Plot: Patrick 'Pat' Solitano (Bradley Cooper) yang baru dikeluarkan dari sebuah mental institution berusaha untuk rujuk kembali dengan sang istri lewat bantuan seorang wanita bernama Tiffany (Jennifer Lawrence) yang memintanya menjadi partner dance-nya dalam sebuah kompetisi dancing.
Review: Menjadi sebuah known fact bahwa Academy Awards bukanlah penggemar berat genre komedi romantis. Kapan terakhir kali melihat film komedi romantis mendapat nominasi Best Picture, sekaligus Best Director dan Best Editing yang krusial? Belum lagi aktor yang dianaktirikan karena penampilan dalam film romcom yang dirasa kurang grande. Tetapi tahun ini sepertinya Silver Linings Playbook berhasil memecahkan 'mitos' tersebut, dengan meraih 8 nominasi termasuk 4 nominasi di tiap kategori akting, yang pertama semenjak film Reds di tahun 1981. Sebelumnya, Silver Linings Playbook juga mendapat award bergengsi People's Choice Awards pada Festival Film Toronto kemarin. Silver Linings Playbook diangkat dari sebuah novel karangan Matthew Quick, dan diadaptasi menjadi skenario oleh David O. Russell yang juga duduk di bangku sutradara. Film David O. Russell pertama yang saya tonton adalah The Fighter yang dirilis tahun 2010 kemarin. Film tentang sepak terjang petinju underdog tersebut adalah salah satu film favorit saya tahun itu, dan tahun ini, film yang berfokus pada dua psychologically damaged karakter yang disatukan lewat lomba dance ternyata menjadi sebuah follow-up yang juga tak kalah menarik dari karya Russell yang sebelumnya.
Mungkin akan ada yang duluan menilai film ini menjadi sebuah romcom chick-flick klise pada umumnya. Tetapi Silver Linings Playbook bukanlah sekedar tentang dua orang karakter yang jatuh cinta saja. Sama seperti The Fighter yang mengandalkan kehangatan keluarga didalamnya, Silver Linings Playbook bercerita tentang Patrick 'Pat' Solitano yang mengidap bipolar disorder. Pat baru saja dikeluarkan dari sebuah mental institution setelah ia menghajar habis-habisan seorang guru, rekan kerja sekaligus pasangan selingkuh istri Pat, Nikki (Brea Bee). Masih percaya bahwa ia dapat rujuk kembali dengan istrinya selepas ia keluar dari rehab, ia meminta bantuan Tiffany (Jennifer Lawrence) yang secara tidak langsung mengenal Nikki untuk mengantarkan surat untuk sang istri. Sebagai gantinya, Pat berjanji akan menjadi partner dance Tiffany dalam mengikuti sebuah kompetisi dansa. Secara sepintas mungkin Silver Linings Playbook akan menjadi sebuah film komedi romantis yang unconventional. Kedua karakter utama sama-sama memiliki masalah mental. Pat dengan bipolar disorder, sementara Tiffany yang setelah kematian mendadak suaminya yang berprofesi sebagai polisi, menjadi seorang sex addict. Keduanya (despite of their good looks), bukanlah karakter utama romcom yang typically lovable. Pat dan Tiffany ini adalah dua orang yang 'cablak' dan brutally honest persons. They say things right out of their minds and they don't really care about it cause they had already known they're fucked up anyway. Nah, disitu bagi saya sisi kedewasaan romcom ini, bukan malah membuat film ini jadi childish.
Tak bisa dipungkiri pula bahwa kekuatan terbesar film ini adalah performa para aktor yang tampil mumpuni, membuat ensemble cast film ini adalah salah satu yang terbaik tahun lalu. Di garis depan ada Bradley Cooper yang berperan sebagai Pat. Cooper yang lebih dulu saya kenal dalam film The Hangover, secara mengejutkan menghasilkan penampilan yang meledak-ledak dan emosional. Pat mungkin dapat dibilang seseorang yang naif. Ia berusaha untuk selalu positif dan mencari 'silver linings' terhadap hal-hal yang menimpanya. I can't help but to give sympathy to him after all he's been through. Berbanding terbalik dengan Tiffany yang juga diperankan begitu ciamik oleh Jennifer Lawrence. Tiffany mungkin selalu menjadi scene-stealer dalam film ini, dengan cynical, strong and seductive look yang ia pancarkan. Pat dan Tiffany mungkin di atas kertas bukanlah the most ideal couple. Tapi berkat performa dan naskah yang dipoles dengan baik, chemistry antara kedua karakter ini menjadi sangat meyakinkan. Pat juga dibantu oleh sang ibu (Jackie Weaver) yang selalu menjadi penengah dan supporternya serta ayahnya (Robert DeNiro) yang mengidap OCD (obsessive compulsive disorder, if you don't know it, look it up) yang secara perlahan juga ingin membantunya, walaupun hal tersebut adalah sebuah pekerjaan yang sepertinya tidak begitu mudah dilakukan di dalam keluarga ini. Ada sebuah adegan emosional di antara ayah-anak karakter DeNiro dan Cooper disini yang bagi saya menjadi highlight tersendiri, yang menunjukkan betapa hangatnya chemistry kedua karakter tersebut.
Silver Linings Playbook juga tidak bercerita tentang mental disorder, cinta dan dancing saja. Tetapi juga tentang football dan 'superstition' yang memang sering menyelimuti penggemar olahraga. Mungkin sepintas hal-hal tersebut tidak begitu dapat membaur menjadi satu kesatuan, tetapi somehow, Russel mampu menerjemahkan poin-poin tersebut dan membuatnya sejalan. Silver Linings Playbook diisi dengan dialog-dialog yang witty dan mengalir secara natural. Dan seperti yang sudah saya katakan, dialog-dialog tersebut dibantu pula oleh akting tiap karakter. Film ini juga memiliki soundtrack yang pas menemani setiap adegan. Siapa yang tidak ikut bergoyang bersama ketika Pat dan Tiffany menyelipkan Fell in Love with a Girl dari The White Stripes sebagai twist dalam kompetisi dansa mereka. Sejujurnya menurut saya film ini memiliki sedikit masalah di beberapa bagian script. Ada beberapa bagian cerita yang menurut saya agak terlalu dipaksakan, serta ada pula yang kurang diberi penjelasan yang jelas. Belum lagi endingnya yang agak sedikit flat. Tetapi tidak sampai mengganggu sih. Karena bagi saya, sama seperti The Fighter pula, gaya penyutradaraan Russell yang dinamis dan character-centered nyatanya mampu mengoptimalkan kisah film ini.
Overview: This is not your typical romantic comedy and by that I meant it in a good way. Sebuah kisah yang terlihat ringan, tentang usaha dua orang karakter yang memiliki masalah mental dan bekerja sama untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, despite of their own personal problems. Tetapi dibalik itu, Silver Linings Playbook memberikan sebuah kedalaman cerita dan karakter yang dirangkai dengan baik oleh David O. Russell yang juga dengan gaya penyutradaraan berhasil menonjolkan sisi hangat keluarga serta chemistry tiap karakternya. Thanks to its ensemble cast who worked really well. Memang ada kesalahan here and there, tetapi Silver Linings Playbook bagi saya tetap menjadi sebuah film yang crazily adorable.
so true!
ReplyDeletePasangan yang serasi (Lawrence & Cooper). Mereka memang mempunyai kelebihan acting yang memukau (Selain LOOKS-nya).
ReplyDeleteGenre ini mungkin akan mengikuti, Something Gotta Give (Jack Nicholson) & The Devil wears Prada, yang mampu menyusup ke AWARDS season. Sepertinya Lawrence tinggal menunggu waktu saja untuk menyabet OSCAR tahun-tahun nanti,,,
Untuk Cooper, ini mungkin film yang akan mengangkatnya, dalam hal performa Acting..
Kalo romcom menyusup di awards season lumayan banyak, tapi jarang yang bisa tembus Best Picture, Director plus Editing hehe setuju untuk Cooper, he's not just 'that guy from Hangover' anymore!
DeleteI agree with you,,,
ReplyDeleteCooper ternyata bisa akting beneran hehehe...Untuk Rom-com bukanya ANNIE HAL besutan Woody Allen pernah juga masuk dalam kategori bergensi (Best Picture & Director) juga di OSCAR !!!.
Hobi nulis ya mas Fariz? Salut, kuliah di medicine tapi jago resensi film...
Haha iya makanya saya bilang jarang, bukan gak pernah :p iya seneng nulis hehe makasih ya :)
DeleteExcited banget, Jennifer Lawrence is one of the actress that will have bright future in my opinion, and she well deserved to be on Best Actress Nomination on Oscar. :D
ReplyDeleteYes, saya rasa J-Law ini salah satu artis muda berbakat yg aktif sekarang. Masuk nominasi iya, tapi personally saya kurang setuju kalau dia menang tahun ini. Tapi (lagi) saya rasa juga ini bukan yang terakhir kali kita liat J-Law dinominasikan Oscar :)
DeleteOy oy, kan maksud saya dia well deserved masuk nominasi Best Actress di Oscar riz, kalau menang sih masih teralu cepat yak emang.. :V
DeleteHehe maaf salah baca :)
Delete