Saturday, March 12, 2011

Review: Hereafter (2010)

Plot: Film ini memiliki 3 cerita yang berhubungan dengan kematian, dengan karakter-karakter yang berbeda di tempat yang berbeda pula. Pertama, tentang jurnalis Perancis bernama Marie Lelay (Cecile de France) yang sedang bertugas di Thailand ketika negara tersebut diterjang tsunami besar dan membuat Marie mengalami pengalaman spiritual yang mengubah persepsinya. Kedua, seorang pekerja pabrik di Amerika, George Lonegan (Matt Damon) yang ternyata memiliki keahlian sebagai psychic, berkomunikasi dengan orang-orang yang telah meninggal. Terakhir, Marcus (Frankie McLaren), seorang anak berumur 12 tahun yang tinggal di London berusaha mencari jawaban atas kematian orang terdekatnya.

Review: Clint Eastwood sampai saat ini bisa dibilang sebagai salah satu sutradara yang sangat produktif. Hampir setiap tahunnya, ia merilis film besutannya. Actor-turned-director ini memang memiliki karir yang sangat gemilang, memenangkan banyak penghargaan dengan film-filmnya (yang ia bintangi maupun sutradarai, atau dua-duanya) yang rata-rata memang berkualitas. Karya-karya teranyarnya sebelum film ini, seperti Invictus, Gran Torino, Changeling, duo Letters from Iwo Jima & Flags of Our Fathers, Million Dollar Baby, Mystic River dan masih banyak lagi. Saat ini pun filmnya untuk tahun 2012, J. Edgar, yang akan dibintangi Leonardo DiCaprio sudah meraih banyak atensi.

Tahun 2010 lalu, Clint Eastwood kembali meng-hire Matt Damon setelah sebelumnya bekerja untuknya di Invictus untuk kemudian bermain dalam Hereafter. Hereafter sendiri adalah sebuah film yang bercerita mengenai kematian dan afterlife. Dengan premis tersebut, stigma film ini mungkin akan menyinggung masalah sensitif yang berkaitan dengan agama dan kepercayaan. Walaupun memang tidak begitu ditonjolkan, selain ketika Marcus mem-browse macam-macam pendapat agama tentang kematian atau research Marie ke dokter atheist. Isu sensitif ini memang tidak diakhiri dengan "judgment", which is a good thing. Beberapa peristiwa nyata seperti tsunami dan London bombing juga ikut berperan disini. Ketiga cerita yang berbeda-beda ini tetapi masih memiliki theme yang sama, untungnya dibuat menjadi selaras, hingga ending dimana semua karakter berkumpul, walaupun klise, masih acceptable. Urutan pergantian kisahnya pun nyaris tidak pernah tertukar, Marie-George-Marcus.

Sebagai sebuah karya Eastwood, entah mengapa, film ini tidak begitu luar biasa. Premisnya menarik sebenarnya, sedikit berbeda dengan tema-tema film Eastwood sebelumnya, walaupun memang human drama sudah sering ia angkat. Mungkin karena itu ya, film ini jadi terasa biasa-biasa saja. Ada yang menarik dari film ini, ketika film ini sudah pupus harapannya dalam Academy Awards race, film ini dengan mengejutkan berhasil masuk ke dalam nominator Best Visual Effect, yang mostly came from the opening scene only, mengalahkan Scott Pilgrim vs. The World ataupun Tron: Legacy. Adegan tsunami nya yang bisa dibilang lumayan singkat ini memang gw akuin bener-bener bagus dan convincing. Tapi the lack of minutes membuat gw bingung mengapa bisa dinominasikan. But result-wise, I can see why it got nom'd.

Selain Eastwood, ada satu lagi alasan mengapa gw ingin menonton film ini: Bryce Dallas-Howard. She's caught my attention since The Village. Walaupun film-film berikutnya tidak begitu gemilang. Tetapi penampilannya yang walaupun menjadi suatu hal yang cukup penting dalam kisah Matt Damon, ternyata cukup singkat. Permainannya pun tidak begitu wah. Beralih ke akting pemain lainnya, to be honest, gw sedikit annoyed dengan pemeran si kembar Marcus dan Joseph yang gw rasa sangat sangat bland. *Mild spoiler* Contohnya ketika adegan tertabrak mobil, aktor cilik tersebut tidak bisa membuat gw benar-benar terenyuh dan ikut merasakan kehilangan. What a bad choice, I'm sure there are tons of child actors -twin child actors- that could act better than them.

Pada akhirnya, Hereafter memang tidak bisa dibilang sebagai film masterpiece, tidak ada yang begitu spesial di dalamnya. Tapi itu tidak lantas membuat Hereafter sebagai film yang buruk untuk disaksikan. Film ini, as a whole, menjadi sebuah film yang cukup menghibur dalam artian masih enak untuk dinikmati. Tidak begitu bagus memang, penyutradaraanya biasa-biasa saja, ceritanya so-so, bahkan banyak banget hal-hal yang mengganjal (seperti dengan gampangnya tokoh Matt Damon menjelaskan keahliannya yang selama ini ia coba tutupi, atau keklisean di ending) serta akting yang juga biasa-biasa saja. Salah satu highlight film ini mungkin adalah adegan tsunami di awal. Dan sehari setelah gw nonton film ini, Jepang dilanda tsunami. Wow, just wow. Anyways, Hereafter masih bisa dibilang film yang layak tonton. Nikmati aja ceritanya, karena memang di beberapa bagian cukup menyentuh. Tapi yaah jangan terlalu berekspektasi besar untuk film ini.

(***)

Hereafter (2010) | Drama, Fantasy | Rated: PG-13 | Cast: Matt Damon, Cécile de France, Frankie McLaren, George McLaren, Bryce Dallas Howard, Lyndsey Marshal, Jay Mohr, Thierry Neuvic | Written by: Peter Morgan | Directed by: Clint Eastwood

3 comments:

  1. sayang bgt si bryce cuma bentar nongolnya. disini justru gw lebih suka akting si cecile

    ReplyDelete
  2. iya sayang dia bentar bgt, malah jadi kayak pemanis, akting si cecile bagus sih, tapi gak begitu wah bgt kalo menurut gw hehe

    ReplyDelete
  3. hmmm.. merasa sedikit kecewa dengan film ini...

    cuma cerita ketiga yang paling bagus, dan sedikit banyak nyambung lah sama tema hereafter (dan sukses lah bikin saya nangis bombay). Tapi cerita pertama dan kedua? tidak begitu menarik perhatian...

    ReplyDelete