Thank You For Smoking (2006)
Nick Naylor (Aaron Eckhart) adalah seorang spokeperson dari perusahaan Academy Of Tobacco Studies. Bisa dibilang bahwa pekerjaannya adalah berbicara untuk membela rokok. Kemampuannya berargumen dan bersilat lidah mampu membuatnya keluar dari kecaman-kecaman orang yang kontra terhadap rokok. Karena kemampuannya itulah Nick kadang sering dihujat, tidak diterima, diancam bahkan diculik. Bagi bossnya, BR (JK Simmons), Nick adalah aset yang berharga bagi perusahannya.
Ketika Senator Vermont, Finisterre (William H. Macy) merencakan undang-undang agar di setiap bungkus rokok dilabeli gambar tengkorak dan tulang, Nick membuat ide untuk membawa rokok kembali ke dalam film besar. Maka ia dan juga membawa anaknya, Joey (Cameron Bright) terbang ke Florida untuk bertemu seorang produser dan membuat kesepakatan. Hal ini juga menjadi kesempatan Nick agar lebih dekat dengan anaknya karena ia telah bercerai dan istrinya mendapat custody terhadap anaknya. Nick juga harus berhadapan dengan Lorne Lutch (Sam Elliott), bintang iklan Marlboro yang dibuang setelah mengidap kanker; reporter cantik Heather Holloway (Katie Holmes); dan sidang final untuk melawan pelabelan gambar tengkorak dalam bungkus rokok.
Caution: This review contains spoilers
Film ini mungkin menjadi salah satu komedi satir terbaik yang pernah gw tonton. Memiliki formula yang sama dengan Juno, Jason Reitman membawa bermacam-macam teknik yang asik buat diikutin. Bingung sih kalau gw jelasin maksud gw itu, harus ditonton sendiri. Aside from that, film ini memiliki cerita dan pesan yang bagus, humor-humor ringan yang menyentil, penampilan akting yang oke punya. Walaupun kok gw ngeliat Aaron Ekchart sama aja aktingnya sama yang di The Dark Knight, tapi pas juga ditampilin disini sebagai sang lobbyist. Katie Holmes sayangnya bermain sama buruknya bagi gw sama ketika main di Batman Begins. Walaupun sebenarnya hanya jadi pemanis, segmen ketika ia 'dibalas' oleh Nick menjadi sebuah hiburan yang seru.
Salah satu bagian yang gw suka adalah ketika MOD Squad lagi ngumpul. MOD adalah kepanjangan dari Merchants of Deaths (Agen Kematian) yang berisi Nick, dan 2 temannya, Polly (Maria Bello) yang bekerja untuk perusahaan minuman keras dan Bobby (David Koechner) yang bekerja untuk perusahaan senjata. Ada di satu adegan lucu dimana mereka malah saling tanding siapa yang memiliki tingkat kematian lebih besar, rokok, alkohol atau firearms.
Film ini nyaris tampil tanpa plot yang jelas. Walaupun film ini mengangkat isu rokok, tetapi sebenarnya bukan rokok lah yang jadi isu utama sebenarnya dalam film ini. Bahkan hampir tidak ada (atau bahkan tidak ada) adegan aktor2nya merokok sekalipun. Film ini mungkin lebih menitikberatkan kepada pekerjaan Naylor serta perusahaan tempat ia bekerja. Duel antara yang membela dan melawan rokok memang sudah lama berjalan. Gw pribadi, adalah termasuk yang kontra (orang mau jadi dokter hahaha) tetapi gw gak menyudutkan yg pro lho. Sebagian orang mungkin akan mengutuk apa yang dikerjakan oleh Nick. Tetapi orang-orang seperti Nick pastilah punya alasan tertentu.
Pada akhirnya pun, film ini tidak mem-verdict siapakah yang menang, yang pro atau yang kontra. Walaupun akhirnya Nick keluar dari pekerjaanya, itu bukan berarti ia menyadari bahwa pekerjaannya adalah salah. Tetapi ia menyadari bahwa sebuah perusahaan besar bisa saja mengacuhkan bahkan membuang muka kepada pekerja nya yang sedang jatuh, walaupun pekerja tersebut adalah seseorang yang telah berjasa kepada perusahaan tempat ia mengabdi. Hal ini mungkin bisa menjadi sebuah sindiran mengingat kejadian ini adalah kejadian yang sebenarnya sudah umum terjadi. Seperti kata pepatah, habis manis sepah dibuang.
Anggapan bahwa Nick adalah pengaruh buruk bagi Joey juga tidak terbukti dalam film ini. Apakah akhirnya nanti Joey akan merokok? Well who knows? Sama seperti kata-kata Nick bahwa hal itu menjadi sebuah pilihan yang akan dipilih anaknya nanti. Dari awal Nick sendiri telah mempercayai bahwa merokok dapat mengundang banyak penyakit. Nick mengatakan bahwa orangtua harus berperan aktif untuk menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat membahayakan untuk anaknya kelak. Tetapi ketika anaknya telah dewasa, anak itu lah yang harus menentukan sendiri pilihannya. Demokratis. Ditambah lagi dengan kata-kata terakhir Nick di persidangan. Bahkan di akhir film, Nick ternyata membawa pengaruh positif untuk Joey, dengan ajaran-ajaran tentang argumennya membuat anaknya menjuarai kompetisi debat.
Easily, one of the best and funniest satire comedies I've ever watched. Film ini tidak memihak satu sisi pun, semua tergantung dari persepsi masing-masing. Dengan sentilan-sentilah humor ringan yang walaupun bukan tipe laugh-out-loud tapi ternyata mampu menghibur. Pesan yang diangkat pun sangat lah bijak dan dalem banget menurut gw. Sayang juga Oscar sempet ngelewatin film ini. Nice job, Reitman!
(****)
Nick Naylor (Aaron Eckhart) adalah seorang spokeperson dari perusahaan Academy Of Tobacco Studies. Bisa dibilang bahwa pekerjaannya adalah berbicara untuk membela rokok. Kemampuannya berargumen dan bersilat lidah mampu membuatnya keluar dari kecaman-kecaman orang yang kontra terhadap rokok. Karena kemampuannya itulah Nick kadang sering dihujat, tidak diterima, diancam bahkan diculik. Bagi bossnya, BR (JK Simmons), Nick adalah aset yang berharga bagi perusahannya.
Ketika Senator Vermont, Finisterre (William H. Macy) merencakan undang-undang agar di setiap bungkus rokok dilabeli gambar tengkorak dan tulang, Nick membuat ide untuk membawa rokok kembali ke dalam film besar. Maka ia dan juga membawa anaknya, Joey (Cameron Bright) terbang ke Florida untuk bertemu seorang produser dan membuat kesepakatan. Hal ini juga menjadi kesempatan Nick agar lebih dekat dengan anaknya karena ia telah bercerai dan istrinya mendapat custody terhadap anaknya. Nick juga harus berhadapan dengan Lorne Lutch (Sam Elliott), bintang iklan Marlboro yang dibuang setelah mengidap kanker; reporter cantik Heather Holloway (Katie Holmes); dan sidang final untuk melawan pelabelan gambar tengkorak dalam bungkus rokok.
Caution: This review contains spoilers
Film ini mungkin menjadi salah satu komedi satir terbaik yang pernah gw tonton. Memiliki formula yang sama dengan Juno, Jason Reitman membawa bermacam-macam teknik yang asik buat diikutin. Bingung sih kalau gw jelasin maksud gw itu, harus ditonton sendiri. Aside from that, film ini memiliki cerita dan pesan yang bagus, humor-humor ringan yang menyentil, penampilan akting yang oke punya. Walaupun kok gw ngeliat Aaron Ekchart sama aja aktingnya sama yang di The Dark Knight, tapi pas juga ditampilin disini sebagai sang lobbyist. Katie Holmes sayangnya bermain sama buruknya bagi gw sama ketika main di Batman Begins. Walaupun sebenarnya hanya jadi pemanis, segmen ketika ia 'dibalas' oleh Nick menjadi sebuah hiburan yang seru.
Salah satu bagian yang gw suka adalah ketika MOD Squad lagi ngumpul. MOD adalah kepanjangan dari Merchants of Deaths (Agen Kematian) yang berisi Nick, dan 2 temannya, Polly (Maria Bello) yang bekerja untuk perusahaan minuman keras dan Bobby (David Koechner) yang bekerja untuk perusahaan senjata. Ada di satu adegan lucu dimana mereka malah saling tanding siapa yang memiliki tingkat kematian lebih besar, rokok, alkohol atau firearms.
Film ini nyaris tampil tanpa plot yang jelas. Walaupun film ini mengangkat isu rokok, tetapi sebenarnya bukan rokok lah yang jadi isu utama sebenarnya dalam film ini. Bahkan hampir tidak ada (atau bahkan tidak ada) adegan aktor2nya merokok sekalipun. Film ini mungkin lebih menitikberatkan kepada pekerjaan Naylor serta perusahaan tempat ia bekerja. Duel antara yang membela dan melawan rokok memang sudah lama berjalan. Gw pribadi, adalah termasuk yang kontra (orang mau jadi dokter hahaha) tetapi gw gak menyudutkan yg pro lho. Sebagian orang mungkin akan mengutuk apa yang dikerjakan oleh Nick. Tetapi orang-orang seperti Nick pastilah punya alasan tertentu.
Pada akhirnya pun, film ini tidak mem-verdict siapakah yang menang, yang pro atau yang kontra. Walaupun akhirnya Nick keluar dari pekerjaanya, itu bukan berarti ia menyadari bahwa pekerjaannya adalah salah. Tetapi ia menyadari bahwa sebuah perusahaan besar bisa saja mengacuhkan bahkan membuang muka kepada pekerja nya yang sedang jatuh, walaupun pekerja tersebut adalah seseorang yang telah berjasa kepada perusahaan tempat ia mengabdi. Hal ini mungkin bisa menjadi sebuah sindiran mengingat kejadian ini adalah kejadian yang sebenarnya sudah umum terjadi. Seperti kata pepatah, habis manis sepah dibuang.
Anggapan bahwa Nick adalah pengaruh buruk bagi Joey juga tidak terbukti dalam film ini. Apakah akhirnya nanti Joey akan merokok? Well who knows? Sama seperti kata-kata Nick bahwa hal itu menjadi sebuah pilihan yang akan dipilih anaknya nanti. Dari awal Nick sendiri telah mempercayai bahwa merokok dapat mengundang banyak penyakit. Nick mengatakan bahwa orangtua harus berperan aktif untuk menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat membahayakan untuk anaknya kelak. Tetapi ketika anaknya telah dewasa, anak itu lah yang harus menentukan sendiri pilihannya. Demokratis. Ditambah lagi dengan kata-kata terakhir Nick di persidangan. Bahkan di akhir film, Nick ternyata membawa pengaruh positif untuk Joey, dengan ajaran-ajaran tentang argumennya membuat anaknya menjuarai kompetisi debat.
Easily, one of the best and funniest satire comedies I've ever watched. Film ini tidak memihak satu sisi pun, semua tergantung dari persepsi masing-masing. Dengan sentilan-sentilah humor ringan yang walaupun bukan tipe laugh-out-loud tapi ternyata mampu menghibur. Pesan yang diangkat pun sangat lah bijak dan dalem banget menurut gw. Sayang juga Oscar sempet ngelewatin film ini. Nice job, Reitman!
(****)
Fox Searchlight Pictures
Cast: Aaron Eckhart, Cameron Bright, David Koechner, Katie Holmes, William H. Macy, Robert Duvall, Adam Brody as Jack, J.K. Simmons, Kim Dickens
Written by: Jason Reitman (screenplay), Christopher Buckley (novel)
Directed by: Jason Reitman
Bisa-bisa Jason bakalan ngikutin jejak bapaknya jadi sutradara film komedi :D
ReplyDeleteTapi walaupun Jason terbilang sutradara hijau, kemampuannya bisa terlihat di film ini (padahal ini film panjang pertamanya). Coba tonton Up in the Air. Dengan skenario luar biasa, Jason bisa lebih menggali potensinya sebagai sutradara film komedi satir.
iya nih lagi nungguin dvd up in the air yang udah bagus supaya ngerti hehehe
ReplyDeletekok nampak sangat bagus ya film ini. kalimat yang di-quote aja udah bikin hasrat gue bangkit.
ReplyDelete(ini Djaffri, sorry lagi males login buat comment haha)
i love this movie :)
ReplyDeletesriusan nge twistnya jago