Sunday, June 24, 2012

Review: Brave (2012)

Plot: Merida (Kelly Macdonald) adalah seorang putri kerajaan DunBroch di Scotland. Sesuai tradisi, dengan umurnya yang hampir dewasa, ia akan dihadapkan oleh lamaran dari putra-putra kerajaan lainnya. Tetapi, Merida yang memiliki jiwa petualang lebih tertarik dengan hidup bebas berkuda dan memanah yang juga menjadi hobinya. Merida tanpa sengaja bertemu dengan seorang penyihir dan memintanya untuk merubah sang ibu yang selama ini mengekangnya, Ratu Elinor (Emma Thompson), agar takdirnya juga berubah.

Review: Disney-Pixar selalu membuat saya terperangah dengan ide-ide liar nan kreatif yang keluar pada film-filmnya. Sebut saja seperti akademi monster yang menggunakan teriakan anak kecil untuk tenaga listrik di kotanya, seekor tikus yang bermimpi menjadi chef handal, seorang kakek yang menerbangkan rumahnya melintasi negara hingga robot pembersih sampah. Ide-ide sederhana seperti mainan, semut, ikan hingga mobil yang bisa berbicara pun diberikan sebuah sentuhan cerdas dalam detil dan ceritanya. Setelah hampir memberikan sebuah track record yang nyaris sempurna, Cars 2 (2011) came along dan menjadi setitik nila, walaupun bagi saya Cars 2 tidak bisa dikatakan sebuah wreckage. Kegagalan Cars 2 tersebut membuat film kolaborasi mereka selanjutanya, Brave, menjadi memiliki tugas lebih, salah satunya untuk memperbaiki citra salah satu kerja sama terbaik yang pernah dimiliki perfilman dunia. Banyak milestone yang dapat disematkan kepada film ini. Selain film dengan karakter utama wanita pertama, film ini juga disebut sebagai film fairy tale pertama untuk Disney-Pixar. Tidak hanya karakter utama saja, sutradaranya pun untuk yang pertama kalinya adalah seorang wanita, yatu Brenda Chapman yang juga menjadi salah satu penulis naskahnya. Walaupun sayangnya di tengah produksi, Chapman digantikan oleh Mark Andrews karena creative differences. Chapman sebelumnya pernah tergabung dalam tim penulis cerita untuk The Little Mermaid (1989), Beauty and the Beast (1991), The Lion King (1994) serta menyutradarai film animasi Dreamworks, The Prince of Egpyt (1998).

Dibandingkan dengan film-film Disney-Pixar lainnya, jelas Brave memiliki kisah yang jauh lebih sederhana. Dari skrip yang ditulis bersama-sama oleh Chapman, Andrews, Steve Purcell serta Irene Mecchi, menurut saya Brave nyaris berjalan tanpa konflik yang signifikan. Klimaksnya pun bagi saya tidak begitu spektakuler dan agak condong ke arah safe. Sisipan-sisipan komedi, baik slapstick maupun satir yang sering ada di film-film Disney-Pixar tidak begitu berhasil banyak dalam Brave. Membuat awalnya saya sedikit merasa film ini akan mengecewakan, in terms of Disney-Pixar collaboration. Sebagai tokoh utama wanita pertama dari rentetan film kolaborasi Disney dan Pixar, Merida bagi saya kurang begitu kuat sebagai karakter. Maksudnya disini, Merida terjebak dalam karakter klasik film-film Disney: seorang putri. Dan untuk menambah ke-tradisional-annya pula, konflik yang terjadi dalam film ini adalah karena Merida dipaksa untuk menikah. Tetapi untung saja, film ini tidak terlalu berat ke masalah romantisme nya dan membuat karakter ini menjadi menye-menye (hingga ujung film), dan lebih memberatkan kepada isu keluarga, tradisi hingga hubungan antar ibu-anak. Dengan unsur keluarga yang dijalin dengan cukup baik tersebut, membuat saya masih dapat memaklumi kesederhanaan Brave. Hubungan antar keluarga ini lah yang selalu menjadi pamungkas Disney-Pixar dan untungnya, dalam Brave, mereka juga berhasil membuat jalinan kisah yang poignant dan mengharukan. Tetapi, ngomong-ngomong masalah Merida, saya tidak begitu mudah dibuat simpati dengan karakter tersebut, yang bagi saya terkadang terkesan sedikit egois dan kekanak-kanakan. Ya, memang karakternya mungkin dibuat seperti itu, dimana Merida harus belajar untuk lebih dewasa. 

Walaupun memang tidak begitu menawarkan komedi cerdas khas Disney-Pixar, Brave tetap memberikan sejumlah aksi-aksi yang cukup memancing tawa. Saya mulai merasa terhibur ketika Merrida bertemu dengan nenek misterius di dalam hutan, di tengah-tengah film. Ketiga adik kembar Merida, Harris, Hubert, dan Hamish, bertugas sebagai karakter pendukung yang mencuri adegan yang sayangnya tidak semua berhasil di mata saya. Memang sebenarnya tidak fair juga menilai Brave sebagai film 'Disney-Pixar yang harus groundbreaking'. Ketika saya melihat Brave purely on entertainment purpose, Brave sebenarnya cukup memiliki nilai hibur yang memang lebih tinggi dibandingkan film-film animasi kebanyakan. Walaupun sekilas film ini akan mengingatkan kita dengan How to Train Your Dragon (2010) yang mungkin karena kemiripan antara set hingga bangsa viking dan Scotland sendiri. Tetapi tetap saja Pixar selalu memiliki suatu ciri dan kualitas yang mampu membedakannya dengan film-film produksi kompetitornya. Dan saya juga tidak kaget bahwa lewat film ini, Pixar kembali membuktikan bahwa mereka masih menjadi produsen film animasi dengan tingkat art yang begitu high-tech dan luar biasa indah. Hutan Scotland hingga para karakter yang dipresentasikan terlihat begitu halus dan jernih. Dari rambut merah berkibar Merrida sampai pohon-pohon di hutan. Score film ini dikerjakan oleh Patrick Doyle, yang memberikan score indah tetapi sayangnya masih kurang memorable.

Overview: Brave memang tidak memiliki kualitas setingkat film-film Disney Pixar semacam Toy Story, Wall-E atau Ratatouille. Kisahnya sederhana dan bagi saya tidak begitu banyak berhasil dalam usahanya mengantar jokes dan charms yang biasa ditemui pada film-film dari kolaborasi kedua perusahaan tersebut. Tetapi hal tersebut tidak membuat Brave menjadi film yang buruk. Brave adalah sebuah film yang bagi saya mampu menghibur dan membawa pesan keluarga yang cukup menyentuh. It's a simple, family-themed and traditional cartoon with a beautiful animation. Words of advice, just don't compare this with other Disney-Pixar's before watching, cause you'll be disappointed. Err but Cars(s) do not count.

Click for Rating's Guide
Brave (2012) |  Animation, Action, Adventure, Comedy, Family, Fantasy | Rated PG for some scary action and rude humor | Voices: Kelly Macdonald, Emma Thompson, Billy Connolly, Kevin McKidd, Craig Ferguson, Robbie Coltrane, Julie Walters | Screenplay: Mark Andrews, Steve Purcell, Brenda Chapman, Irene Mecchi | Director: Brenda Chapman and Mark Andrews.

4 comments:

  1. mau nanya aja, darimana sih dapat gambar2 filmnya(screen caps)? btw, i really love your blog and the design, and also your new rating's guide!

    ReplyDelete
  2. Waktu liat trailer-nya dibioskop gw nggak tertarik n lagipula gw ada jadwal padet bulan Juli jadi yg ini gimana ya.. Haha... :D

    ReplyDelete
  3. Kalo enggak googling dari internet, biasanya print screen sendiri dari laptop.

    Thank you! :)

    ReplyDelete
  4. @fanboy: menurut saya sih filmnya gak begitu wah, jadi kalo dilewatkan sebenernya gpp, tapi lumayan lah buat menghibur :)

    ReplyDelete