Monday, May 13, 2013

Head-to-head: Michael (2011) & The Hunt (2012)

Ah it's been literally months without any single Head-to-Head post. Bagi yang belum familiar, dalam segmen ini saya akan me-review dua film yang berbeda tetapi memiliki satu kesamaan di antara keduanya; baik cerita, tema, aktor atau bahkan sutradaranya. Kali ini yang saya angkat mungkin film dengan tema yang cukup sensitif; sexual abuse against minority. Lewat Michael (2011) kita melihat seorang pedofil yang menyekap anak di basement rumahnya, lalu dalam The Hunt (2012), seorang guru malah menjadi korban tuduhan bahwa dirinya melakukan tindakan tak senonoh di depan muridnya.

Before starting, I would like to say that I'm trying a new format for Head-to-Head. Kalau biasanya saya telaah satu persatu dahulu per film, sekarang saya akan mencoba untuk menggabungkannya semua ke dalam satu post penuh. Film yang saya pilih yang pertama adalah Michael (2011). Film produksi Austria ini disutradarai oleh Markus Schleinzer. Ini adalah debut film pertamanya setelah sempat beberapa kali terlibat dalam film-film Michael Haneke sebagai casting director. Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa ia menamakan karakter film ini atas gratitude-nya terhadap Haneke, lol. Michael (Michael Fuith), sang titular character, memang sekilas terlihat seperti pekerja asuransi biasa, tetapi ia ternyata memiliki seorang anak berumur 10 tahun, dikenal dengan nama Wolfgang (David Rauchenberger), yang ia sekap dalam sebuah kamar di basement rumahnya. Film kedua adalah The Hunt (2012) yang berjudul asli Jagten. Film ini disutradarai oleh Thomas Vinterberg, yang bersama Lars von Trier et al mendirikan Dogme 95 movement. The Hunt bercerita tentang Lucas (Mads Mikkelsen) seorang guru playgroup yang telah bercerai dengan istrinya serta hubungannya dengan anaknya juga kurang bagus. Tetapi hidupnya makin baik setelah mendapatkan pekerjaan yang nyaman, teman-teman dekat serta pacar yang sudah mulai tinggal bersama. Tetapi setelah sebuah komen ambigu dari seorang murid, Klara (Annika Wedderkopp), yang juga anak teman baiknya Theo (Thomas Bo Larsen), Lucas dituduh telah menunjukkan alat vitalnya di hadapan Klara.

Michael (2011) | Austria | 94 minutes | Drama, Thriller | Cast: Michael Fuith, David Rauchenberger, Christine Kain, Ursula Strauss  | Written and directed by: Markus Schleinzer
Jika diperhatikan, walaupun memiliki kemiripan tema, film ini agak berbeda (d'oh!). Memang memiliki tema yang sebelas-dua belas, tetap yang membuat berbeda adalah di satu film sang karakter utama dianggap normal (padahal tidak), di film satunya sang karakter utama dianggap tidak normal (padahal iya). Jadi sebenarnya bagi saya kemiripan film ini lebih kepada persepsi masyarakat terhadap seseorang atau sesuatu itu belum pasti benar dan malah kadang sangat menipu. Dalam film Michael, Schleinzer sepertinya ingin menekankan bahwa sebagian besar sexual predators itu sebenarnya terlihat 'biasa' di depan orang-orang. He could look like an average normal-looking guy. He could be your neighbour next door. Bukan saya menuduh bahwa tetangga anda tidak normal, lho. Schleinzer menggambarkan sosok Michael sebagai seorang pekerja kantoran dengan hidup yang sepertinya tak jauh berbeda dengan rekan-rekan kerjanya, bahkan cenderung monoton. Perawakannya yang mungkin agak sedikit dingin dan anti-sosial terlihat masih dalam spektrum yang normal. Dalam film ini kita melihat Michael layakya seorang pegawai biasa (yang bahkan menarik perhatian salah seorang karyawati), seorang kakak laki-laki yang menghadiahi keponakannya kado natal, serta anak yang kelihatan menyayangi ibunya. Tak ada yang menyangka bahwa Michael menyimpan rahasia yang sangat besar. Dalam film ini Schleinzer juga tidak berusaha untuk men-judge Michael. Ia bahkan diperlihatkan sebagai seorang yang mengurus Wolfgang ketika ia sakit, mengajaknya liburan ke luar kota, hingga memberikan Wolfgang apa yang ia mau (kecuali kebebasan tentunya), bahkan berusaha untuk mendapatkan 'teman baru' untuknya. Kamar Wolfgang pun terlihat seperti kamar anak-anak pada umumnya, kasur nyaman, mainan, hingga makanan dan minuman yang bertumpuk. Bahkan di satu sisi, as weird as it sounds, Wolfgang terasa sudah 'dekat' dengan Michael. Dengan beberapa trip ke luar kota, Wolfgang tidak pernah mencoba untuk melarikan diri.

Kalau dalam The Hunt, berkat sebuah komen tidak berbasis dari seorang anak kecil yang bingung, Lucas telah di-stigma sangat buruk oleh orang-orang di sekelilingnya. Jika Schleinzer ingin menggambarkan betapa normalnya seorang pedofil terlihat, Vinterberg ingin memberikan gambaran tentang bagaimana seorang 'accused' pedofil dilihat oleh mata masyarakat.  Ia ditinggalkan oleh pacarnya, dipecat dari pekerjaan yang ia senangi, dijauhi oleh teman-temannya, bahkan diusir dari supermarket. Beberapa minggu yang lalu saya tidak sengaja menemukan artikel tentang fenomana 'witch hunt' yang ternyata banyak terjadi di era 80-90an. Bukan, bukan witch dalam arti yang sebenarnya. Tetapi ternyata banyak reports yang mengatakan bahwa beberapa guru di era tersebut dilaporkan oleh murid-muridnya melakukan molestation hingga rape terhadap mereka. Kebanyakan kasus tersebut ternyata terbukti tidak benar, dikarenakan anak-anak yang memang berimajinasi aneh-aneh (yang juga dipengaruhi oleh desakan orang tua), serta betapa cepatnya 'virus' histeria tersebut menjalar. Dalam film ini, kita juga dapat melihat bahwa setelah Klara 'melaporkan' hal tersebut, serta saat kepala sekolah menghimbau guru lain dan orang tua murid tentang gejala-gejala anak yang diekspoitasi, banyak anak-anak yang juga ikut melaporkan gejala-gejala yang serupa. Ya itu tadi, orang tua memang tidak bisa disalahkan juga jika terlalu khawatir terhadap anaknya, hingga mereka tanpa sengaja memasukkan sugesti-sugesti yang tidak baik kepada anak mereka. Bahkan ketika Klara mengaku bahwa ia mengatakan hal yang bodoh dan tidak benar, orang tua Klara malah berfikir bahwa Klara berusaha untuk menutupi dan melupakan kejadian yang menimpa dirinya (walaupun memang sebenarya tidak ada yang terjadi kepadanya). Untungnya, karakter Lucas tidak diubah menjadi terlalu dramatis atau terbakar amarah. Lewat penampilan yang baik dari Mads Mikkelsen, Lucas menjadi tampak sangat realistis sebagai seorang innocent yang cenderung heran dan bertanya-tanya mengapa hal buruk seperti ini datang dan menghancurkan hidupnya.

The Hunt (Jagten — 2012) |  Denmark | 106 minutes | Drama Rated R for sexual content including a graphic image, violence and language | Mads Mikkelsen, Thomas Bo Larsen, Alexandra Rapaport, Annika Wedderkopp | Screenplay by:  Tobias Lindholm, Thomas Vinterberg | Directed by: Thomas Vinterberg
Memiliki cerita yang cukup disturbing, Michael tidak menyajikan scene-scene menjijikan atau pun yang benar-benar memperlihatkan aksi-aksi vulgar. Film ini lebih condong untuk memberikan nuansa uncomfortable lewat suasana sepi dan beberapa scene "sebelum/sesudah", yang.....sebenarnya sih malah lebih gak nyaman juga ditonton. Dengan beberapa mundane activities yang monoton, bagi saya rasanya film ini jadi terasa terlalu panjang. Banyak yang bisa dipotong sebenarnya, tanpa mengurangi esensi cerita. Ditambah dengan nuansa uncomfortable tadi, plus dialog tanpa musik dan konflik (ada beberapa 'konflik' yang terjadi, tetapi tidak begitu besar), film ini menjadi film yang memang bukan pilihan tepat untuk sebuah hiburan ringan. Ya memang, hal-hal tersebut terlihat sangat nyata, tetapi yaa jadi kurang terasa cinematic experience-nya to. Jika saya bandingkan, The Hunt juga sebenarnya tidak memberikan banyak adegan 'gripping' per se, tetapi film ini lebih banyak memberikan momen-momen yang intriguing dan menegangkan. Ruang lingkup tertutup dalam Michael memang terasa terlalu menyesakkan, membuat film ini tidak begitu berjalan kemana-mana. Sedangkan The Hunt, walaupun hanya di-setting dalam kota kecil tersebut, terasa lebih vibrant dan alur cerita menjadi lebih berliku dan seru. Yang paling saya suka dari kedua film ini ternyata sama; endingnya. Michael ditutup oleh sebuah scene yang sebenarnya ambigu dan dipotong sedetik lebih cepat daripada seharusnya. Still, akhir film tersebut bisa menjadi sebuah harapan setelah melewati 90 menit yang disturbing. Sedangkan dalam The Hunt, kita diperlihatkan sebuah heartwrenching moment dimana tidak peduli Lucas terbukti benar atau tidak, tuduhan tersebut akan selalu menjadi sebuah mimpi buruk yang akan terus berjalan. 

Verdict: Michael memiliki sebuah ide yang baik serta memberikan gambaran yang nyata tentang betapa normalnya seorang perverted sick bisa terlihat. Dengan inti cerita yang sensitif nyatanya tidak membuat film ini menjadi vulgar. Tetapi Michael berjalan begitu monoton dan nyaris tanpa konflik. Beberapa scene yang terasa bertele-tela serta minimnya dialog membuat film ini agak sedikit lebih sulit dicerna. Sedangkan The Hunt memiliki sebuah cerita yang lebih dinamis. Dengan penampilan yang memberikan Mads Mikkelsen Aktor Terbaik di Cannes, film ini memberikan gambaran mass hysteria yang real tanpa harus terlihat dibesar-besarkan. Kedua film ini mungkin bukan pasangan ideal jika ingin disandingkan, tetapi jika harus memilih, The Hunt is the better film.

for Michael (2011)
for The Hunt (2012)

5 comments:

  1. Penasaran bgt sama the hunt. banyak yg dah ngereview dan semua blg ini flm yg bgs.

    hehe head to head ya, sy malah br ngepost back to back ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya download sekarang :)
      Udah nntn Intouchable? Film Perancis, itu juga katanya bagus.

      Delete
    2. Udah nntn juga yg itu, Miss, cuman kurang begitu suka. Bagus sih tapi gak begitu wah, IMO. Pernah saya review jg taun lalu, udah agak lama sih :)

      Delete
  2. 😐 wow saya terkesan sampai saya bingung ending nya slalu gantung
    😁😂😊 gak ada kelanjutannya gt kedua film nya aq gk suka di gantungin

    ReplyDelete