Plot: Sekelompok teman-teman sekolah di kota fiktif bernama Lillian di Ohio, Joe Lamb (Joel Courtney), Charles (Riley Griffiths), Preston (Zach Mills), Martin (Gabriel Basso), dan Cary (Ryan Lee) tengah mempersiapkan film amatiran mereka untuk diikutsertakan dalam sebuah kompetisi. Agar lebih menarik, Charles, sang sutradara, memutuskan untuk meng-hire Alice (Elle Fanning) untuk memerankan salah satu karakter tambahan dalam filmnya. Joe sebenernya sudah agak lama suka dengan Alice, tetapi sayangnya ada masalah internal akibat tragedi mengharukan antara ayah mereka masing-masing. Ketika mereka sedang mengambil gambar di sebuah stasiun di malam hari, sebuah kereta lewat dan tiba-tiba terjadi sebuah kecelakan mematikan yang hampir memakan nyawa mereka semua. Tanpa mereka sadari, ternyata ada misteri dibalik apa yang diangkut oleh kereta tersebut. Sebuah rahasia militer Amerika yang ternyata tertangkap oleh kamera super 8 milik mereka.
Review: J.J Abrams sekarang ini sudah dikenal sebagai salah satu sutradara paling hot di Hollywood. Gw pertama kali mengenal Abrams lewat Lost dimana dia adalah salah satu co-creatornya. Abrams juga dikenal sebagai orang dibalik serial tv Alias dan Fringe. Debutnya di layar lebar termasuk megah, sebagai sutradara Mission Impossible 3 di tahun 2006 lalu. Hasilnya? Tidak buruk, bahkan lumayan sukses sebagai seorang pengganti sekaligus penerus sebuah franchise. Tiga tahun berselang, ambisi Abrams memfilmkan dan membangkitkan kembali Star Trek berujung fantastis setelah film adaptasi arahannya menjadi salah satu film tersukses di tahun 2009, both quality and financially. Di sela-sela itu, Abrams sempat memproduseri sebuah film alien invasion yang sempet 'heboh' karena dirilis dengan minim informasi serta digarap dengan teknik yang tidak biasa, berjudul Cloverfield. Tahun ini, Abrams kembali menulis sekaligus menyutradarai sebuah film yang mungkin bertema hampir sebelas dua belas dengan Cloverfield. Gak tanggung-tanggung, Abrams mengajak salah satu dedengkotnya film blockbuster, siapa lagi kalo bukan Steven Spielberg himself untuk ikut serta sebagai produsernya.
Sebagai sebuah film summer, Super 8 tentu menghasilkan scene-scene dahsyat dengan leburan special effect di dalamnya. And it did it quite wonderfully. Memang jumlahnya tidak begitu banyak, tetapi adegan kecelakaan sebuah kereta yang menjadi kunci cerita utama film ini dibuat dengan sangat baik dengan tense yang menegangkan. Tetapi, sepertinya Super 8 juga agak condong ke sisi drama nya, dimana terjadi beberapa konflik antar karakternya. Sudah agak jarang melihat sebuah petualangan mendebarkan sekelompok anak-anak dalam film-film dengan genre seperti ini. Dan untungnya, friendship bocah-bocah tersebut terlihat seru dan believable. Kudos buat para aktor-aktor mudanya. Memang (sangat) asing di telinga penonton awam (gak awam pun mungkin juga tetep terdengar asing), nama-nama baru seperti Joel Courtney, Riley Griffiths, Zach Mills, Gabriel basso dan Ryan Lee bermain menghibur sebagai geng filmmaker cilik. Mungkin hanya nama Elle Fanning saja yang sedikit mencuat sebagai plus-one kru film tersebut. Bahkan pemeran karakter dewasa utama seperti Kyle Chandler maupun Ron Eldard sebagai ayah Joe dan Alice respectively, jauh dan nama-nama bintang Hollywood papan atas, dikarenakan mereka mungkin lebih sering malang melintang di dunia televisi. Setidaknya ada sebuah fresh air melihat muka-muka baru di layar lebar. Fortunately, akting mereka tidak memalukan kok.
Yang membuat Super 8 juga terasa sangat personal, baik bagi Abrams maupun Spielberg mungkin adalah sub-plot pembuatan film dengan kamera 'super 8' sendiri. Super 8 itu kalo gak salah ya kayak sebuah jenis kamera dimana filmmaker-filmmaker amatir pada jaman itu sering make untuk membuat film-film pendek hasil mereka sendiri, CMIIW. Spielberg sendiri pernah berbagi pengalamannya membuat film melalui kamera ini ketika masih muda dulu. Dengan adanya plot tentang proyek sekelompok anak membuat film amatiran juga dengan kamera super 8 mungkin menjadi ajang nostalgia Spielberg (dan mungkin Abrams juga) tentang mimpi-mimpi dan ambisi mereka di masa lalu. Ngomong-ngomong nostalgia, film ini juga seperti sebuah homage untuk film-film blockbuster milik Spielberg. Yang paling teringat di otak mungkin ET ya. Salah satu film signature Spielberg itu memiliki tema yang cukup sama dengan film ini. Tetapi kalo ET itu tentang alien unyu baik hati,nah Super 8 tentang monster gede plus deadly yang gak geraknya lihai bener sampe gak terdeteksi siapa-siapa. Mungkin gak sih gak terdeteksi? Masa segede gitu gak ada yang liat sih? Ah sudah lah.
Jujur aja sih, gw tidak begitu merasa terpuaskan sehabis menonton film ini. Hal tersebut mungkin karena ekspektasi gw yang terlalu tinggi mengingat kerahasiaan tim produksi yang bikin penasaran hingga review-review positif yang bertebaran setelah film ini dirilis. Tetapi sayangnya ternyata menurut gw Super 8 itu kok gak seheboh dan sebagus yang gw kira yaa? Salah satu kekurangan dari Super 8 menurut gw adalah keambiguitasan fokus ceritanya sendiri. Secara garis besar sih ini disaster movie, atau lebih tepatnya monster movie. Tetapi Abrams menyisipkan pula beberapa hal-hal drama kayak tragedi yang menimpa keluarga Joe, konflik antara keluarga Joe dan Alice, cinta monyet segitiga Joe-Alice-Charles, sampe ambisi sekelompok anak untuk membuat state of the art movie menggunakan kamera super 8. Bahkan film ini juga sedikit menyinggung perang dingin antara US dan Soviet lho. Memang sebenernya alasan Abrams menulis hal-hal tersebut bermaksud agar kita, para penonton, jadi lebih merasa simpati terhadap para karakternya. Alangkah baik maksudnya, tetapi menurut gw jadi terasa gak fokus aja. Too much is going on, jadinya bingung sendiri. Dan menurut gw jadinya gak nyambung aja dengan judul filmnya sendiri. Entah mengapa, Super 8 agak mengingatkan gw dengan film Korea berjudul The Host, tentang monster juga, dan lumayan bagus, coba tonton deh *ini jadinya review film yang mana deh -_-*.
Overview: Terlepas dari ekspektasi berlebih yg gw harap untuk film ini, Super 8 sebenernya adalah sebuh summer movie yang cukup mengasyikan untuk ditonton. Agak terasa dengan jelas sentuhan film adventure a la Spielberg dalam film ini. Seru deh mengikuti petualangan sekelompok anak dalam usaha mereka membuat film amatiran (always wanted to do this, but didnt have the time), lalu berujung ke pengalaman menegangkan yang tak terlupakan. Lupakan dulu beberapa hal yang agak mengganjal, after all, Super 8 adalah sebuah film blockbuster buat keluarga. Ada drama di dalamnya, ada ketegangan di dalamnya, ada hati di dalamnya. Super 8 memang agak sedikit mengecewakan bagi gw yang terlanjur mengharapkan lebih dari film ini sebelumnya, tetapi siapa tau lo yang menonton tanpa ekspektasi apa-apa malah suka, cause it's definitely a treat. Seperti yang gw bilang sih, walaupun kecewa, Super 8 itu tetep sebuah film summer sci-fi yang cukup menghibur dan sangat seru ditonton untuk mengisi waktu luang. Huh coba saja dirilis di bioskop ya!
Super 8 (2011) | Mystery, Sci-Fi, Thriller | Rated PG-13 for intense sequences of sci-fi action and violence, language and some drug use | Cast: Joel Courtney, Elle Fanning, Kyle Chandler, Ron Eldard, Noah Emmerich, Bruce Greenwood, David Gallagher, Riley Griffiths, Ryan Lee, Gabriel Basso | Written and directed by: J.J Abrams
udah beli DVD-nya, belom sempet nontonnya. wish me luck!
ReplyDeletejust lower your expectations a bit. filmnya sebenernya seru, cuman gak 'wah2' banget hehe
ReplyDeleteSuka banget sama special effectnya!!
ReplyDelete