Thursday, August 18, 2011

Review: Senna (2010)

Plot: Bagi penggemar Formula 1, nama Ayrton Senna mungkin tidak asing lagi. Di akhir dekade 80an hingga awal dekade 90an, Senna adalah seorang pembalap muda yang mampu mengantongi predikat World Champion sebanyak tiga kali. Senna juga sering digadang-gadang sebagai salah satu pembalap terbaik yang pernah ada, berkat keluwesannya dalam membalap. Film ini adalah sebuah dokumenter mengenai jatuh bangun karir Senna di dunia F1, mulai dari awal yang masih naif, perseteruannya dengan sesama pembalap Alain Prost yang penuh kontroversi, hingga kecelakaan tragis yang merenggut nyawanya dalam satu pertandingan.

Review: Menonton film dokumenter itu memang butuh perhatian yang lebih. Tidak jarang film dokumenter membuat kita bosan menontonnya. Scratch that, membuat gw bosen menontonnya. Tetapi itu tidak membuat gw jadi males menonton film-film dokumenter, karena beberapa dari film-film itu memiliki cerita yang sangat menarik untuk dibahas. Sebut saja Man on Wire (2009) atau Catfish (2010) yang sampai sekarang masih bertengger di Top 10 per year according to me. Sebelum menonton 'Senna', awalnya ada sedikit keraguan dalam diri gw. Boro-boro kenal sama yang namanya Ayrton Senna, gw juga bukanlah fans dan pengikut olahraga satu ini. Tetapi Asif Kapadia, seorang sutradara Inggris berdarah India, mengemas feature film-nya yang ke-4 ini dengan sangat rapi dan apik. Tidak hanya gw sangat menikmati alunan cerita yang ditampilkan, tetapi gw jadi tidak merasa asing dengan beberapa istilah atau peraturan hingga permainan 'kotor' dibalik Formula One. Gw awalnya agak bingung mengapa Senna disebut sebagai salah satu driver terbaik yang pernah ada, kalo melihat selang waktu karirnya yang tidak begitu panjang. Semuanya terjawab dalam dokumenter ini, dimana Senna dengan skill nya yang diatas rata-rata, walau hanya dengan beberapa tahun mampu meraih prestasi yang sangat gemilang. Jika ia tidak mengalami kecelakaan, sepertinya ia akan meraih lebih banyak lagi gelar World Champion.

Hal yang menarik adalah bagaimana Asif Kapadia bersama penata script Manish Pandey berhasil mengumpulkan puluhan -mungkin bahkan ratusan- footage-footage selama perjalanan karir Senna. Mulai dari press conferences, kehidupan pribadi Senna, rekaman detik-detik balapan, meeting dan perayaan, hingga rekaman asli first-person footage di saat Senna sedang melaju di track. Di beberapa bagian gw terperangah juga melihat beberapa rekaman yang sepertinya private banget (not *that* tapi kayak drivers' meeting, dll) dapat dimasukkan ke dalam film. Seluruh film adalah pure rekaman asli, tidak ada yang ditambahkan. Jika ada pun hanya berupa suara narasi dari orang-orang terdekatnya saja. Uniknya lagi, 'Senna' menggunakan alur yang linear. Benar-benar terstruktur dari awal karir hingga kematiannya. Selain tentang karir Senna, film ini juga menyentil sedikit mengenai permainan politik dalam dunia balap membalap profesional ini. Contoh yang paling jelas tergambarkan adalah duel antara Senna dan Prost baik di luar track maupun di dalam. Bukan rahasia umum lagi ketika sang juara dunia (saat itu), Prost, terasa terancam dengan kehadiran Senna sebagai rekan sesama tim di McLaren. Mulai dari saling tidak berbicara lagi hingga 'sikut-sikutan' dengan mobil balap masing-masing. Kontroversi ini terjadi dalam beberapa tahun yang membuat satu dari sejumlah status World Champion mereka masing-masing (di tahun 1989 dan 1990, respectively) diwarnai oleh peristiwa yang memalukan.

Yang mampu dilihat dalam penggambaran seorang Senna di film ini adalah bagaimana Senna mempengaruhi orang-orang di sekelilingnya. Terlahir dalam keluarga yang mampu tidak membuat Senna besar kepala, ia merasa bahwa ia harus menang dan pasti menang karena memang ia memiliki skill. Kita melihat sosok Senna yang digila-gilai penggemarnya, dianggap savior (mengutip salah satu fansnya; 'He was the best thing from Brazil), keahliannya dalam mengendalikan mobil balapnya terutama saat hujan (salah satu kehandalannya), hingga anggapan bahwa ia immortal. Terbukti, berkat naik daunnya nama Senna serta perseteruannya dengan Alain Prost membuat rating F1 di televisi meningkat. Memang mental manusia yah, suka sama yang namanya drama2an! LOL. Di saat-saat itu juga baru berjamur siaran TV di Brazil, jadi status selebritis Senna pun semakin mudah ia renggut lewat tampil dalam berbagai interview atau tv show lokal hingga nasional. Belum lagi adanya beberapa perubahan, rekor hingga safety issue dalam dunia Formula One berkat dirinya sendiri. Terutama yang terakhir, hingga detik ini Senna adalah orang terakhir yang meninggal dalam kecelakaan F1. Dalam film dokumenter ini, Senna juga digambarkan sebagai sosok yang sangat amat dibanggakan oleh negaranya. Brazil memang lebih terkenal dengan olahraga sepak bolanya, tetapi sesaat Senna berada di puncak, all Brazillian eyes are on him. Senna bangga dengan negaranya serta peduli terhadap nasib anak-anak kurang mampu yang jumlahnya tidak sedikit di kampungnya itu. Kalo berdasarkan film ini, Senna terkenang seperti sebuah sosok harapan. Sesuatu yang sangat diperlukan oleh sebuah bangsa dengan keadaaan seperti itu. Ingat bagaimana kita menyeru2kan Taufik Hidayat atau Bambang Pamungkas?

Kalau saja ini sebuah film live action dan Ayrton Senna sedang memerankan orang lain, pasti aktingnya dipuji. Yaeyalaaaah ini kan bukan akting. Keutamaan film dokumenter adalah betapa authentic-nya sebuah emosi atau kejadian yang dapat ditangkap oleh kamera. Lihat saja ke-awkward-an Senna dan Prost ketika disandingkan bersebelahan, emosi marah dan 'disgust' antara keduanya, atau ketika kita melihat Senna sedang dihadang oleh kepanikkan dan ketakutan (terutama sehari sebelum ia meninggal akibat ketidakjelasan teknologi baru yang terpasang pada mobilnya). Ada satu hal yang sangat sangat menarik di ending film ini. Hmm spoiler dikit boleh yaa. Di sekitar akhir film, dalam sebuah interview setelah ia sudah terkenal, ia ditanya tentang memori terbaiknya dalam bertanding balap-balapan. Ia kemudian memilih ketika ia masih muda, berumur belia, ketika ia masih bertanding dalam ranah gokart (sori gw lupa dia sebut siapa nama spesifik yang ia sebutkan), tanpa adanya campur tangan politik maupun uang seperti yang terjadi dalam dunia profesionalnya. Dari sorot matanya gw mampu melihat betapa ia sangat merindukan hal tersebut, dimana ia dengan bebas melakukan hobi dan ambisi hidupnya. Bebas dari tekanan, bebas dari embel-embel brand dan sebagainya. Hanya skill, hanya menyetir. Di saat itu lah kita sadar bahwa Senna memang lah seorang pembalap yang mendedikasikan hidupnya untuk hal yang paling ia kuasai dan ia cintai: racing.

Overview: Seperti pernyataan gw dari awal; gw sama sekali tidak tahu menahu sama dunia per-F1-an. Let alone Ayrton Senna, mendengar namanya aja baru ketika tahu film ini sudah dirilis duluan. But one thing for sure, gw bener-bener menikmati film ini. Dengan timeline yang runut serta ketersediaan footage yang lengkap, menonton Senna jadi terasa seperti menonton film biopic. Hal tersebut dipermanis lagi karena film ini ada kisah nyata, berarti semua emosi yang dikeluarkan, semua perkataan yang diomongin hampir semua dari hati, plus segala drama-nya. Memang terkesan manipulatif yang seakan mengagungkan sosok Senna, tetapi dari sudut pandang seorang Prost pun kita melihat juga 'kekurangan' seorang Senna. Asif Kapadia telah sukses menampilkan sebuah sosok pahlawan dengan sejumlah prestasi dan pengaruh melalui breathtaking and dramatic sequences, tanpa mengurangi rasa manusiawi dalam diri sosok tersebut. Film yang pas bagi fans, maupun non-fans. Dengan semua kelebihannya, 'Senna' sangat layak disandingkan dengan film-film dokumenter terbaik yang pernah dibuat. Menonton film ini terasa seperti mendampingi Ayrton Senna sepanjang karirnya. Senna, aku padamu!

[A]
Senna (2010) | Documenter | Rated PG-13 for some strong language and disturbing images | Correspondents: Ayrton Senna (archive footage), Alain Prost, Frank Williams, Ron Dennis, Viviane Senna, Milton da Silva, Neide Senn, Jackie Stewart, Sid Watkins| Written by: Manish Pandey | Directed by: Asif Kapadia

2 comments:

  1. Ini download dimana riz? Gw kok gadapet2 ya

    ReplyDelete
  2. gw kalo donlod selalu di thepiratebay.org dan, pake torrent

    ReplyDelete