Plot: Diangkat dari sebuah kisah nyata dari sebuah keluarga yang menjadi korban gempa dan tsunami di tahun 2004 lalu. Bagaimana tsunami menghadang mereka dan efeknya terhadap keluarga tersebut.
Review: Gempa dan Tsunami yang menimpa Aceh serta beberapa negara di sekitarnya dan merenggut kurang lebih 200.000 nyawa pada tahun 2004 silam memang menjadi sebuah lembaran buruk dan pahit dalam sejarah bencana dunia. Dan jelas industri perfilman tidak mau melewatkan kesempatan mengangkat film dengan menggunakan tsunami sebagai dasar ceritanya, entah murni untuk memberikan motivational dan inspiring stories, atau faktor finansial. But skeptical and negative thinking aside, kalau film tersebut dibuat dengan baik, saya tidak akan membuat hal tersebut sebagai masalah. The Impossible, adalah film teranyar yang mengangkat tragedi tersebut. Walaupun bercerita di negara Thailand, dan diisi oleh aktor-aktor Inggris (yang karakternya tinggal di Jepang, lol), film ini ternyata adalah film produksi Spanyol. Surprisingly, film ini disutradarai oleh Juan Antonio Bayona, sutradara film horror The Orphanage yang rilis tahun 2008 lalu. The fact that this is Spanish production is maybe correlated to the core of the story. The Impossible diangkat dari sebuah kisah nyata satu keluarga dari Spanyol yang pada saat itu tengah berlibur ke Thailand. Sudah menjadi nasib ketika mereka sekeluarga harus menghadapi dan berusaha untuk bertahan dalam bencana tersebut.
Mereka adalah Henry (Ewan McGregor) dan Maria (Naomi Watts) serta ketiga anaknya; Lucas (Tom Holland), Thomas (Samuel Joslin) dan Simon (Oaklee Pendergast). Apa yang mereka harapkan menjadi sebuah arena refreshing untuk merayakan Natal, nyatanya menjadi sebuah mimpi buruk yang mampu merenggut kebahagiaan keluarga mereka. Yah, judul The Impossible (and the fact that this was based on a true story) sendiri sepertinya sudah memberikan bocoran terhadap akhir kisah ini. Tidak perlu menduga apa yang terjadi di akhir kisah untuk keluarga ini. Tetapi Impossible sepertinya ingin memfokuskan terhadap bagaimana tragedi ini meluluhlantakan alam dan orang-orang di dalamnya. Tidak hanya memperlihatkan kedahsyatan gelombang tsunami sendiri (and actually there are 2 waves here), tetapi juga after effect-nya, walaupun pendekatannya lebih ke emosional. Berkat gelombang tersebut, keluarga ini terpencar-pencar serta terluka. Dengan segala keterbatasan fisik ataupun akomodasi, mereka berusaha untuk tetap hidup dan berjuang untuk mencari satu sama lain.
Kekuatan utama film ini bagi saya adalah aktingnya. Naomi Watts, yang baru saja mendapat nominasi Oscar untuk perannya dalam film ini, berakting total menjadi seorang ibu di dalam posisi yang menyakitkan. Tom Holland, yang berperan sebagai Lucas, salah satu anak dari keluarga tersebut yang 'beruntung' dapat mengiringi ibunya saat dan setelah tsunami menerjang, juga bermain dengan baik. Holland mungkin bisa menjadi sebuah talent to watch di masa yang akan datang. Sedangkan aktor-aktor lainnya menurut saya sih juga sudah pas. Terutama Ewan McGregor yang juga bermain emosional dan gigih dalam pencarian keluarganya. Walaupun casting all-British-cast dalam film ini sempat diprotes. Padahal Bayona sengaja tidak membocorkan nationality mereka (walaupun ada British accent) untuk memberikan kesan yang lebih universal. Nilai plus lainnya adalah bagaimana tsunami digambarkan dalam film ini. Bagaimana kita melihat efek dari gelombang tersebut terhadap karakter Naomi Watts benar-benar menghantui. Nyata banget, dan tentunya kita bisa, at least, membayangkan betapa perihnya ia ketika terseret arus dan menyenggol ranting-ranting tajam pohon yang melukai dirinya. Sera keadaan chaos yang terjadi di tempat setelah kejadian dan rumah sakit atau shelter. Beberapa korban hidup tsunami 2004 itu juga kebanyakan mengatakan penggambaran tsunami, dan efeknya, dalam film ini sudah mendekati aslinya.
Pun begitu, film ini bukannya tanpa minus. Mungkin memang intentional, tetapi film ini sepertinya di beberapa adegan saya rasa agak terlalu soap-opera-ish. Bisa saya maklumi sih, penulis naskah Sergio G. Sánchez memang sepertinya ingin mengambil simpati penonton terhadap apa yang menimpa para korban. Lagipula saya rasa sebagian hal-hal tersebut memang benar-benar terjadi. Tetapi saya juga yakini ada beberapa adegan yang terlalu didramatisasi. Contohnya seperti adegan klise ketika Henry yang melewatkan bertemu dengan anak dan istrinya padahal jarak mereka sudah tinggal sejengkal, atau ketika beberapa survivors mensupport dan meminjamkan hp low battery kepada Henry, atau ketika Lucas berlarian kesana kemari mencari orang-orang asing yang hilang. Ditambah score nya yang di beberapa adegan terlalu kencang. But don't take me as a person with no heart. Hampir sepanjang film ini saya terharu melihat betapa mengerikannya dan mengharukan apa yang menimpa korban tsunami tersebut. Meninggal, hilang hingga beberapa serious injuries yang terjadi pada mereka. Dan di tengah sebuah bencana super devastating ini, satu miracle sepertinya bisa menjadi sebuah kehangatan dan dapat memberikan harapan kepada setiap orang yang berada di posisi yang sama, apapun bencananya.
Overview: Kisah keluarga dalam film The Impossible ini mungkin memang terdengar klise dan well, impossible. Kalau bukan diangkat dari kisah nyata, sulit rasanya bisa mempercayai kisah film ini. Walaupun begitu, Bayona sepertinya memang memfokuskan ke sisi emosional tentang sebuah keluarga yang sedang berada dalam bencana. Memang nyata, tetapi ada beberapa yang bagi saya terlalu over-dramatize. Dan saya salut karena di tengah-tengah masa horrific ini, ada energi, passion, love hingga will to live and survive dalam keluarga ini yang mampu membuat mereka bertahan dan dipertemukan kembali. Lol spoilers. Bagi saya hal tersebut sukses menginspirasi. Dan karena bagi saya itu adalah tujuan film ini, usaha Bayona dan kawan-kawan telah berhasil.
The Impossible (2012) | Spain | Action, Drama, Thriller | Rated PG-13 for intense realistic disaster sequences, including disturbing injury images and brief nudity | Cast: Naomi Watts, Ewan McGregor, Tom Holland, Samuel Joslin, Oaklee Pendergast, Geraldine Chaplin, Marta Etura | Written by: Sergio G. Sánchez | Directed by: J. A. Bayona
IMO adegan2 Lucas nyari2 orang ilang tuh gak cheesy. Justru disitu jg si Tom Holland ngasih liat kemampuan aktingnya. Tapi, yep, adegan si Lucas dan si bapak hampir ketemu selang 1 detik bahkan pas si bapak udah di sebelah tirai si Watts; ga dibuka, malah pergi, si Watts gabisa ngomong= krik krik abis. Sedih bgt hari gini masih ada yg kayak begitu di film T_T
ReplyDeleteMenurut gw sih iya Dan haha kalo Holland nunjukkin aktingnya, IMO sih, waktu dia sama ibunya pas abis tsunami sama pas ibunya di rumah sakit, emosi nya dpt banget hehe
DeleteAh..padahal pgn bgt nntn ini (tapi di DVD)...tapi emang sih, sy dah duga pasti ada bagian2 yang kelewat cheezy.
ReplyDeleteLumayan bagus kok, Miss :) setidaknya 'menghibur', dan banyak yg mengharukan juga hehe
Deletegood review, gw belum nonton tapi kayanya musti di coba. oh ya, mau tukeran link?
ReplyDeleteThanks! Silahkan, sudah saya link :)
Deletelink vampibots juga udah ada. cheers!
ReplyDelete