com
iya, gw di grand city hehe ciputra world udah buka ya berarti *telat*
ReplyDeletesip udah di-link kok :) thankyou ya
Sy banyak baca review bgs dr film ini...ada juga sih yg ga suka. Sebenernya jd tertarik pgn nntn tapi Brad Pitt-nya itu bikin ragu. Sm seperti Fariz, di mata saya akting dia ga pernah maksimal dan dia termasuk top-5 aktor yang ga menarik di mata sy (hehehe sy akan tulis listnya bulan ini). JAdi nunggu aja deh di DVD atau TV.
ReplyDeletehmmm... tampaknya saya termasuk yang kepengen banget nonton film ini!! *tapi tetep aja gag milih nonton di bioskop*.. hahaha.. :D
ReplyDeleteuntuk miss novi dan mbak niken: menonton film seperti ini di sebuah layar lebar bisa jadi sebuah pengalaman yg 'berbeda' lhoo hehe jarang2 film kayak gini ada di bioskop, tapi ya terserah sih :)
ReplyDeletebaru aja nonton kemarin malam dan sedikit bingung , makanya blogwalking nyari review orang-orang.
ReplyDeletethx reviewnya
:)
@gitaditya: sama2 :) terima kasih sudah berkunjung!
ReplyDeletekuliah mulai = ga sempet nonton film
ReplyDeletebegitu waktu kosong langsung tonton yang baru2 lo review ah.
btw, the layout and features of this amazing blog is getting even better! cool! gue ga inget sih jaman2 dulu tampilannya gimana, but I could say today's look is much much much better.
Thank you djaff :)
ReplyDeletekeren abis ini filmnyaa! Tapi gw nontonnya agak terganggu dengan adanya dua pasangan berisik sebelah gw yg ketawa2 nonton flm ini. Yang gw asumsikan mereka ntn cuma gara2 ada Brad Pitt doang -_____-"
ReplyDeletehahaha emang banyak yg 'ketipu' dan gara-gara ada brad pittnya
ReplyDelete