Plot: Matt King (George Clooney) adalah seorang pengacara dan pemilik tanah berjuta-juta meter di Kaui, Hawaii, yang diwariskan oleh para leluhurnya. Sebuah kecelakaan kapal fatal membuat istri Matt, Elizabeth dalam keadaan koma. Hal tersebut membuat Matt, yang selama ini terlalu sibuk dengan pekerjaannya, terpaksa mengurus anak-anaknya sendiri, Alex (Shailene Woodley) dan Scottie (Amara Miller). Dengan ulah anak-anaknya yang terkadang sulit diatur, Matt harus dihadapkan oleh sebuah fakta menyakitkan yang disimpan oleh istrinya dengan keadaan yang semakin lama semakin memburuk.
Review: Walaupun sampai sejauh ini 'hanya' memiliki 5 buah film yang ia arahkan, Alexander Payne adalah salah satu well-known and respected director di perfilman Hollywood. Film-film yang ia sutradarai termasuk Election (1999), About Schimdt (2002) dan Sideways (2004). Payne juga termasuk ke dalam tim penulis naskah Jurassic Park III (2001). Di tahun 2004, Payner meraih piala Oscar untuk Adapted Screenplay lewat film Sideways, yang juga mengoleksi empat nominasi lainnya, termasuk Best Director untuk Payne dan Best Picture. Tujuh tahun berselang setelah Sideways, Payne kembali di tahun 2011 dengan The Descendants. Film ini diadaptasi dari sebuah novel karya Kaui Hart Hemmings dan ditulis naskahnya oleh Payne bersama Nat Faxon dan Jim Rash. Bagi para moviegoer yang mengikuti awards season, sepertinya tidak akan asing lagi dengan film ini karena The Descendants sudah banyak mengoleksi pujian dan penghargaan dari berbagai kritikus. Prestasi terbarunya adalah mendapatkan 2 piala Golden Globes di kategori Best Picture Drama dan Best Actor Drama untuk George Clooney yang bermain, harus saya akui, sangat baik disini. Ia ditemani dengan pendatang baru Shailene Woodley yang juga turut dipuji lewat penampilannya disini.
The Descendants bercerita tentang perjuangan seorang ayah (Clooney) yang mencoba untuk menyatukan kembali keluarganya setelah kecelakaan menimpa istirnya. Saya melihat The Descendants lebih ke arah bagaimana sebuah tragedi malah, ironisnya, mampu mempererat hubungan sebuah keluarga yang cenderung dysfunctional tersebut. Kalau di film-film kebanyakan, ketika tragedi terjadi, hal tersebut malah merusak hubungan keluarga yg mengalami tragedi tersebut. Dalam The Descendants, status koma yang menimpa istri Matt, Elizabeth, membuat Matt malah 'bersatu' kembali dengan keluarganya. Selama ini, Matt yang memang sibuk dengan berbagai pekerjaan merasa jauh dari keluarganya. 'Back-up parent', begitulah ia menyebut dirinya. Matt kemudian menerima kenyataan pahit ketika ia mendengar bahwa sang istri sebelum mengalami kecelakaan tengah menjalankan sebuah affair. Belum 'lengkap' dengan masalah istrinya tersebut, Matt juga tengah dihadapi dilema tentang nasib tanah yang ia warisi, tanah yang juga menyimpan banyak kenangan, baik terhadap dirinya juga dengan masyarakat setempat. Apakah ia akan menjualnya kepada investor atau menyimpannya.
Yang paling saya suka dari film ini adalah bagaimana karakter-karakter di dalamnya terasa begitu likeable dan nyata. Likeable disini bukan berarti karakter-karakter tersebut begitu sempurna, tetapi lebih karena mereka digambarkan seperti manusia kebanyakan; they have their own flaws. Tapi yang lebih saya sukai lagi adalah bagaimana para karakter-karakter ini berusaha untuk dewasa. Mereka memang memiliki kesalahan, terkadang mereka sadar, terkadang mereka perlu disadarkan dulu. Tetapi mereka tidak mengelak, mereka menerima dan (mencoba) merubah diri mereka menjadi pribadi yang lebih baik, walaupun terkadang susah untuk dilakukan, terutama untuk menahan ego sendiri. Dalam karakter Matt, ia menyadari bahwa dirinya selama ini adalah sosok ayah yang buruk, absen terhadap keluarga dan membuat hubungan dengan istri dan anak-anaknya menjadi renggang. Ia dengan berat hati mencoba untuk merasionalkan affair yang ternyata dilakukan oleh sang istri yang partly, karena kesalahannya juga. Belum lagi dengan sikap anak-anaknya yang terkadang out of control; Alex yang sering 'minum' hingga Scotty yang sering berkata kasar untuk anak berumur 10 tahun. Dari kecelakaan yang menimpa sang ibu, disitu lah Alex dan Scotty berusaha untuk lebih dewasa lewat kehilangan salah satu sosok sentral di kehidupan mereka.
Melihat promosinya, jelas lah kita akan disajikan dengan tontonan penuh pemandangan indah dan musik tradisional khas kepulauan Hawaii (yang saya rasa pemakaian musiknya agak terlalu overused). Jarang sepertinya saya menyaksikan film yang bersetting di pulau tersebut. Yang mungkin agak di luar dugaan ekspektasi saya adalah, The Descendants memiliki sejumlah momen-momen yang dengan mudah memancing tawa. Ya memang tidak membuat terbahak-bahak sih. Momen-momen tersebut berasal dari entah ulah Alex, Scottie, atau malah sahabat Alex, Sid (Nick Krause) yang memang terkesan bodoh. Tetapi, walaupun kehadiran Sid menjadi sebuah hiburan tersendiri, saya malah berfikir tokoh Sid ini kurang digali karakterisasinya dan terkadang hanya terasa seperti tempelan comical character saja. Seperti halnya Matthew Lillard dan Judy Greer yang screentime-nya sangat minim ini. Lillard yang selama ini saya lebih kenal sebagai Shaggy dalam film live action Scooby Doo, dalam satu scene-nya saja ternyata mampu memberikan sebuah performa yang jarang ia tampilkan di film-filmnya sebelumnya. Termasuk the underrated Judy Greer. Menurut saya, kedua karakter ini bisa diberikan jalan cerita yang lebih panjang lagi, since Lillard's character is one of the most talked-about characters dari keseluruhan ceritanya.
Overview: Funnier than what I expected, The Descendants menjadi sebuah drama komedi keluarga yang begitu heartwarming. Payne memberikan sebuah kisah yang begitu sederhana tetapi memikat serta karakter yang mampu saya beri simpati. Saya sangat suka dengan penggambaran para karakter yang terlihat sangat manusiawi lewat proses pendewasaan yang mereka alami. Penampilan memikat Clooney serta pendatang baru Woodley turut mempermanis film peraih Best Picture Drama di pagelaran Golden Globes kemarin. Walaupun memang tidak begitu sempurna, saya masih mampu menikmati film ini dengan baik. Dan saya juga suka bagaimana mereka memberikan konklusi akhir pada sang keluarga. Kita, manusia, memang ditakdirkan untuk membuat kesalahan. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita mampu menyadarinya dan merubah diri kita? Dan tentu saja kita bisa marah terhadap orang-orang yang mengecewakan kita. But in the end, we have to let it go.
[B+]
The Descendants (2011) | Comedy, Drama | Rated R for language including some sexual references | Cast: George Clooney, Shailene Woodley, Judy Greer, Beau Bridges, Nick Krause, Amara Miller, Matthew Lillard Written by: Kaui Hart Hemmings (novel); Alexander Payne, Nat Faxon, Jim Rash (screenplay) | Directed by: Alexander Payne
Donlot subtitlenya dimana sih riz?
ReplyDeletegak pake sub hehe gak begitu ribet kok bahasanya :))
ReplyDeletesetuju.. keren bgt filmnya.
ReplyDeletewah si bos bhs inggrisnya keren amat.. nonton filmnya payne tanpa sub hahahaha :D padahal bahasa naskahnya payne kbanyakan berat & levelnya tinggi, kalo ane minimal english sub lah..
btw... nice review gan.
Iyaa heartwarming bgt :)
ReplyDeleteEh tapi memang film ini gak begitu sulit dan berat kok untuk dimengerti Inggrisnya hehe