Sunday, April 8, 2012

Review: Shame (2011)


Plot: Brandon Sullivan (Michael Fassbender) mungkin terlihat sebagai seorang pekerja kantoran biasa. Dibalik wajahnya yang tampan dan gerak-geriknya yang tenang ternyata tersimpan pribadi yang selalu haus akan nafsu sex. Kecanduannya ini Brandon tutup-tutupi dari rekan-rekan kerjanya. Hingga ketika adik kandungnya, Sissy (Carey Mulligan), seorang penyanyi club, tiba-tiba datang dan meminta Brandon mengizinkannya tinggal di apartemennya untuk sementara waktu.

Review: Sebagai seorang sutradara, nama Steve McQueen mungkin masih belum begitu dikenal oleh publik awam. Tetapi di ranah festival, McQueen sepertinya telah memiliki nama tersendiri. Thanks to his directorial debut, Hunger, di tahun 2008. Tahun lalu, McQueen kembali menggebrak dengan film keduanya yang juga mendapat sambutan yang cukup besar, berjudul Shame. Bisa dibilang, kebanyakan dari atensi yang diberikan untuk Shame mungkin adalah karena tema cerita nya itu sendiri, serta banyak ditampilkannya adegan-adegan provokatif dan 'berani'. Shame bercerita tentang seseorang yang kecanduan sex bernama Brandon. Aktivitas seksual Brandon mulai dari picking up girls on subways, memanggil hooker, ataupun 'sekedar' jerking off (even in his office's toilet!) membuatnya sepertinya tidak bisa hidup tanpa memikirkan sex sedikitpun. Dari premis tersebut, sepertinya memang tidak heran kalau Shame bukanlah film yang ditujukan untuk khalayak ramai. Emm, ya think? Setelah bekerja bersama di Hunger, McQueen menggandeng lagi Michael Fassbender untuk berperan dalam film ini. Fassbender tahun lalu mungkin menjadi salah satu aktor yang tengah naik daun, bermain di berbagai film mulai dari Jane Eyre (sutradara Cary Fukunaga), X-Men: First Class (Matthew Vaughn) hingga A Dangerous Method (David Cronenberg. 

Michael Faassbender, kembali bermain apik lewat penampilannya yang cukup berani disini. Selain memamerkan tubuh polos dan 'beraksi' dalam tempat tidur (or any other places), Fassbender mengeluarkan emosi yang begitu kuat. Dari luar, karakter Brandon yang ia perankan mungkin bisa terlihat begitu calm dan tipe gentleman sejati. Bahkan di depan rekan kerjanya saja, ia bukan tipe yg flirty di club atau pun bar. Siapa yang menyangka bahwa ternyata Brandon adalah seorang yang hypersex? Setiap emosi yang ditampilkan oleh Fassbender di layar terlihat begitu natural. Entah ia bisa begitu quiet, malu atau pun marah ketika ada orang yang mulai mengetahui rahasianya tersebut. Fassbender memang pantas mendapat banyak penghargaan lewat penampilannya dalam film ini, yang entah mengapa di-snub oleh Oscar begitu saja. Tetapi, yang paling menarik bagi saya malah penampilan yang juga tak kalah baik oleh Carey Mulligan. Perannya dalam film ini mungkin hanya supporting, tetapi memiliki peran yang begitu penting bagi karakter Brandon. Karakter Sissy yang juga sama-sama bermasalah diperankan juga dengan performa yang begitu menarik dan menggoda oleh Mulligan. She steals every scene when she's around. Not to mention her hearbreaking rendition of New York, New York. Sayang, performanya dinilai tertutupi oleh Fassbender. But for me, Mulligan gave the best performance here, IMO.

McQueen ditemani dengan rekan penulis naskah, Abi Morgan, membuat atmosfir film ini terasa begitu unsettling. Selain extreme graphic tersebut, Shame itu adalah film yang depressing. Jelas, film ini bukan lah film yang gampang ditonton bagi publik atau pun orang-orang yang konservatif. Film ini juga terkesan berjalan begitu lambat. Tetapi di balik begitu banyaknya adegan vulgar tersebut, McQueen memasukkan a broader look into one's troubled life. McQueen menyelipkan banyak hal yang terkesan ambigu dalam film ini. Salah satu yang mungkin paling kentara adalah apakah karakter Brandon ini aware dengan keadannya, apakah ia senang atau justru malu dengan kecanduannya tersebut? Selain itu pula, kisah masa lalu antara dua kakak beradik Brandon-Sissy pun tidak begitu ditampilkan dengan jelas, walaupun McQueen telah memberikan sedikit hint-hint bahwa ada sesuatu yang terjadi kepada ataupun antara mereka di masa lalu. "We’re not bad people, we just came from a bad place," begitu lah yang dikatakan oleh Sissy lewat sebuah voice-over. Lewat ambiguitas tersebut, yang saya tangkap adalah bagaiman McQueen ingin kita tidak perlu tahu mengapa dan bagaimana Brandon dan Sissy bisa berada di posisi mereka sekarang, tapi lebih bagaimana kejadian-kejadian yang only God knows what tersebut membentuk pribadi dan tindakan mereka serta bagaimana, sebagai keluarga, mereka harus saling membantu dan men-support masing-masing untuk menjadi orang yang lebih baik, or even just to comfort each other.

Overview: Shame is filled with (lots of) nudity and on-screen sexual activities surrounded by a particularly depressing tone. Shame jelas bukan lah film itu semua kalangan. Tetapi di balik semua ketelanjangan, dialog bahkan plotnya, there's much deeper thoughts and genuine vulnerabilities in the these brother and sister. Lewat penyutradaraan yang apik dari McQueen serta penampilan yang emotionally phenomenal dari Fassbender dan Mulligan, Shame tidak serta merta berubah menjadi sebuah film 'porno' belaka, tetapi menjadi sebuah studi karakter menarik tentang sebuah adiksi. Tentu menjadi salah satu film terbaik tahun lalu.

[A-]
Shame (2011) | Drama | Rated NC-17 for some explicit sexual content | Cast: Michael Fassbender, Carey Mulligan, Nicole Beharie, James Badge Dale, Hannah Ware | Screenplay by: Abi Morgan, Steve McQueen | Directed by: Steve McQueen

4 comments:

  1. Wah, ni film extreme juga yak ratingnya NC-17... Hmmm...

    ReplyDelete
  2. hahaha emang filmnya rada 'bahaya' sih kalo buat anak dibawah umur :p

    ReplyDelete
  3. ini salah stu film terbaik tahun 2011 menurut saya fassbender dengan penampilan terbaiknya setelah hunger kemaren kereen ,,,,,..tapi emang agak riskan sih dengan konten yang ditawarkan

    ReplyDelete
  4. Fassbender emang bagus bgt main disini! Haha yah sayangnya gara2 materi dewasa nya itu juga ya jadinya film ini kurang begitu dilirik Oscar, pdhl critics banyak yg suka

    ReplyDelete