Friday, March 2, 2012

Review: The Fantastic Flying Books of Mr. Morris Lessmore (2011)

Plot: Kota yang ditempati oleh seorang pemuda bernama Morris Lessmore tiba-tiba dihadang oleh bencana badai besar yang pada akhirnya menghancurkan kotanya tersebut. Lewat sebuah pertemuan dengan wanita misterius serta buku-buku yang dapat terbang, Morris menemukan sebuah 'perpustakaan' penuh dengan buku-buku 'hidup'. Dalam rumah buku tersebut lah, Morris mendapatkan kembali semangat hidupnya dengan membantu dan mengurus buku-buku ajaib tersebut.

Review: Sebelumnya, saya belum pernah sama sekali me-review film pendek. Menonton film-film pendek saja saya rasa saya jarang melakukannya. Guess, there's always a first time to everything. Sampai ketika salah seorang blogger mempost link YouTube untuk film ini di Twitter. Setelah mendengar beberapa review positif untuk film yang berjudul cukup panjang ini, saya pun akhirnya mencoba untuk menyimak. Hasilnya ternyata di luar ekspektasi. The Fantastic Flying Books of Mr. Morris Lessmore adalah film pendek animasi yang baru saja memenangkan piala Oscar tahun ini di kategori Best Animated Short Film, mengalahkan La Luna milik Pixar dan A Morning Stroll yang menang BAFTA beberapa hari sebelumnya. Fantastic Flying Books ini diustradarai oleh William Joyce dan Brandon Oldenburg. Selain sebagai film pendek dan film animasi, sepertinya Flying Books ini juga termasuk film silent, karena memang nyaris tidak ada dialog yang dilontarkan dalam film ini. Bahkan title card saja gak ada. Praktis, kita hanya disajikan dengan tampilan visual (which is very cool) dan ekspresi dari sang karakter utama saja (which was also great!).

Fantastic Flying Books ini memiliki cerita yang cukup unik. Morris Lessmore, tokoh utama film ini, diceritakan kehilangan segalanya, especially isi buku yang tengah ia baca yang sepertinya sangat berharga baginya. Pertemuannya dengan seorang wanita yang terbang diiringi oleh sejumlah buku menuntunnya ke dalam sebuah rumah penuh dengan buku-buku 'hidup'. Lewat buku-buku yang dapat bergerak dan bertebangan sesuka hati serta dengan beragamnya 'wujud' buku dalam film ini (ada yang berbentuk piano hingga mesin EKG!), saya dengan mudahnya melihat sebuah 'tribute' untuk buku-buku yang memang bisa disebut 'jendela dunia'. Buku memang adalah salah satu sumber pengetahuan hingga hiburan yang sangat berguna bagi manusia. Lewat membaca buku (yang tepat tentunya) informasi banyak sekali yang bisa didapat. Bagaimana buku menjadi sebuah enlightenment bagi manusia diilustrasikan disini lewat bagaimana setiap karakter hitam putih akan 'berwarna' setelah meminjam buku dari rumah buku yang dihuni oleh Morris tersebut. Mungkin ini juga menjadi ajakan bagi generasi sekarang untuk terus membaca buku. Kalau e-book itu diitung buku juga gak ya? Hahaha :p

Selain tentang buku-buku, duo Joyce dan Oldenburg terinspirasi juga dengan bencana Hurricane Katrina. Film ini diawali dengan datangnya badai tersebut yang meluluh lantakkan kota tempat tinggal Morris. Walaupun ada sedikit sisi melodramatisnya, film ini masih menyelipkan adegan yang mampu memancing senyum. Tetapi pesan yang paling menusuk saya setelah menonton film ini adalah adanya hint, err apa ya kata yang tepat, (mungkin) 'regenerasi' di dalamnya. Waktu akan terus berjalan, yang lama akan digantikan yang baru, yang tua akan digantikan yang muda. Setelah urusan kita di dunia ini selesai, kita akan meninggalkannya. Dan kita akan meninggalkan jejak di dunia ini dengan hasil karya kita, apakah 'footprint' kita itu berguna dan berkesan bagi orang yang kita tinggalkan, kita lah yang menentukan. Apa yang ditampilkan mengenai hal tersebut dalam film ini menurut saya sungguh mengharukan. Saya tidak akan menceritakan lebih jauh mengenai hal ini, karena menurut saya itu menjadi penutup yang manis sekaligus inspiring untuk film pendek ini.

Overview: Hanya dengan durasi selama kurang lebih 15 menit ini, Fantastic Flying Books of Morris Lessmore memberikan sebuah cerita yang unik sekaligus heartwarming. Lewat imajinasi tentang 'the magic of books', kita akan dimanjakan dengan sajian animasi yang imajinatif dan colorful. Tak lupa dengan score apik yang menghiasi film ini. Dengan waktu nya yang singkat tersebut, film ini berhasil dengan membawakan sajian yang berkesan, menghibur dan mengharukan serta diisi dengan pesan yang begitu dalam. Sebuah film yang pantas menerima penghargaan patung emas tersebut. Bagi yang ingin menyaksikan film ini, bisa nonton gratis lewat streaming di link youtube ini. Selamat menyaksikan!

[B+]
The Fantastic Flying Books of Mr. Morris Lessmore (2011) | Animation, Short, Adventure, Drama, Family | Written by: William Joyce | Directed by: William Joyce and Brandon Oldenburg

3 comments:

  1. dari baca reviewnya kayaknya seru nih, ini cuma bisa streaming di youtube doang?

    ReplyDelete
  2. Makasih udah comment :)
    Setau saya sih gitu, soalnya jarang liat dvd film pendek hehe tapi mungkin aja ada, kalo mau silahkan dicari dulu :)

    ReplyDelete