Run, Fat Boy, Run! (2007)
Film ini dimulai sesaat sebelum Dennis Doyle (Simon Pegg) dan pacarnya yang tengah hamil, Libby (Thandie Newton) akan melangsungkan pernikahan. Detik-detik sebelum acara Dennis tiba-tiba berubah panik dan stress, yang membuatnya kabur dari tempat acara, meninggalkan Libby dan para tamu. Beberapa tahun kemudian, Dennis kini berprofesi sebagai satpam di toko pakaian dalam wanita. Dennis masih sering mengunjungi Libby untuk menemui anaknya, Jake.
Hidup Dennis yang selalu dihasi dengan malas-malasan spontan berubah ketika ia mengetahui bahwa Libby akan kembali menikah dengan seorang pengusaha kaya bernama Whit (Hank Azaria). Di saat yang bersamaan pula, Whit juga tergabung dalam kompetisi lari marathon untuk charity. Dennis yang menkonfrontasi Libby mengenai hubungan barunya dengan Whit tanpa sengaja pun ikut juga dalam lomba tersebut untuk menunjukkan bahwa ia adalah pria yang bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan sesuatu. Hal yang disanggah oleh Libby. Dennis yang kini baru sadar bahwa ia mencintai Libby dan Jake harus berusaha mengalahkan Whit yang ternyata memiliki rencana untuk memindahkan mereka ke luar negeri.
Gw nonton film ini mungkin hanya karena 2 faktor. Yang pertama mungkin faktor Simon Pegg. Gw suka banget sama penampilan Simon Pegg di film Shaun Of The Dead dan Hot Fuzz, oiya dan juga di Star Trek. Walaupun memang tidak terlalu menunjukkan kekuatan akting yang bagus, buktinya karakter-karakter yang Pegg perankan benar-benar unik dan menarik. Gw suka sama tipe-tipe film yang diperankan Simon Pegg sejauh ini. Yang kedua adalah fakta bahwa film ini adalah debut penyutradaraan film layar lebar pertama David "Ross Geller" Schwimmer. Gak banyak orang yang tahu bahwa pengisi suara sang jerapah di film Madascar ini pernah menyutradarai (kalau gak salah) 3 episode serial TV yang juga ia perani, Friends. Walaupun, lagi, tidak dapat menunjukkan bahwa gaya penyutradaraannya berkualitas, tapi tetep aja penasaran sama apa yang akan ia bawakan.
Verdict gw setelah nonton film ini? Waaw mengecewakan. Entah memang ekspektasi gw yang terlalu besar, atau memang film ini terlalu dull untuk disaksikan. Kalau dibilang, gw tidak memiliki problem penting dengan ceritanya. Cetak biru film zero-to-hero. Lawakan-lawakannya seperti pengulangan yang sudah-sudah. Yah walaupun beberapa lawakan memang cukup mengundang tawa. Tapi kebanyakan kok garing banget. Penampilan akting nya juga biasa-biasa saja. Karakter pemilik kos Dennis dan anak ceweknya sukses jadi annoying-persons no1. Annoying disini bukan dibuat-buat tapi kesannya terlalu fake.
Walaupun banyak kekurangan, film ini untungnya tidak terlalu buruk. Gw terkesan dengan chemistry antara Dennis dan anak laki-lakinya. Entah mungkin karena memang pembawaan natural Simon Pegg yang seperti itu atau gimana. Tapi gw ngerasa hubungan Dennis dan anaknya erat banget. Selain itu, mau se-klise dan se-lebay apapun endingnya, gw tetep suka dengan endingnya yang sangat sweet itu. Terkesan gak mungkin sih. Tapi jujur gw sempet terharu waktu nonton akhir cerita. Atau mungkin juga karena gw sudah terlalu bosan dari awal dan tengah-tengah film, membuat penghujung cerita jadi klimaks yang mengharukan.
Film ini terasa sangat tanggung di berbagai aspek. Dibilang drama gak juga, romance gak terlalu, dibilang komedi kok gak lucu-lucu banget. Menontonnya dengan ekspektasi tinggi mungkin akan sangat mengecewakan. Tapi kalau dilihat-lihat film ini juga gak buruk-buruk banget. Masih dalam kadar masih-dapat-dinikmati. Setidaknya untuk mengisi kekosongan dengan tontonan yang ringan. Untungnya beberapa scene masih menawarkan hiburan yang lumayan baik. Tapi personally, film ini sangat mengecewakan untuk gw. And it's coming from Simon Pegg? Sepertinya dia bagus hanya karena faktor Edgar Wright dan Nick Frost doang mungkin? Semoga enggak.
(**1/2)
Film ini dimulai sesaat sebelum Dennis Doyle (Simon Pegg) dan pacarnya yang tengah hamil, Libby (Thandie Newton) akan melangsungkan pernikahan. Detik-detik sebelum acara Dennis tiba-tiba berubah panik dan stress, yang membuatnya kabur dari tempat acara, meninggalkan Libby dan para tamu. Beberapa tahun kemudian, Dennis kini berprofesi sebagai satpam di toko pakaian dalam wanita. Dennis masih sering mengunjungi Libby untuk menemui anaknya, Jake.
Hidup Dennis yang selalu dihasi dengan malas-malasan spontan berubah ketika ia mengetahui bahwa Libby akan kembali menikah dengan seorang pengusaha kaya bernama Whit (Hank Azaria). Di saat yang bersamaan pula, Whit juga tergabung dalam kompetisi lari marathon untuk charity. Dennis yang menkonfrontasi Libby mengenai hubungan barunya dengan Whit tanpa sengaja pun ikut juga dalam lomba tersebut untuk menunjukkan bahwa ia adalah pria yang bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan sesuatu. Hal yang disanggah oleh Libby. Dennis yang kini baru sadar bahwa ia mencintai Libby dan Jake harus berusaha mengalahkan Whit yang ternyata memiliki rencana untuk memindahkan mereka ke luar negeri.
Gw nonton film ini mungkin hanya karena 2 faktor. Yang pertama mungkin faktor Simon Pegg. Gw suka banget sama penampilan Simon Pegg di film Shaun Of The Dead dan Hot Fuzz, oiya dan juga di Star Trek. Walaupun memang tidak terlalu menunjukkan kekuatan akting yang bagus, buktinya karakter-karakter yang Pegg perankan benar-benar unik dan menarik. Gw suka sama tipe-tipe film yang diperankan Simon Pegg sejauh ini. Yang kedua adalah fakta bahwa film ini adalah debut penyutradaraan film layar lebar pertama David "Ross Geller" Schwimmer. Gak banyak orang yang tahu bahwa pengisi suara sang jerapah di film Madascar ini pernah menyutradarai (kalau gak salah) 3 episode serial TV yang juga ia perani, Friends. Walaupun, lagi, tidak dapat menunjukkan bahwa gaya penyutradaraannya berkualitas, tapi tetep aja penasaran sama apa yang akan ia bawakan.
Verdict gw setelah nonton film ini? Waaw mengecewakan. Entah memang ekspektasi gw yang terlalu besar, atau memang film ini terlalu dull untuk disaksikan. Kalau dibilang, gw tidak memiliki problem penting dengan ceritanya. Cetak biru film zero-to-hero. Lawakan-lawakannya seperti pengulangan yang sudah-sudah. Yah walaupun beberapa lawakan memang cukup mengundang tawa. Tapi kebanyakan kok garing banget. Penampilan akting nya juga biasa-biasa saja. Karakter pemilik kos Dennis dan anak ceweknya sukses jadi annoying-persons no1. Annoying disini bukan dibuat-buat tapi kesannya terlalu fake.
Walaupun banyak kekurangan, film ini untungnya tidak terlalu buruk. Gw terkesan dengan chemistry antara Dennis dan anak laki-lakinya. Entah mungkin karena memang pembawaan natural Simon Pegg yang seperti itu atau gimana. Tapi gw ngerasa hubungan Dennis dan anaknya erat banget. Selain itu, mau se-klise dan se-lebay apapun endingnya, gw tetep suka dengan endingnya yang sangat sweet itu. Terkesan gak mungkin sih. Tapi jujur gw sempet terharu waktu nonton akhir cerita. Atau mungkin juga karena gw sudah terlalu bosan dari awal dan tengah-tengah film, membuat penghujung cerita jadi klimaks yang mengharukan.
Film ini terasa sangat tanggung di berbagai aspek. Dibilang drama gak juga, romance gak terlalu, dibilang komedi kok gak lucu-lucu banget. Menontonnya dengan ekspektasi tinggi mungkin akan sangat mengecewakan. Tapi kalau dilihat-lihat film ini juga gak buruk-buruk banget. Masih dalam kadar masih-dapat-dinikmati. Setidaknya untuk mengisi kekosongan dengan tontonan yang ringan. Untungnya beberapa scene masih menawarkan hiburan yang lumayan baik. Tapi personally, film ini sangat mengecewakan untuk gw. And it's coming from Simon Pegg? Sepertinya dia bagus hanya karena faktor Edgar Wright dan Nick Frost doang mungkin? Semoga enggak.
(**1/2)
Beach Hill Films
Cast: Simon Pegg, Thandie Newton, Hank Azaria, Dylan Moran, Harish Patel, India de Beaufort, Matthew Fenton
Written by: Michael Ian Black, Simon Pegg
Directed by: David Schwimmer
Iya riz endingnya emg mengharukan... Gue nangis loh pas dia bisa nyelesein larinya, cengeng bgt ya hahaha
ReplyDeletehahaha iya fi, emang sedih kok endingnya, walaupun kayaknya udah ketebak banget, tapi ternyata mengharukan juga..
ReplyDeletetapi menrt gw simon pegg di star trek jadi "screen stealer" barengan anton yelchin. trus jadi seorang wartawan yang menyebalkan di film apa..gw lupa.. bareng megan Fox
ReplyDelete@e2p: iya mas, menurut saya mereka emang nyuri perhatian banget, walaupun saya lebih milih si yelchin, soalnya pegg gak terlalu lucu di star trek hehehe iya yang How To Lose A Friend or Alienated People bareng kirsten dunst juga, tapi saya blom nonton
ReplyDeletegaring sih memang filmnya
ReplyDeletecuma endingnya memang berhasil 'ngebawa' penonton untuk tersentuh :D
@kak haqi: iya setuju kak!
ReplyDeletengomong2 simon pegg...hehe apakah anda menantikan trio simon pegg, edgar wright n nick frost bersatu kembali dlm The Wolrd's End?? berharap tuh film diputer di bioskop2 sini
ReplyDelete