Saturday, September 29, 2012

Review: V/H/S (2012)

Plot: Sekelompok kriminal kelas teri secara misterius diminta oleh seseorang untuk mencuri sebuah kaset vhs di dalam sebuah rumah yang terlihat terbengkalai. Setelah mereka berhasil masuk ke dalam rumah tersebut, mereka malah menemukan puluhan kaset VHS tanpa tau yang mana yang harus mereka ambil. Mereka kemudian memutuskan untuk menonton satu per satu kaset tersebut, which turned out to be a collection of darkest and strangest nightmares.

Review: "What? Another found footage film?" Itu adalah pikiran pertama saya saat mendengar tentang film ini. Genre yang satu ini memang sedang giat-giatnya di-eksploitasi oleh industri perfilman; dari Amerika ke Eropa serta Asia, dari yang sudah established ataupun yang masih amatir. Yah bisa dibilang sih found footage memang tidak perlu budget yang besar untuk dibuat, membuat banyak orang memilih teknik ini. Sudah banyak contoh film-film found footage yang berhasil menarik perhatian saya, yang paling baru tentu Chronicle (2012) yang mengangkat tema supranatural dan superhero. Sisanya, kebanyakan bergenre horror atau thriller. Lalu apa yang membedakan V/H/S dengan film-film lainnya? Omnibus. Ya, V/H/S tidak hanya memakai gimmick found footage, tetapi juga omnibus di dalamnya. Ditulis dan disutradarai oleh segelintir orang-orang yang sama sekali asing bagi saya (dan saya yakin juga bagi hampir seluruh penikmat film), V/H/S pun tidak memasang nama-nama yang menjual dalam deretan pemainnya. But I think it's a plus point for V/H/S; makes it look a bit more real and authentic. V/H/S memiliki 5 cerita yang diwakili oleh kaset VHS yang tak sengaja dimainkan oleh sekelompok orang yang tengah dalam misi mencuri sebuah kaset VHS setelah diutus oleh orang tak dikenal dengan imbalan uang. Kisah orang-orang tersebut mencuri vhs ini juga menjadi cerita tersendiri sebenarnya (disutradarai oleh Adam Wingard), menjadikan V/H/S bertotal 6 cerita yang sebenarnya tidak memiliki kaitan sama sekali, kecuali semua bertemakan horror.

Kaset VHS pertama yang mereka mainkan berjudul Amateur Night dan disutradarai oleh David Bruckner. Dikisahkan tiga orang pria yang bermaksud untuk merekam momen one-night-stand dan memasang kamera kecil pada kacamata salah satu dari mereka, agar wanita-wanita yang mereka ajak 'berpesta' tidak menyadari bahwa mereka direkam. Kesalahan mereka hanya satu: membawa seorang wanita yang berperilaku tidak seperti biasa. Kisah kedua, Second Honeymoon, disutradarai oleh Ti West. Bercerita tentang sepasang suami istri yang sedang berlibur dan menyewa kamar di sebuah hotel murah tiba-tiba didatangi oleh seorang bertopeng misterius di malam hari. Kaset ketiga berjudul Tuesday the 17th, disutradarai oleh Glenn McQuaid, tentang petualangan muda-mudi yang tengah menjelajahi sebuah hutan. It was all fun until someone (or something) invisible started to terrorize them. Cerita berikutnya berjudul The Sick Thing That Happened to Emily When She Was Younger dan disutradarai oleh Joe Swanberg. Dalam segmen ini, kita melihat percakapan kedua orang pasangan lewat video-chat tentang kejadian-kejadian aneh yang menimpa sang gadis. Mulai dari tonjolan aneh di lengannya sampai penampakan-penampakan yang muncul di tempat tinggalnya. Cerita terakhir, 10/31/98, disutradarai oleh Radio Silence. Berkisah di malam Halloween, sekelompok pria iseng masuk ke sebuah rumah yang mereka kira adalah sebuah trick Halloween semata. Yang mereka kira adalah sebuah atraksi supranatural, ternyata adalah sebuah upacara mengerikan.

Lewat cerita-cerita tersebut, V/H/S memang menawarkan beragam kisah horror yang bervariasi; ada monster, zombie bahkan hantu. Dari berbagai macam cerita tadi, saya akui bahwa V/H/S menyajikan cerita-cerita yang cukup menarik dan termasuk unexpected twists di dalamnya. Dan sebagaimana premisnya, film ini juga berhasil menghadirkan beberapa adegan-adegan seram yang cukup mengejutkan. But while this film offers a lot of jump-scare moments plus different stories and twists, this film didn't really go anywhere. Ceritanya bagi saya tanggung dan sayangnya tidak begitu memiliki conclusion yang jelas. I know that it's not really the point. V/H/S memang sepertinya di-set hanya sebagai sebuah hiburan horror lewat adegan-adegan seram dan gore-nya. And judging by that, this film did a great job. But story-wise, it could have been much more clearer if it offered more explanation. Ya, ya, ya sebelum saya dibombardir bahwa tidak semua film perlu dijelaskan sedetail-detailnya dan memang inti dari found footage fiesta itu sendiri, saya tetap merasa film ini terlalu tanggung dalam bercerita. I had a few of shocks and wtf-moments, but I left with the feeling of wanting more from those stories cause I think they are interesting. Kalau melihat dari gimmick found footage nya sih, bagi saya V/H/S dapat menangkap esensinya. Shaky and blurry but still watchable. Nice ideas juga dengan penggunaan kamera-kacamata atau lewat kamera laptop, jadi gak semua lewat handheld camera. 

Overview: V/H/S does offer varied and quite intriguing horror stories, but for me this film didn't really connect with me very well. Memang banyak adegan yang bikin kaget dan membuat penonton melontarkan sumpah-serapah, tetapi bagi saya cerita-cerita di dalamnya kurang begitu jelas dan tanggung. Too blurry for my taste. But for horror fans, especially fans of this genre (can I actually call found footage as a genre?), this film could really entice you  with all the different kinds of 'nightmares' to watch. It's fun and a bit no-brainer scare fair that unfortunately, left me unsatisfied. 

V/H/S (2012) | Horror | Rated R for bloody violence, strong sexuality, graphic nudity, pervasive language and some drug use | Written by: David Bruckner, Glenn McQuaid, Ti West, Chad Villella, Justin Martinez, Matt Bettinelli-Olpin, Nicholas Tecosky, Simon Barrett, Tyler Gillett | Directed by: Adam Wingard, David Bruckner, Ti West, Glenn McQuaid,Joe Swanberg, Radio Silence

5 comments:

  1. This blog was... how do I say it? Relevant!! Finally I have
    found something that helped me. Kudos!

    My web site how to get a flat stomach

    ReplyDelete
  2. It's an remarkable article in support of all the online people; they will get advantage from it I am sure.

    Feel free to surf to my blog ... flat stomach

    ReplyDelete
  3. Nonton Online Film V/H/S (2012) Disini kk
    http://cinema69indo.blogspot.com/2014/04/nonton-film-vhs-2012-subtitle-indonesia.html

    ReplyDelete
  4. Di segmen "Safe Heaven" garapan sutradara The Mo Brother layak mendapatkan acungan jempol, tuh segmen ceritanya paling oke menurut gw. Gw bangga ada sutradara Indonesia yang bisa bikin film horor berkualitas.

    ReplyDelete