Wednesday, September 4, 2013

REVIEW: "Disconnect" is an Unsettling, Poignant, but a Little Bit Uneven Cautionary Tale of the Digital Age

Di jaman yang serba modern ini, teknologi rasanya akan selalu berkembang dengan pesat. Handphone baru, komputer baru, laptop baru, hingga tab terbaru selalu hadir setiap bulannya. Begitu pula dengan internet yang semakin lama semakin membuat dunia menjadi sempit. Perkembangan tersebut nyatanya tidak hanya menghadirkan manfaat, tetapi juga memiliki dampak negatif. Disconnect, sebuah film yang ditulis oleh Andrew Stern dan disutradarai oleh Henry Alex Rubin, ingin mencoba menghadirkan beberapa kisah yang dapat membuktikan how evil internet can be.

Film ini terdiri dari beberapa kisah yang memiliki satu kesamaan, yaitu dampak buruk dari internet terhadap penggunanya. Yang pertama ada seorang webcam-sex-worker muda (Max Theriot) yang menarik perhatian reporter televisi yang berkarir stagnan (Andrea Riseborough) untuk dijadikan sebuah bahan berita eksklusif; lalu ada sepasang suami istri (Alexander Skarsgård & Paula Patton) yang  sedang berduka atas kematian anaknya menemukan bahwa identitas dan uang mereka telah dicuri melalui internet oleh orang tak dikenal; seorang pengacara (Jason Bateman) mencoba untuk mencari tahu alasan mengapa sang anak (yang ternyata termasuk korban cyber-bully oleh teman-teman sekolahnya) melakukan tindakan yang membahayakan nyawanya; serta seorang mantan polisi (Frank Grillo) yang mengetahui bahwa anaknya mungkin saja terlibat dalam sebuah kejadian fatal. Untuk menjaga benang merah terikat dalam film ini, karakter-karakter dalam Disconnect, in one point or another, of course, akan berhubungan satu sama lain.

Dengan premis tersebut, rasanya memang tidak aneh jika saya teringat akan film pemenang Best Picture, Crash (2004) atau mungkin Babel (2005). Walaupun tidak seambisius Crash dan Babel, baik dari segi cast, lokasi ataupun isu moral yang diangkat, Disconnect tetap membawakan sebuah materi yang tak kalah penting.  Disconnect kicks off with a strong start. Studi karakter, hingga atmosfir yang dibangun terasa real, walaupun memang agak terasa klise (mungkin juga karena hal-hal tersebut sudah sering kita lihat di sekeliling kita, dan toh cerita-cerita ini diambil dari kisah nyata yang pernah terjadi). Dari awal hingga pertengahan film ini, Disconnect bagi saya berhasil menyampaikan apa yang hendak mereka sampaikan; the dark side of internet. Ironis memang, internet yang sengaja diciptakan untuk memudahkan manusia dalam beraktifitas serta 'menyempitkan' dunia, nyatanya bisa berubah menjadi bumerang yang mampu berakibat fatal. It can be used to spread hatred, can be a weapon for stealing and eventually, it's the one thing that 'disconnect' us from our surroundings. Dan lebih mengerikannya lagi, it can happen in just one click away.

Tetapi sayangnya, ketika film ini mulai menginjak ke bagian sepertiga akhir, sepertinya Stern dan Rubin terlihat terburu-buru dan memaksakan ending yang safe dan predictable. Hubungan antar karakter yang memang terlihat masih terasa believable di menit-menit pertama tetapi sayangnya semakin ke belakang, hubungan antar tokoh jadi terasa terlalu dibuat-dibuat. And...well beberapa bagian terasa preachy, disjointed dan (pun intended) disconnected. Dan dari tiga cerita utama sendiri, bagi saya hanya dua yang benar-benar memberikan dampak nyata dan langsung dari teknologi itu sendiri, sedangkan yang lain terasa hanya sebagai pelengkap saja. Sebagai sebuah film drama, rasanya Disconnect juga terlalu berlebihan memberikan beberapa adegan yang ingin memancing emosi. Terkadang adegan-adegan tersebut terasa terlalu panjang dan bisa diedit menjadi lebih singkat. But, with that being said, Disconnect juga menawarkan beberapa scene emosional yang masih cukup kuat untuk menarik empati penonton. 

One of the silver linings I found from this film is the acting. Some of them are real nice, some are, while not that bad, are pretty good. Jarang rasanya melihat Jason Bateman memerankan seorang karakter ayah yang serius, and he did pretty well. Hal yang sama juga bisa dikatakan untuk Alexander Skarsgård yang biasanya bermain sebagai alpha-male macho, disini ia berperan sebagai suami kalem yang sedang dilanda depresi. Andrea Riseborough yang tampil agak berbeda disini juga bermain baik sebagai reporter naif, begitu pula dengan bintang muda Max Theriot (Bates Motel). Hadirnya desainer Tom Ford yang muncul secara sekilas juga cukup menarik perhatian, walaupun rasanya karakternya kurang banyak muncul. Technically, Disconnect juga cukup mempertegas aura discomforting lewat kamera handheld, tone yang gelap serta beberapa close-up yang menangkap para ekspresi real karakter yang selama ini memiliki wajah lain di balik identitas mereka di dunia maya.

Memang dengan berkembangnya zaman menjadi mudah bagi kita untuk 'meng-kambing-hitam-kan' teknologi. Ya, teknologi memang memiliki dampak-dampak yang buruk ketika kita menyalahgunakannya. Tetapi jika ingin dinalar lagi, yang menjadi biang masalah adalah kita sebagai manusia yang terkadang masih belum dapat memaksimalkan dengan baik atau belum siap dalam menghadapi perkembangan teknologi tersebut. Disconnect memang sepertinya tidak bermaksud untuk menjudge para karakter ataupun dari teknologi atau media sendiri. Film ini bermaksud ingin menjadi sebuah cautionary tale yang memang sudah sering terjadi akibat penyalahgunaan gadget-gadget tersebut. Memang di beberapa bagian terasa terlalu klise dan berlebihan, tetapi Stern dan Rubin, beserta jajaran cast yang mumpuni, sepertinya cukup berhasil dalam mengangkat isu yang sudah umum ini menjadi tontonan yang cukup poignant. ~[FRZ]

______________________________________________________________________

Disconnect (2013) | United States | 115 minutes | Drama, Thriller | Rated R for sexual content, some graphic nudity, language, violence and drug use - some involving teens | Cast: Jason Bateman, Hope Davis, Frank Grillo, Andrea Riseborough, Paula Patton, Michael Nyqvist, Alexander Skarsgård, Max Thieriot, Marc Jacobs | Written by: Andrew Stern | Directed by: Henry Alex Rubin

2 comments:

  1. reviewnya bagus min :D yang mau review film lainnya, bisa langsung ke http://m.gostrim.com/ selamat membaca :)

    ReplyDelete