Sunday, February 6, 2011

Review: The Fighter (2010)

Plot: Micky Ward (Mark Wahlberg) adalah seorang petinju berumur 30 tahun dan sampai saat itu, belum mendapatkan karir yang gemilang. Bahkan ia sempat disebut sebagai 'stepping stone' yang dipakai petinju lain untuk mendapatkan nilai kemenangan. Micky di-manager-i oleh ibunya, Alice (Melisa Leo) dan dilatih oleh saudara tirinya, Dicky Ecklund (Christian Bale). Dicky adalah mantan petinju profesional yang sempat berjaya, tapi sayangnya ia terperosok dalam dunia narkotika. Atas dorongan orang-orang disekitarnya, termasuk Charlene (Amy Adams) cewek yang baru ia pacari, Micky dihadapkan oleh pilihan dilematis antara memilih melanjutkan karirnya tanpa keluarganya yang memang memberikan pengaruh buruk terhadap dirinya ataupun tetap bersama mereka.

Review: The Fighter adalah film besutan David O Russel yang sebelumnya pernah membuat Three Kings dan I Heart Huckabees. Film ini diangkat dari kisah nyata dari petinju bernama sama, Micky Ward. Martin Scorsese dan Darren Aronofsky awalnya ditunjuk untuk menyutradarai film ini, entah mungkin karena mereka juga pernah membuat film bertema sama (Raging Bull atau The Wrestler), mereka akhirnya mundur dari proyek ini. Mark Wahlberg sendiri berteman dekat dengan Micky Ward yang asli yang juga memberikan consent untuk Wahlberg memerankan dirinya. Sedangkan untuk peran Dicky Ecklund, Brad Pitt dan Matt Damon awalnya ditawarkan yang akhirnya pilihan terakhir jatuh kepada Christian Bale yang memberikan satu lagi performa gemilangnya dan juga keahliannya menurunkan berat badan hahaha

The Fighter sebenarnya secara sekilas hanya memaparkan sebuah kisah klasik tentang hero-to-zero yang dialami oleh Micky Ward. Tapi ternyata The Fighter memiliki makna yang lebih dalam dari itu. Diangkat dari sebuah kisah nyata, film biopic ini juga menyinggung tentang dilema dan second chance. Dilema disini adalah ketika Micky Ward dihadapkan kedalam pilihan dimana ia harus memilih antara tawaran training dari manager dan pelatih yang notabene lebih memiliki prospek masa depan yang cerah atau haruskah ia tetap bersama ibu dan saudaranya Dicky, yang selama ini tidak terlalu memberikan loncatan karir yang signifikan. Any sane person munkin akan memilih pilihan yang pertama, tapi gw juga bisa merasakan kebingungan yang ia alami, berat rasanya ketika ia harus memalingkan muka dari keluarganya, begitu juga yang dirasakan oleh Alice dan Dicky.

Sama seperti judulnya, film ini dipenuhi oleh para 'petarung' yang sangat amat ingin memenangkan whatever deal they're fighting for. Micky adalah seorang petinju yang gak hanya bermimpi untuk menjadi juara dunia, tapi ia juga ingin mendapatkan apresiasi dari Ibunya yang selama ini ia anggap terlalu menganakemaskan Dicky. Dicky sendiri adalah seorang petinju pensiunan yang masih ingin mendapatkan spotlight dengan Micky sebagai alatnya. Charlene ingin memenangkan hati dan perhatian Micky dan lain lain. Dari situlah film ini terasa begitu 'berisik' karena masing-masing karakter memiliki agenda sendiri-sendiri, dan mereka juga ikut 'bertarung' untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Yang unfortunately semua nya berujung kepada masa depan Micky. "I'm the one who's fighting, not you, not you and not you!" begitulah teriak Micky Ward di salah satu adegan emosional di film ini.

Dari fakta diatas lah mengapa The Fighter selalu disebut-sebut sebagai actors movie. Semua pemainnya harus memiliki akting yang prima demi menghidupkan karakter-karakternya. Untungnya, sutradara David O Russel mendapatkan barisan cast yang sangat mumpuni. Dua frontrunner award season tahun ini, Christian Bale dan Melissa Leo yang berperan sebagai Dicky Ecklund dan Alice, berperan dengan sangat baik. Dua karakter yang terasa begitu eksplosif dan dysfunctional ternyata memiliki aura family yang luar biasa kuat. Dicky yang begitu sayang sama adiknya, dan rasa keibuan Alice yang tetap mencintai anak-anaknya apapun yang telah mereka lakukan. Ada Wahlberg dalam salah satu penampilan terbaiknya dan yang paling istimewa menurut gw, Amy Adams yang tampil berbeda dari pilihan-pilihan filmnya dahulu.

Film ini didominasi dengan kamera yang mengclose-up para karakternya. Entah apakah ada maksud tersendiri. Terus juga ketika pertandingan tinjunya, kamera nya khusus yang dipake di TV-TV itu lho, gak tau apaan namanya yang ngebuat efek nyatanya kerasa banget. Beberapa mungkin akan mengklompain betapa sedikitnya adegan tinju di film ini ataupun kurang begitu greget, gw juga merasa adegan final yang memperebutkan world championship kurang begitu klimaks. Tapi mungkin itu adalah cara Russel ingin benar-benar memberikan kisah nyata, tidak adanya dramatisasi yang berlebihan di pertandingan tinjunya. Selain itu, di awal-awal film juga gw merasa agak sedikit bosen, tapi seiring film bergulir, it gets better every minute. Gw yang awalnya skeptis terhadap film ini ternyata pulang dengan senyum lebar dan perasaan warm.

At the end of the day, toh atas semua 'pengkhianatan' dan pertengkaran, semua karakter, termasuk Dicky, Alice dan saudari-saudarinya turut bersorak gembira ketika Micky berhasil mendapatkan title juara dunia. Gw dan temen gw bahkan ikutan bersorak dan bertepuk tangan ketika itu. And at the end of the story, moral yang ingin diangkat oleh film ini bukanlah "family comes first, no matter how crackhead they are". No, apa yang gw tangkep dari film ini adalah dengan kerendahan hati, rasa toleransi dan sikap saling mengalah terhadap ego masing-masing lah yang akan memberikan hadiah terindah di akhir cerita. And that's, my friends, how this movie got me hooked. And with the reasons I've stated above, The Fighter has become one of my favorites from 2010. Amazing amazing movie.

(****1/2)

Relativity Media, The Weistein Company
Cast: Mark Wahlberg, Christian Bale, Amy Adams, Melisa Leo
Script by: Eric Johnson, Paul Tamasy, Lewis Colick
Directed by: David O Russel

4 comments: