Thursday, May 2, 2013

Review: Movie 43 (2013)

Plot: Sebuah kumpulan cerita-cerita gila yang.. akan menghabiskan waktu anda sia-sia. Short review: skip this film. Long review after the jump.


Review: Pernah membayangkan gak nama-nama seperti Hugh Jackman, Kate Winslet, Naomi Watts, Emma Stone, Halle Berry, Richard Gere, Chloe Grace Moretz, Gerard Butler (and even Snooki!) digabungkan ke dalam satu film? Well, akhirnya kesempatan itu tiba. Yang disayangkan adalah, mereka tidak tergabung ke dalam satu cerita. Dan yang lebih disayangkan lagi, mereka tampil dalam sebuah 'omnibus' berjudul Movie 43. Tak ada benang merah yang menghubungkan cerita-cerita di dalamnya. Kalau ada pun, mungkin pada skit The Pitch yang menjadi 'backbone' film ini, dimana Dennis Quaid berperan sebagai penulis gila yang mengancam seorang produser (Greg Kinnear) untuk mendengarkan cerita-cerita buatannya yang juga tak kalah gila (walau saya menonton versi yang berbeda, dimana backbone story nya tentang sekelompok anak yang mencari film paling di-ban di internet). Dari cerita-cerita itu lah kita akan menyaksikan blind date awkward dan disturbing antara Kate Winslet dan Hugh Jackman dengan testis yang bergelantungan di lehernya; Anna Faris yang meminta Chris Pratt untuk berdefekasi pada dirinya; speed-dating a la Superhero; mens pertama Chloe Grace Moretz; seorang developer yang membuat mp3 player dengan bentuk life-size naked woman; atau rasisme yang diajarkan oleh Terrence Howard pada anak-anak didik tim basketnya. 

Richard Roeper mengatakan film ini adalah 'the Citizen Kane of awful' bahkan Rotten Tomatoes memberikan nilai 4% saja. Saya tentu setuju kalau film ini adalah salah satu attempt paling buruk dalam menghadirkan film omnibus komedi. Dengan nama-nama yang tidak main-main untuk berperan dalam film ini, sudah jelas menjadi sebuah hal yang amat sangat disayangkan. Amat sayang-nya harus digarisbawah. Semua lelucon dalam film ini terasa sangat garing dan tipikal lawakan anak-anak baru gede yang tak jauh dari hal-hal gila, seksual ataupun kekerasan. Semacam menonton Ekstravaganza atau Sketsa Tr*nsTV, yang digagas oleh seorang anak horny dan disturbed. Yang anehnya, tingkat sex dan gore nya pun masih tanggung juga, seakan ingin membuat film dengan shock factor tinggi, tetapi masih malu-malu secara eksplisit menampilkannya. Dengan durasi yang minim per segmen, tak ada konstruksi cerita yang baik (d'oh), membuat film ini menjadi seperti menonton anekdot dewasa yang biasa berada dalam kolom pojok majalah. Terlebih lagi, tak ada yang spesial dalam sisi teknisnya, bahkan cenderung amateur-ish dan asal buat. Untung saja saya tidak membayar untuk menonton ini. Jadi, apakah ini film yang benar-benar buruk? Jujur, saya lumayan terhibur dengan segmen Homeschooled, dimana pasangan Naomi Watts dan Liev Schreiber meng-homeschooling kan anaknya, tanpa lupa memberikan 'esensi' SMA seperti guru killer atau bullying. Atau segmen Truth or Dare dimana Halle Berry dan Stephen Merchant dalam sebuah blind date bergantian bermain truth or dare yang semakin lama semakin ekstrim tantangannya. Kekanak-kanakan memang premisnya, tetapi ada satu-dua momen yang cukup lucu. Selebihnya? Passable and very very forgettable. 

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa artis-artis Hollywood kelas A ini (some had won Oscars, some got nominated, others are already-established names) setuju untuk mengambil bagian dalam film ini? Tanpa ada nama-nama besar disini, sepertinya 'reaksi' untuk film ini akan sedikit lebih baik... or not? Ada gosip yang mengatakan bahwa mereka semua dipaksa dan diancam dengan pistol di kelapa mereka (sama seperti segment The Pitch), lol. Untuk uang? Sepertinya tidak. Untuk ketenaran? Apalagi. Alasan yang paling rasional adalah bahwa aktor-aktor ini memang ingin 'mencoba' untuk get out of their systems atau bahkan making fun of themselves. Mungkin mereka mengira, ini akan menjadi sebuah omnibus 'lucu-lucuan' semata, dan hanya untuk bersenang-senang. Apa ruginya? Mungkin itu yang mereka pikirkan. Sayangnya ruginya adalah film ini akan selalu menjadi sebuah nila setitik (dan sangat memalukan) bagi karir mereka. Tak heran juga bahwa pembuatan ini perlu waktu bertahun-tahun. Kudos untuk George Clooney yang menolak mentah-mentah untuk ambil bagian dalam film ini, dan rumornya ia bereaksi 'no fucking way' haha. Bagaimanapun juga, sepertinya hampir yang bermain dalam film ini, maupun yang menonton, berharap bahwa film ini tidak pernah dibuat.  Tapi walaupun dengan cerita yang buruk, saya salut dengan beberapa nama seperti Kate Winslet, Emma Stone atau Naomi Watts yang sepertinya memberikan performa yang, yaaah, levelnya terlalu baik untuk film ini. Well, gak ada salahnya juga sih sekali-sekali mereka 'bersantai'. So I won't give this film an E *yeay*. 

Overview: Tanpa nama-nama di dalamnya, saya akan berfikir berjuta-juta kali untuk menonton Movie 43. Diisi dengan sketsa-sketsa jayus, offensive dan menjijikan seakan-akan setiap penulis dan sutradara berlomba-lomba segmen siapa yang dapat memberikan cerita yang paling gila. Sebenarnya boleh-boleh saja, tetapi sayangnya hampir semua cerita seakan hanya menjadi sketsa asal buat saja. Saya malas menulis nama-nama mereka, buat apa? Toh mereka juga malas-malasan membuat film ini. Alasan saya menulis review ini pun karena me-review film buruk ternyata seru juga. At least I don't charge you to view my work. But is Movie 43 a terrible film? Is it the worst film of all time? Well that depends. Personally speaking, I've seen worse. Bagi yang masih penasaran; kapan lagi melihat Hugh Jackman memiliki testis di lehernya, atau melihat Gerard Butler menjadi seorang leprechaun, atau seekor animasi kucing bermasturbasi melihat foto Josh Duhamel? Errr........ let that previous statement determine whether you *really* want to watch it or not. Consider yourself warned.

Movie 43 (2013) | United States | 94 minutes | Rated R for strong pervasive crude and sexual content including dialogue, graphic nudity, language, some violence | Seriously guys, I really don't recommend this film at all | Even though I had 'fun' reviewing it, but I wish I had not seen this film | Such a waste of incredible talents, money and time

4 comments:

  1. Aduh ini baca reviewnya aja udah jijik, padahal nama2 aktornya beken semua ya? Sayang banget lah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa, sayang bgt mereka mau main film kayak gini :(

      Delete
  2. wow!!! pertanyaan sy sama. Kok mau ya mereka?

    Untungnya aktor/tris yang sy sgt suka ga ada disini jadi bs lah sy skip aja. Tapi jujur loh, paa liat rss feed, ada review Ironman dan INI diblog kamu saya malah tergoda baca yg ini karena dimana ;)

    Btw, have you seen my message on fb?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin buat fun-fun aja ya, Miss, tapi tetep gak abis pikir bisa sampe se-low gini...

      Aah haven't opened my fb for a long time, ntar saya cek dulu :)

      Delete