Saturday, April 18, 2009

"God can laugh but I still have my plans"

Alejandro González Iñárritu. Siapa tuh? Yang pasti bukan pemain bola hahaha apa deh. Dia adalah sutradara asal Meksiko yang sempet mencuri perhatian gw yg norak ini dengan filmnya, Babel (2006). Gw nonton Babel di bioskop. Ya, di bioskop. Jarang2 nih film kayak gini ada di 21. And I was amazed with it. But lets not talk about Babel, lets go a waaay back before Babel to one of his early movies.

The title is Amores Perros (2000) or Life's A Bitch (or Dog? karena gw cari Perros artinya Anjing). Film ini, sama seperti Babel, memiliki multi-plot yang (pastinya) memiliki satu kesatuan atau satu kejadian yang menghubungkan mereka semua. Amores Perros dibagi menjadi 3 cerita, semua nya berhubungan dengan cinta, tabrakan mobil dan hmm, anjing. Film dibuka dengan adegan kecelakaan mobil yang ternyata berhubungan dengan semua karakternya.

Cerita pertama, terjadi sebelum kecelakaan, yaitu antara Octavio (the talented Gael Garcia Bernal) yang menyimpan rasa cinta terhadap kakak iparnya sendiri, Susana (Vanessa Bauche). Susana sebenernya suka di mentally-abused sama suaminya, kakaknya Octavio, tapi Susana tetep aja masih setia sama dia. Octavio sendiri baru menyadari kalo anjingnya ternyata kuat banget dan mampu mengalahkan anjing paling kuat di adu anjing (ga tau gw istilahnya apaan haha kayak adu ayam gitu). Octavio pun mulai mengikutkan anjingnya dalam adu anjing tersebut sambil ngumpulin duit supaya Octavio dan Susana bisa kabur.

Yang kedua bercerita mengenai Daniel (Alvaro Guerrero), seems to be ordinary husband, tapi ternyata ia memiliki selingkuhan, seorang model iklan, Valeria (Goya Toledo). Valeria adalah salah satu korban di kecelakaan mobil itu yang membuatnya harus memakain kursi roda. Daniel yang telah memutuskan untuk cerai dengan istrinya, membelikan Valeria apartemen baru. Suatu hari, anjing Valeria, Richie, terperangkap dalam satu lubang di apartemen tersebut. Berhari-hari Richie gak mau keluar. Sementara itu, hubungan antara Daniel dan Valeria semakin memanas akibat Richie ga muncul2 serta kerusakan pada kaki Valeria yang semakin parah.

Cerita ketiga adalah tentang El Chivo (Emillio Elchevarria), seorang gelandangan dengan 4 anjing nya yang ternyata pernah menjadi pembunuh bayaran. Sebelumnya, ia adalah suami dengan satu anak perempuan, demi menjadi hitman, dia meninggalkan kehidupannya. And he ended up in jail serta keluarga nya udah ga menganggap dia lagi, bahkan anaknya sudah mengira ia meninggal. Ia kemudian ditawarkan oleh seseorang yang bernama Gustavo (Rodrigo Murray) untuk membunuh partner kerja nya. Saat sedang mengintai mangsa nya, ia menyaksikan kecelakaan mobil itu. Karena kasian, El Chivo memungut anjing Octavio yang terluka berat, serta merawatnya. Yang pada akhirnya, anjing itu membunuh semua anjing2nya.

Lalu apa yang terjadi? Bagaimana nasib kisah cinta Octavio dan Susana? Gimana keadaan Valeria setelah kakinya semakin parah dan gimana nasib Richie? Trus apa kelanjutan tindakan El Chivo?

What a film!! Sebuah cinematic experience yang seru banget. Waktu nonton gw jadi inget Babel, Vantage Point dan film2 dengan multi-plot gini. Walaupun multi-plot tapi ga dibikin bingung. Dan walaupun cerita nya terkesan berdiri sendiri, Innaritu menyelipkan adegan2 antara satu cerita dan cerita lainnya dengan sangat baik, seperti sebuah kebetulan.

Anjing dalam film ini bisa dibilang memegang peranan penting. Apakah di sana (Meksiko) sangat mengagungkan anjing? Ga tau juga sih. Tapi dalam film ini terkesan anjing2 itu juga turut mencerminkan cerita nya. Seperti cerita pertama, anjing Octavio, yang harus ber struggle melawan anjing2 lainnya, sama seperti Octavio yang harus berjuang melawan nafsu nya terhadap Susana. Serta Richie yang terperangkap di bawah lantai, sama seperti Valeria yang terperangkap dalam hubungannya dengan suami orang serta kondisi nya yang ga bisa jalan. Hahaha maksa banget, tapi ya itu yang gw tangkep. Tapi kayaknya emang bener sih kalo anjingnya juga merefleksikan kehidupan masing2 karakter.

Ya walaupun gw bukan fans besar kamera handheld tapi gapapa lah buat film ini, kerasa kok atmosfir 'beneran'nya. Terus musik nya juga oke, hiphop gemana gitu hahaha apa coba. Tapi penghubungan cerita nya gak maksa, kayak Crash gitu, mengalir gak kayak sungai Ciliwung (oke, stop). Tense nya juga kerasa banget di film ini, entah kenapa ya, padahal gw nonton, malem2 lagi, udah rada ngantuk tapi gw ga bisa berhenti nonton, seru aja ngeliatnya. Pengen tau akhirnya gimana.

Gael Garcia Bernal, seperti biasa berakting baik disini. Dia mungkin menjadi promising actors di 20-30 taun kedepan. Dia bisa berakting apa aja kayaknya. Terus gw juga suka akting nya Goya Toledo yang jadi Valeria, biasa sih, cuman cukup bikin merinding juga pas dibagian akhir babak ke 2 nya itu. Trus juga Emilio Elchevarria yang jadi El Chivo cukup menarik perhatian, apalagi pas adegan dia nangis terakhir. For the rest of the cast, good job.

Salut deh buat Innaritu (gw suka banget nyebut namanya hahaha) serta semua cast dan crew yang udah mampu membuat gw wide awake dengan segala keseruan film nya. Gw udah megang 21 Grams, salah satu film nya juga yang dibintangin sama Naomi Watts & Benicio Del Toro. Dan gw gak sabar buat merasakan lagi sense of Innaritu di film itu.

In conclusion: very smart movie. Yes, heartbreaking, but its reality. Must-watch but NOT FOR DOG LOVERS. Again, NOT FOR DOG LOVERS. Karena banyak adegan2 brutal serta disturbing images of dogs. Please jangan nonton buat yang sering menggembor2kan animal rights, gw ga mau lo muntah and planning to sue Innaritu and the film! Hahahaha lebay. Film nya bagus kok, sebuah renungan kalo not every things work as we have already planned it.

Rating: 8/10
PS: I just knew that I can make the picture bigger!

No comments:

Post a Comment